🌚SEMBILANBELAS☀️ (sudah revisi)

8.4K 313 6
                                    

"Iya mas. Haura memang sudah dewasa. Tapi bagi Zulfa, Haura tetep putri kecil Zulfa yang cerewet." Balas Zulfa sembari terekekeh. Pandangan yang tak luput dari putri kecil nya yang tengah tersenyum itu.

"Benar. Haura tetap menjadi putri kecil kita" Kata Abizar dengan senyuman penuh ketulusan. Laki laki itu masih senantiasa melihat ke arah anak nya dengan merangkul pundak sang istri.

Tiba tiba saja, Keizya menghampiri kedua orang itu. Dia langsung saja memeluk kedua nya. Abizar dan Zulfa pun kaget. Namun tak urung memeluk putri kecil mereka.

"Aba umma....." Lirih Keizya menahan isak tangis nya. Kedua orang ini sangat berarti di dalam hidup nya. Semua orang disana pun ikut terharu.

"Makasih udah mau besarin Haura sampai Haura sebesar ini. Haura minta maaf kalau Haura banyak salah sama umma dan aba. Haura minta maaf karena belum menjadi anak yang baik." Kata Keizya sambil mentap mata kedua orang tua nya.

Zulfa menggeleng sekaligus dengan air mata yang jatuh. Zulfa langsung saja mendekap hangat tubuh kecil Keizya.

"Anak umma udah jadi yang terbaik. Haura ngga boleh bilang kaya gitu. Umma bangga punya Haura dalam hidup umma. Sama kaya bang Milan, Suci juga Khania. Kalian sama sama anak umma yang uma sayang" Balas Zulfa sembari menangkup pipi Keizya.

Merasa nama nya di sebut, Khania dan Suci beranjak dari tempat nya dan menuju Zulfa. Mereka tersenyum menatap wajah cantik dan mata teduh itu. Jiwa keibuan Zulfa memang terlihat. Wanita itu sangat penyayang.

"Nia sayang sama umma" Ucap Khania seraya memeluk Zulfa.

"Suci juga sama, sayang umma" Suci juga melakukan hal yang sama.

"Haura, dan kita semua sayang sama umma." Keizya juga ikut memeluk Zulfa. Kini Zulfa di keliling tiga orang gadis cantik. Putri putri nya. Mereka besar di hadapan Zulfa. Walaupun Khania dan Suci bukan anak kandung nya namun Zulfa sudah menganggap mereka sebagai anak kandung nya sendiri.

"Uma juga sayang sama kalian" Kata Zulfa sembari mengelap air mata yang berada di sudut matanya.

"Aba juga ikutan deh" Abizar pun memeluk istri dan ketiga anak nya. Persis seperti keluarga cemara. Keluarga yang bahagia, harmonis dan keluarga yang patut di contoh oleh keluarga keluarga lainnya.

"Sudah dong acara peluk pelukan nya. Kita foto bersama dulu." Ajak Rica yang sedari tadi memperhatikan adegan harmonis di depan nya.

"Ya udah. Ayo kita foto." Zulfa pun melerai pelukan mereka.

Semua keluarga ikut berfoto di acara lamaran Keizya dan Reza. Semuanya turut berbahagia.

Namun satu jiwa yang sedang menunggu seseorang itu tiba. "Andai kalian ada disini. Aisa pasti akan jauh lebih bahagia." Gadis itu tersenyum kecut melihat keharmonisan keluarga yang berada di hadapannya. Walapun itu juga keluarga nya, namun mereka bukan orang tua kandung. Gadis itu juga ingin merasakan pelukan hangat seorang ayah dan kasih sayang seorang ibu.

Seorang lelaki itu terus memperhatikan gadis yang ia cintai. Seulas senyuman sendu ia terbitkan. Ia tau masalah gadis itu. "Saya pasti akan membuat kamu bahagia, Rumaisa." Gumam laki laki bertubuh tinggi dengan paras yang tampan.

******

"Usul Khania benar juga. Gimana?, kalian pada setuju ga?" Tanya Abizar pada mereka semua. Sekarang keluarga Keizya, Khania dan juga Reza tengah berunding masalah pernikahan.

Dan Khania. Gadis itu sudah mengatakan usul nya untuk mengadakan acara resepsi berbarengan dengan acara pernikahan Keizya dengan Reza dan Suci dengan Milan.

"Ide bagus. Tapi apa ngga terlalu mendadak?" Ucap Joan.

"Tenang. Saya bisa minta tolong ke santri santri saya untuk membantu persiapan nya." Balas Abizar dan mereka semua manggut manggut mengerti.

Gus FARREL [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang