"gimana kondisi Emma, Ci?" tanya Audrey kepada sahabat nya, membuat Yusi berbalik dan tersenyum kearah Audrey.
"dia udah baikan Rey, lo sendiri gimana?" tanya balik Yusi kepada gadis yang akrab di sapa Rey.
"gue baik Ci, lo udah makan?" seraya mengambil kotak bekal yang ia siapkan saat dirumah untuk Yusi dan Emma, bekal makan siang yang ia masak sendiri dengan menu nasi goreng dan ayam semur.
"widihhhh, tau aja lo Rey gue belum makan" dengan cepat Yusi mengambil kotak bekal milik Audrey dan melahapnya dengan khusyuk.
"kasian temen gue belum makan, gara gara lo nih" Audrey mencubit halus Emma yang sedang tertidur pulas.
"lo jangan kasar ih sama bestie gue, kasian baru bisa tidur" seraya menjitak kepala Audrey, Yusi bangun dari singgasana nya.
"hehehe.... maap, lagian si Emma tidurnya pulas banget" Audrey cengengesan dan tidak lupa mengelus kepalanya yang di jitak oleh Yusi.
"gimana Stella?" pertanyaan spontan Yusi membuat Audrey beralih dari ranjang Emma dan duduk di samping Yusi.
"mati, Ci" kata Audrey sambil tetap menatap ranjang Emma.
"ohh... bagus deh" jawab Yusi lalu berdiri mencuci tangan usai menyantap masakan Audrey.
"tapi Ci, gue ngerasa ada yang janggal tau gak? gimana kalau Stella mati karna di tembak? bukan karna bunuh diri" Audrey menatap serius Yusi, membuat Yusi mengernyitkan dahinya.
"ya gak papa juga si, karma tuh, karna udah nembak si Miqi" Audrey terunduk mengingat sosok Miqi yang selalu menemaninya.
"Rey? lo udah dateng?" suara khas bangun tidur dari gadis yang berada di ranjang tersebut membuyarkan lamunan Audrey.
"udah bangun aja lo, gimana pala lo?" Yusi mengahmpiri Emma yang berusaha bangun dari tempat tidurnya.
"udah sehat, gue mau pulang aja deh, capek tidur disini, gak nyaman" rengek Emma kepada kedua sahabatnya.
"iya, makanya gue dateng jemput lo Emma" Audrey bangun dari duduknya, lalu membereskan barang barang milik sahabatnya.
"lo siap siap gih, gue bawa mobil buat anter lo pada balik" sambung Audrey yang masih membereskan barang barang.
setelah semua urusan selesai, ketiga sahabat itu pun berjalan keluar Rumah Sakit, dengan Emma yang di papah oleh Yusi dan Audrey yang sibuk membawa barang bawaan kedua sahabatnya.
barang Emma dan Yusi hanya berupa tas dan pakaian kotor mereka berdua, karna Yusi dan Emma hanya menginap 2 hari di Rumah Sakit.
"gue yang di tembak, lo yang sakit, heran gue Ma" celetuk Audrey memasuki Mobil nya dan duduk di kursi pengemudi.
"gimana gak pingsan Rey, syok berat gue denger lo di tembak, masa sahabat gue satu metong shay" canda Emma yang di lanjut tawa renyah oleh kedua sahabatnya.
15 menit perjalanan Audrey dan kawam kawan membawa Emma ke rumah singgah sana nya, maklum Emma tinggal sendiri dikarenakan orang tuanya yang sibuk perjalanan bisnis.
"kasian juga lo, kaya tapi kesepian neng" sambil turun dari mobil, Emma terkekeh mendengar hinaan dari mulut Yusi.
"biarin, kaya tuh enak tau" tak mau kalah, Emma melanjut cercaan Yusi.
"udah udah, lo bisa tinggal sendiri gak? kalau gak gue sama Uci nemenin lo sampai pulih" Audrey menyudahi candaan sarkas dari kedua sahabatnya.
"emang lo bedua gak punya kehidupan yang laen apa? ngurusi gue mulu, lagian gue udah istirahat di Rumah Sakit 2 hari, aman kok" kalimat penenang Emma dengan sedikit nyolot.
"nih bocah bukannya bersyukur malah nyolot juga" Yusi kesal dengan perkataan Emma lalu menjitak kepala Emma dengan tangan kanan nya.
"yaudah, kalau gitu gue sama Uci pamit yah, baek baek lo, kalau ada apa apa jangan lupa berkabar" Audrey mengambil alih tangan Yusi dan mengajak nya pulang, agar Emma bisa beristirahat dengan tenang tanpa pertengkaran kecil diantara kedua sahabatnya.
"iyeee aman bu bos, makasi banyak Ci, Rey" sambil melambaikan tangannya Emma mengucapkan terimakasih kepada kedua sahabatnya.
kemudian Audrey dan Yusi pergi meninggalkan kediaman Emma, setelah itu Audrey menancapkan gas menuju kerumah Yusi.
"gimana, lo sama kenken?" Yusi memulai percakapan dengan menanyakan kabar Audrey dan tunangannya Kenzo.
"baik Ci, gue sama Kenzo baik baik aja, akhir tahun dah mau nikah" sontak kabar itu membuat Yusi tesedak dengan ludahnya sendiri.
"bangsat, lo mau ninggalin gue sama Emma, Rey?" Audrey terkekeh mendengar kalimat kasar.
"gitu deh Ci, bonyok gak mau gue ama Kenzo lama lama pdkt, katanya biar gue ada yang jagain" Yusi tersenyum lalu memegang bahu Audrey yang sedang menyetir mobil.
"gue bangga Rey sama lo, lo bisa laluin semua ini, gue yakin Kenzo bisa jagain lo" Yusi tersenyum seraya mengacak rambut Audrey.
"bisa aja lo mblo, gue doain lo sama Emma cepet cepet dapat pacar deh biar kita bisa triple date" seketika senyum Yusi luntur, perubahan ekspresi yang di alami Yusi membuat Audrey tersadar.
"gue mau balik jepang Rey, nyokap gue drop lagi" Yusi tertunduk memikirkan nasib Ibu nya yang sedang sekarat melawan kanker yang ia dapatkan sejak Yusi masuk SMA.
"gue tunggu lo di sini Ci, gue yakin lo, nyokap, dan bokap lo bakalan kuat hadapin cobaan ini, gue selalu tunggu kabar baik lo Ci" ucapan Audrey bagaikan suntikan penyemangat bagi Yusi, yang membuat Yusi kembali tersenyum.
"panjang banget ngalor ngidul, dah sampe rumah lo nih, salam sama bokap yah Ci" Audrey menyudahi percakapan haru tersebut dan dilanjut Yusi yang turun dari mobil Audrey dan melambai masuk ke dalam rumahnya.
saat mengendarai mobil menuju kediamannya, tampak samar samar ia melihat mobil Kenzo tepat di depan mobil Audrey, dengan senyum simpul Audrey mengikuti kemana mobil Kenzo pergi.
tak ingin ketahuan, Audrey berusaha menjaga jarak dengan memperlambat kecepatan mobilnya.
sambil tertawa kegirangan Audrey ingin memberi surprise agar kenzo terkejut melihat kehadirannya secara tiba tiba, ia tersenyum dan tertawa bahagia ketika melihat wajah kulkas 35 pintu itu kaget dan segera memeluknya.
tapi khayalannya tiba tiba buyar dikarnakan realita yang terjadi, dimana Kenzo memarkirkan mobilnya ke salah satu hotel berbintang yang cukup ternama.
"ngapain si kunyuk mampir ke hotel?, perasaan ga ada acara apa apa dah" Audrey dengan hati hati memarkirkan mobilnya ke toko seberang agar tak terdeteksi oleh Kenzo.
terlihat Kenzo yang langsung menaiki Lift yang di temani oleh petugas hotel dan hilang dari pandangan Audrey.
Audrey yang sudah mulai curiga tetap menunggu Kenzo turun dari lantai atas dan ingin segera mencaci makinya, membuat Audrey semakin tak menahan emosinya.
dengan tak sabaran, Audrey mengahmpiri meja Resepsionis dan bertanya perihal kamar yang di pesan atas nama Kenzo.
"kamar atas nama tersebut tidak ada dalam draft kami bu, mungkin ibu salah orang" dengan ramah sang resepsionis menjawab pertanyaan terburu buru Audrey.
tidak ada cara lain untuk membongkar semua ini, terpaksa Audrey harus menggunakan cara kotor untuk meminta nomor kamar Kenzo.
"halo, lo bisa nolongin gue gak?"
HAY HAY HAYYY EVERYONEEEEE!!!!
GIMANAA?? INI PART YANG KALIAN TUNGGU TUNGGU YAAA
HAPPYY READING YAAA GUYSSSMAAF NUNGGU LAMAAA PKOKNYA I LOVE YOUUU
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT NYA YAAAA ALL
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S NEW AUDREY
Teen FictionSeorang gadis yang begitu di benci satu sekolah,karena tingkahnya yang membuat siapa saja benci kepada AUDREY STEFANI WELSON. Siapa yang tak kenal dengan nya? queen bullying SMA ERLANGGA,audrey akan membully setiap siswi yang berani mendekati lelak...