🌚TIGA☀️ (REVISI)✅

10K 480 1
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

ga banyak basa basi, ayoo langsung bacaa ajaa. sebelum itu ayoo tinggalkan vote kaliann yaa, terimakasihhh💐🥰

🌷🌷🌷


Plak

Satu tamparan berhasil Riswandi layangkan pada
wajah anak gadis nya. Ya, siapa lagi kalau bukan Khania Arsyifa.

Dan Khania, gadis itu diam tak memberontak. Menerima semua hukumannya. Tidak seperti biasa, gadis itu diam tak bersuara.

"Khania Arsyifa. Putri dari bapak Riswandi Narendra dan ibuk Rica Ayudia. Apa ini yang kami ajarkan padamu? Keluar malam malam tidak jelas seperti tadi. Apakah uang yang kami kasih tidak cukup sehingga kamu meminta kepada orang lain secara tidak layak? Dimana harga dirimu sebagai wanita Khania Arsyifa?" amarah Riswandi mengebu. Wajah nya memerah akibat menahan emosi.

Keizya sudah bercerita, tetapi belum sampai selesai, dan Riswandi sudah mengambil tindakan untuk gadis itu.

"Dimana Khania Arsyifa? Apa yang terjadi jika Milan tidak datang tepat waktu? Apa yang akan terjadi pada anak seorang CEO yang namanya sudah tersebar luas? dimana harga diri kita akan di letakkan Khania?" tanya Riswandi lagi. Sungguh wajah nya tak bersahabat sekali.

Rica, Keizya, Suci, dan Milan ada disana. Tapi mereka tidak bisa melakukan apapun. Selain diam, dan berharap sesuatu yang buruk tidak akan terjadi. Masalah nya, Riswandi kalau marah tidak main main.

"JAWAB KHANIA!" Riswandi mengebrak meja hias di samping nya. Suara itu sangat besar membuat mereka yang ada di sana terkejut mendengarnya.

"Ma-af" cicit Khania di sertai air mata yang mengalir.

"Yah, tenang dulu. Kei belum selesai bicara" cegah Keizya. Gadis itu takut kemarahan Riswandi mencapai puncak nya. Sungguh mereka tak menginginkan itu terjadi.

"Cukup Keizya. Biar ayah saja." Riswandi mengisyaratkan tangannya agar Keizya diam. Dan sang empu pun tak berani melawan jika sudah begini.

"Fine. Sekarang kamu bereskan barang barang kamu. Keputusan ayah sudah bulat, malam ini kamu ayah masukan ke pesantren " putus Riswandi kemudian mendudukkan dirinya di atas sofa. Lalu memijat pangkal hidung nya yang terasa sedikit sakit. Kepala Riswndi rasanya berdenyut nyeri akibat perbuatan Khania malam ini.

Mereka yang mendengarnya disana membelakkan mata. Pesantren? Khania? Apa jadi nya gadis itu.

"Yah. Nia mohon, jangan masukkan Nia ke penjara suci itu. Nia janji deh ga kaya gitu lagi." Khania segera bersimpuh di hadapan ayahnya.

"Yah. Ayo lah, Nia janji ga bakal keluar malem lagi. Yah, Nia mohon. Nia ga bisa tinggal di dalam penjara suci itu." ucap Khania lagi.

"Tidak ada bantahan. Atau kamu tidak usah sekolah sekalian?" keputusan Riswandi tidak bisa di ganggu gugat.

"Ayah. Nia janji jadi anak yang baik. Tapi, jangan masukkan Nia ke sana yah." gadis itu memohon terus memohon. Air mata nya sudah jatuh kembali.

"Cepat bereskan barang barang kamu. Kita pergi malam ini juga." ujar Riswandi membuat tangis Khania semakin menjadi.

"Mas, apa ngga terlalu cepat?" tanya Rica kaget. Apakah suaminya itu sedang bercanda. Ini sudah pukul 11 malam. Pesantren mana yang mau menerima tamu malam malam begini.

"Kamu mau dia terjerumus lebih dalam lagi?" tanya Riswandi balik. Sudah berkata seperti itu, Rica tidak dapat berkata kata lagi. Dia seperti gagal menjadi ibu yang baik.

Gus FARREL [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang