🌚LIMA☀️ (sudah revisi)

10K 418 1
                                    

"Udah umi. Ayo" Ajak Khania pada Aisha. Dia masih mengenakan pakaian tidur. Untung saja otak nya berpikir karena dia memakai jilbab bergo berwarna hitam.

Aisha yang sedang duduk di sofa langsung berdiri. Wanita itu tersenyum. "Mukennah nya mana cantik?" Tanya Aisha sambil mengangkat kedua alis.

"Ah, iya umi. Di masjid ada mukennah kan?, mukennah yang Khania bawa itu  warna nya pink, punya Keizya soal nya. Nia ga suka, umi." Jawab Khania dengan santai nya.

"Ya udah, kalo gitu pakai mukennah punya umi aja. Umi ambilin bentar ya" Aisha segera beranjak dari sana.

Selepas kepergian Aisha, Khania di kagetkan dengan kedatangan sosok pemuda tampan.

"Eh, ada ustadz tampan" Celutuk Khania sambil tersenyum manis.

Farrel diam tak mengubris. Pandangan nya tetap ke bawah. Khania yang melihat nya sedikit kesal. Laki laki itu tidak pernah menatapnya.

"Ustadz tampan, itu lantai nya bagus banget ya sampai diliatin gitu. Gue lebih cantik lho. Coba deh liat. Banyak lho cowok yang tertarik sama gue karna kecantikan gue yang palipurna bak bidadari dari kayangan. Masa ustadz engga sih?" Ucap Khania panjang lebar. Sekarang Farrel mungkin sudah men-cap nya sebagai gadis cerewet. Ya walaupun dia memang cerewet.

"Sayyidah Aisyah pernah berpesan: jangan kau merasa bangga dengan kecantikanmu sehingga kau di kejar ribuan lelaki. Itu bukan kemulianmu"

Suara Farrel itu mampu menghipnotis Khania. Dia terdiam seolah berpikir.

"Sayyidah Aisyah itu siapa?" Tanya Khania. Yang benar saja, dia tidak tau. Sebenar nya dia tahu, hanya lupa saja. Jujur, anak itu dulu anak baik baik.

"Humaira nya Rasulullah" Jawab Farrel.

"Humaira itu apa?" Tanya Khania lagi.

"Tanya umi" Jawab Farrel lalu beranjak meninggalkan Khania.

"Ishh...muka nya datar bangett" Gerutu Khania sambil menatapa kepergian Farrel.

"Eh, ini kak Khania ya?" Tanya seorang gadis cantik berbaju gamis dan jilbab panjang ini.

"Hm. Lo siapa?" Khania menjawab lalu bertanya.

"Oh. Lo istri nya ustadz tampan ya?. Hm gagal deh gue" Belum sempat gadis itu menjawab Khania lebih dulu menyela nya.

Gadis itu terkekeh. "Aku Farhana kak. Kakak bisa panggil aku Hana." Farhana menyulurkan tangannya pada Khania.

Khania menerimanya. "Lo, istrinya kan?" Tanya Khania lagi.

Farhana tersenyum sambil menggeleng. "Aku adik nya" Jawab Farhana membuat Khania kembali bernapas lega.

"Ohw. Kirain istrinya" Kata Khania sambil menyengir tanpa dosa.

Setelah itu, Aisha datang dengan membawakan mukennah berwarna hitam.

"Wahh, mukennah nya bagus umi." Khania segera mengambil mukennah itu dan memakai nya.

"MasyaAllah cantik nya" Puji Aisha menatap Khania takjub. Anak Rica satu ini benar benar cantik. Semoga saja akhlak nya juga cantik nanti.

"Iya dong umi. Khania gitu lho" Khania berucap bangga.

Aisha hanya geleng geleng kepala dan Farhana tersenyum tipis.

"Ya udah ayo kita masjid. Keburu telat" Ajak Aisha di angguki Khania dan Farhana.

******

"Umi disini rame banget" Khania menatap sekeliling nya.

"Jam segini biasanya Khania masih tidur nyenyak, terus lagi mimpi ketemu pangeran tampan." Ucap gadis itu memberitahu. Memang benar, tapi tidak apa apa. Suatu kemajuan Khania bisa bangun subuh seperti ini.

Gus FARREL [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang