🌚EMPATPULUHTIGA☀️

5.3K 286 16
                                    

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

sebelum baca jangan lupa VOTEE YAAA!!
⚠️HATI HATI TYPO BERTEBARAN⚠️

happy reading🍁

Suara roda brankar rumah sakit beradu dengan ubin yang berada di bawah. Para suster dan dokter segera mendorong laju brankar yang di tiduri oleh Farrel menuju UGD.

"Silahkan tunggu di luar" Cegah salah satu suster saat Khania ingin menerobos masuk. Suster itu segera menutup pintu ruangan UGD.

Khania, gadis itu terduduk lemas di lantai. Baju nya yang berwarna biru muda sudah habis terkena darah Farrel.

"Kak Farrel...tolong selamatkan kak Farrel ya Allah" Ucap Khania sembari berdoa.

Zulfa datang dan langsung merengkuh hangat tubuh Khania. "Kamu yang kuat ya sayang. Percaya Allah ya?, Allah akan beri jalan keluar nya" Zulfa ikut menangis. Lihat bagaimana kondisi anak yang ia susukan dulu?. Lihat bagaimana berantakan nya kondisi Khania?.

"Kak Farrel umma" Raung Khania di dalam dekapan Zulfa.

"Iya sayang. Farrel di dalam kuat dan dia lagi berjuang. Lalu, bidadari nya dari sini juga ikut mendoakan ya?. Agar perjuangan dia tidak sia sia." Kata Zulfa lagi. Jika menanyakan dimana Aisha dan Rica?. Kedua wanita itu pingsan dan tentu nya di temani oleh suami masing masing.

Keizya datang bersama dengan Reza. Mereka tampak panik dan cemas.

"Umma. Suci drop" Ucapan Keizya, lagi lagi seolah bencana baru bagi Khania. Setelah Farrel lalu Suci?.

"Ya Allah. Terus gimana kondisi nya?" Tanya Zulfa ikuu cemas.

"Sama bang Milan umma" Jawab Keizya lirih.

"Titip Khania" Zulfa mempercayai Keizya dan Reza untuk menjaga Khania. Sedangkan wanita itu berlari menjauh dari sana.

"Kak Farrel bakal balik lagi kan?" Tanya Khania lirih di dalam pelukan Keizya.

"Iya. Kak Farrel punya kamu disini. Dia pasti bakalan balik" Jawab Keizya walapun dia sendiri tidak yakin. Entah lah, hanya kecil kemungkinan.

Ceklek

Pintu UGD terbuka. Lagi, brankar Farrel di dorong cepat membuat Khania dan Keizya berdiri.

"Sus. Suami saya mau di bawa kemana?" Tanya Khania heran. Ia masih meneteskan air mata.

"Maaf buk. Kondisi pasien memburuk. Kami akan membawa nya ke ruang ICU. Pasien membutuhkan perawatan intensif." Balas salah satu suster disana. Segera lagi, brankar Farrel di dorong cepat.

Khania menangis lebih kuat lagi. "Ini salah gue. SALAH GUEE!" Khania berteriak di akhir kalimat.

"Kita susulin kesana" Ujar Reza di angguki pelan oleh Keizya. Keizya merangkul Khania sedangkan ia di pegang oleh Reza. Jika di tanyakan apakah kondisi Keizya baik baik saja?, maka jawaban nya tidak. Dia juga ikut hancur. Fisik nya juga melemah.

Tiba di ruang ICU Khania tetap duduk diam sambil termenung di salah satu kursi.

"Ganti baju dulu sana" Titah Keizya lembut. Khania menggeleng tanpa menoleh. Keizya pun hanya bisa mengehela napas pasrah.

Pintu ICU terbuka. Dokter keluar membuat Khania dan Keizya bangkit dari duduk mereka. Sedangkan Reza sedari tadi hanya berdiri sambil bersandar pada dinding rumah sakit.

"Gimana keadaan suami saya dok?" Tanya Khania cemas.

Dokter laki laki bernama Arrayan itu menghela napas gusar. "Kondisi pasien memburuk. Terjadi benturan yang sangat keras di kepala dan mengakibatkan sesuatu yang fatal. Jalan satu satu nya adalah operasi." Jelas dokter Arrayan. Khania terjatuh di pelukan Keizya. Lagi lagi dia hanya bisa menangisi nasib nya.

Gus FARREL [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang