🌚DELAPAN☀️ (sudah revisi)

8.6K 404 1
                                    

Tepat pukul 3 subuh Farrel bangun dari tidur nya. Berniat ingin melaksanakan rutinitas nya di pagi yang subuh ini. Sholat tahajjud, itu yang akan Farrel laksanakan.

Seusai membasuh muka dan berwudhu, pemuda berusia kurang dari 20 tahun ini menggelar sajadah nya lalu melaksanakan sholat tahajjud dengan khusyu.

2 rakaat sudah usai disusul dengan sholat witir 3 rakaat dan terakhir sholat istikharah yang abi nya usulkan.

Farrel mengadahkan tangan nya ke atas. Di antara gelap nya malam, butir butiran doa Farrel terdengar melintasi atap dunia. Mengadu dan meminta serta memohon kepada sang pencipta.

Seusai mengucapkan kalimat pujian kepada Allah dan bersholawat kepada baginda Rasulullah SAW, Farrel kembali berdoa.

"Ya Allah, sekiranya dia nama tidak di takdir kan untuk ku maka jauhkan lah kami, agar tidak terjadi kemaksiatan di antara kami. Dan sekiranya dia nama benar benar di takdirkan untuk ku maka dekat kan lah kami sesuai dengan syariat- Mu ya Allah. Hamba meminta petujuk karena sesungguh nya engkau lah sebaik baik nya pemberi petujuk."

"Perjodohan yang di berikan abi kepada hamba, berikan lah jawaban terbaik nya ya Allah. Gadis itu, sungguh kau lebih tau tentang nya. Gadis yang sama di masa lalu yang hamba pernah kagumi sesaat, tetapi setelah nya gadis mimpi mengambil tempat nya. Maka tunjukan lah kuasa mu ya Allah"

Farrel mengusapkan tangan ke wajah nya. Dia melamun sejenak dengan pikiran yang sudah kemana mana. Sesudah nya, Farrel beranjak mengambil Al-Quran dan mulai membaca nya hingga masuk waktu subuh.

*****

Mentari sudah terbit di sebelah timur. Burung burung berkicau membuat sebuah melodi yang indah. Sungguh nikmat Allah yang wajib kita syukuri.

Farrel akan memulai aktivitas mengajar nya hari ini. Hari pertama ia mengajar di pesantren milik kakek nya sendiri.

Farrel berjalan menuju kelas santriwati, karna dia di percayakan mengajar di kelas santriwati.

Sedangkan di sisi lain gadis cantik ini sedang berdebat dengan teman nya mengenai masalah jilbab.

"Udah ihh, Bel, gini aja, panas tau" Khania, gadis itu menggerutu. Sedari tadi dia terus di paksa oleh teman teman nya agar memakai jilbab yang menutupi dada. Tapi Khania malah menyampirkan nya ke bahu.

"Jelek kalo kaya gini. Udah di biarin aja" Abel mengembalikan bentuk jilbab Khania seperti semula.

"Kalian mau sampai kapan barantem nya?" Khansa menatap jengah kedua manusia di depan nya ini.

"Tau nih, ntar lagi masuk lho. Apalagi ada guru baru. Kalian mau kena hukum?" Imbuh Naswa juga menatap jengah kedua nya.

"Tuh Khania dengerin. Udah gitu aja" Ucap Abel.

"Apaan sih lo, liat aja nanti kalo gue gerah gue buka langusung." Khania yang kesal pun pergi mendahului teman tema nya. Bagaimana tidak, dia di suruh memakai baju seragam dengan rok serta jilbab putih. Jika Keizya dan Suci melihatnya, pasti kedua nya akan pangling. Gadis itu tambah cantik saja.

"Mau kemana?" Tanya Khansa melihat Khania yang berbelok ke arah kiri.

"Ke kelas lah. Nama nya juga mau belajar" Ketus Khania.

"Itu arah kelas santri, kita belok kanan" Khansa memberitahu dengan lembut.

"Ck, nama nya juga ga tau" Khania menggerutu lagi.

"Lo aja yang duluan. Ntar gue salah lagi" Titah Khania. Khansa geleng geleng kepala di buat nya. Dia pun berjalan di depan, disusul Syakilla, Naswa dan Abel. Khania sendiri berjalan di paling belakang dengan wajah yang ia buat sejutek mungkin.

Gus FARREL [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang