🌚EMPATPULUHDELAPAN☀️

6.4K 278 34
                                    


assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

jangan lupa VOTEE sebelum bacaa!!!
⚠️HATI HATI TYPO BERTEBARAN⚠️

happy reading🍁




Khania memasuki ruangan Farrel seraya membawa piagam penghargaan dan buket bunga yang ia dapatkan di hari kelulusan ini.

Sebenar nya di luar ada Haidar dan Aisha yang ikut dengan Khania kesini. Tapi yang masuk ke dalam ruangan Farrel hanya Khania sendiri.

"Kak...hari ini hari kelulusan aku. Dan aku, dapat nilai terbaik. Bangga ga sama aku?" Ujar Khania di akhiri kekehan.

"Seharus nya kakak ada dampingin aku tadi, terus kita foto bareng." Khania mulai mengelus tangan Farrel.

"Ntar lagi aku lahiran. Aku bisa ngga ya lahirin anak anak kita?. Kalau aku ga bisa gimana kak?. Aku liat liat di web, rentan kalau hamil muda dan susah lahiran." Curhat Khania pada Farrel.

"Makanya, kakak cepet sadar biar bisa nemenin aku lahiran. Bangun ya kak?. Aku harap kakak mau dengerin permintaan aku kali ini." Khania mencium punggung tangan Farrel.

"Kak, tadi Hala minta maaf lho sama aku. Dia minta maaf karena udah gangguin aku dulu. Katanya, nanti kalau kakak udah sadar, dia juga bakal minta maaf ke kakak. Dia juga doain kakak, sekarang aku temenan sama Hala. HAHAHAHAHA, baik banget orang akhir akhir ini sama aku. Aku bersyukur banget." Cerita Khania lagi. Hala tadi memang minta maaf padanya. Setelah kelulusan ini mereka mungkin akan berpisah. Tapi, Hala berkata akan menetap di Ndalem selama beberapa tahun kedepan.

Saat ia tengah mengamati wajah Farrel, tiba tiba saja perut Khania merasakan sakit yang luar biasa. Tidak, jangan bilang dia akan lahiran?. Bukakah tanggal HPL nya 1 minggu lagi?.

Khania mencengkram erat tangan Farrel bahkan tangan lelaki itu sampai memerah. Khania meraba raba meja di samping kasur Farrel dan tanpa sengaja teko air di atas meja jatuh dan pecah sehingga menimbulkan suara.

Sontak, Haidar dan Aisha yang mendengar suara pecahan kaca di dalam segera masuk. Ia melihat Khania sedang merintih kesakitan.

"Umii..perut Nia sakit umi" Adu Khania seraya mencengkram erat tangan Farrel yang belum ia lepaskan.

"Abi, kaya nya Nia mau lahiran deh." Ujar Aisha seraya membantu Khania duduk dengan baik.

"Tolong Nia umi, abi" Ucap Khania merintih.

"Kita ke rumah sakit sebelah tempat biasa kamu kontrol." Dengan kekuatan yang masih terjaga, Haidar menggendong tubuh Khania ala bridal style. 

Haidar menggendong Khania sedangkan Aisha mengabari semua keluarga. Aisha juga menelpon Reza untuk menjaga Farrel sementara.

Jika Haidar sudah duluan membawa Khania, maka Aisha masih di ambang pintu hendak keluar.

Langkah nya terhenti kala mendengar suara yang selama 7 bulan ini tak ia dengar.

"Arsyifa" Gumam lelaki yang sedang memejamkan mata nya itu. Farrel, ya Farrel sadar. Laki laki itu benar benar memanggil Khania dengan nama kesayangan nya.

Aisha menutup mulut tak percaya sekaligus air mata yang mengalir secara tiba tiba. Perlahan, Aisha melangkah mendekati Farrel.

"Bang..." Panggil Aisha dengan suara pelan. Ia takut hanya berhalusinasi tadi.

Mata yang selama 7 bulan itu terpejam, kini perlahan terbuka. Farrel menetralisir samar sama cahaya yang masuk.

"Umi..." Suara Farrel terdengar serak.

Gus FARREL [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang