🌚END☀️

9.2K 288 21
                                    


assalamulaikum warahmatullahi wabarakatu


sebelum baca jangan lupa VOTE YAA!
⚠️HATI HATI TYPO BERTEBARAN⚠️

happy reading🍁

Hari ini, Farrel, Khania beserta Kae dan Kie akan berkunjung ke Ndalem. Terutama Khania yang sudah sangat merindukan tempat ia menimba ilmu kurang lebih setahun disana.

Sepasang suami istri dan dua anak kembar, mereka keluar dari mobil yang Farrel kendarai.

Kae dan Kie melompat kegirangan. Ketahuilah, selama 3 tahun ini, Kae dan Kie jarang sekali dibawa keluar rumah oleh Farrel. Bahkan ke pesantren ini saja masih bisa di hitung jari. Memang Farrel sangat tertutup selama 3 tahun terakhir, tapi sekarang sudah mulai terbuka lagi.

"Kae...Kie...pelan pelan jalan nya" Tegur Khania lembut. Kaedzar dan Kiela menoleh kebelakang. Kedua anak itu tersenyum.

"Ok buna" Balas Kae dan Kie serentak. Mereka menuruti ucapan Khania, yang tadi nya berlari kini mereka berlajan.

"Ga berubah pesantren nya. Pohon mangga tempat aku manjet dulu masih ada ngga kak?" Tanya Khania seraya menelisik sekitaran pesantren.

"Masih. Kenapa?, mau manjet lagi?" Tanya Farrel gemas. Sebanyak ini manusia yang ada di pesantren, kenapa harus pohon mangga yang Khania tanyakan?.

Cengiran kuda khas Khania ia berikan. "Boleh deh nanti" Balas Khania setelah itu.

"Coba aja ya?. Ntar anak nya liat terus malah ngikutin gimana?. Gimana baba nya ga pusing coba?" Geram Farrel sedikit prustasi. Khania hanya tergelak tawa.

Tidak terasa mereka sudah sampai di rumah Ndalem. Kae dan Kie senantiasa di depan baba dan buna mereka.

"Assalamualaikum" Salam Khania dan Farrel bersamaan.

"Salamulaikum" Kae dan Kie meniru ucapan kedua orang tua nya.

Farrel dan Khania kompak menoleh,  mereka pun terkekeh pelan. Farrel mengusap kepala Kiela lembut dan Khania melakukan hal yang sama dengan Kaedzar.

"Pinter anak buna. Besok di benerin lagi ya cara pengucapan nya." Ujar Khania lembut di balas anggukan kedua anak itu.

Tidak lama setelah itu, terdengar jawaban salam dari dalam rumah.

"Waalaikumussalam" Jawab Aisha yang datang dari arah dalam.

"MasyaAllah. Kenapa diem di depan sih?, ayo masuk." Aisha menuntun mereka berempat masuk ke dalam rumah.

"Nek?" Panggil Kiela kepada Aisha.

"Iya sayang?" Sahut Aisha pula.

"Anggul" Cicit Kiela pelan. Kebiasaan Kie selalu di bawakan buah anggur oleh Aisha kini buah itu menjadi buah favorit nya. Kie beranggapan, dimana ada Aisha maka disitu ada anggur.

"Oh iya nenek lupa. Sebentar ya cantik" Aisha segera ke dapur dan mengambil sekeranjang anggur.

Aisha kembali dan Kiela langsung melahap anggur anggur itu. Sedangkan Kaedzar sebalik nya, Kae tidak suka anggur.

"Kie suka anggur ya umi?" Tanya Khania sedikit kecewa karena dirinya belum mengetahui banyak soal Kie maupun Kae.

Aisha duduk di samping Khania. Ia mengelus lembut tangan menantu nya itu. "Iya sayang. Ngga apa apa ya?, namanya Nia juga baru sadar. Oh ya, Kie emang suka banget sama anggur karna umi sering bawain anggur kalo ke rumah kalian." Jelas Aisha seakan tau kekecewaan yang tersirat di wajah Khania.

Gus FARREL [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang