🌚TIGAPULUH☀️ (sudah revisi)

6.2K 270 14
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Sebelum baca jangan lupa vote yaa!!🙏

Happy reading💐

🍁🍁🍁

Malam hari ini Paris terlihat sangat indah. Ketiga pasangan serasi ini juga terlihat bahagia bersama pasangan mereka masing masing.

Kota Paris akan menjadi saksi keromantisan cinta mereka. Sesuai dengan julukannya kota yang romantic, disini memang banyak orang orang yang melakukan hal romantis.

Khania dan Farrel berdiri di bawah menara eiffel yang menjulang tinggi. Memang banyak manusia yang sedang beradu cinta. Entah lah apa yang mereka lakukan di tempat sebagus ini.

Sedangkan kedua pasangan lainnya tengah membeli makanan ringan untuk mereka semua. Ya. Milan bersama Suci dan Reza bersama Keizya.

"Kak. Aku ga nyangka deh bisa sampai sini." Ujar Khania sembari menatap takjub menara eiffel yang berada di hadapannya.

Farrel tersenyum. Kemudian mengacak gemas khimar Khania. Kalau boleh jujur, Khania terlihat sangat cantik malam ini. Bahkan banyak lelaki parisian yang memandang takjub gadis nya.

Nah, kan baru juga saja di bilang. Segerombolan laki laki menggunakan jaket tebal melewati mereka. Ketiga laki laki itu terus saja memandang istri nya dengan takjub.

"Ck. Saya harus belikan kamu cadar disini, Arsyifa" Ujar Farrel sedikit kesal. Kalau soal Khania katakan saja Farrel pelit. Farrel tidak ingin kecantikan istri nya dilihat banyak orang. Kalau bisa, hanya dirinya saja yang bisa menikmati kecantikan Khania.

Khania, gadis itu menoleh. "Kenapa,hm?" Tanya Khania.

"Laki laki ajnabi itu ngeliat kamu sampai leher nya mau putus." Tutur Farrel kesal. Khania tertawa melihat nya.

"Kakak cemburu?" Tanya Khania menggoda suami nya.

"Kamu pikir?" Tanya Farrel ketus. Khania sendiri terkekeh mendengar nya. Ternyata suami nya yang terkenal cool itu bisa berbicara ketus juga.

"Kenapa ketawa?" Tanya Farrel lagi.

Khania mengehentikan tawa nya. Ia mengusap pelan pundak kokoh milik Farrel. Farrel sendiri merasakan dejavu. Ya, dia pernah merasakan ini di alam mimpi dulu.

"Kak. Mau gimana pun mereka mandang aku. Aku ngga bakal tertarik sama mereka. Mau mereka orang Paris kek, orang Amerika sekalipun, aku ngga peduli. Karena aku udah punya pangeran surga kaya kakak. Jadi ga peduli deh mereka mau suka ataupun kagum sama aku. Kakak tenang aja, sejuah manapun hati aku berlabuh, pelabuhan aku cuma kakak. Kakak jangan takut cinta ini akan terbagi. Hmm...maybe bakal terbagi. Nanti sama anak laki laki aku." Ujar Khania lembut. Farrel terkesima dengan sosok Khania di hadapan nya ini.

"Pinter ya sekarang bicara nya?" Farrel menarik pinggang gadis itu hingga kening mereka menyatu. Nafas kedua nya bersatu dan hidung mancung mereka juga bersentuhan.

"Kak. Ini di luar, maluu." Cicit Khania. Tidak tahu kah suami nya itu bahwa mereka sedang berada di tempat umum. Bahkan banyak pasang mata yang memandang mereka.

Farrel menormalkan kembali suasana. Oke, dia lupa bahwa mereka sekarang tengah berada di depan banyak orang.

"Astagfhirullah. Lo masih suci kan?" Tanya Milan yang baru saja datang. Ia menghampiri Khania. Sebenar nya mereka sudah lama tiba disana, namun hanya memperhatikan kedua insan yang sedari tadi menarik perhatian banyak orang. Pasangan Farrel dan Khania.

"Masih lah. Lo pikir?" Ketus Khania. Dia sedang menahan malu sekarang.

"Apaa iyaa?" Goda Milan dengan mata melirik Farrel. Farrel membalas nya dengan tatapan datar seperti tembok.

Gus FARREL [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang