🌚EMPATPULUHTUJUH☀️

5.7K 260 12
                                    

assalamualaikum warahamatullahi wabarakatu

sebelum baca jangan lupa VOTEE!!
⚠️HATI HATI TYPO BERTEBARAN⚠️

happy reading🍁

Suci meninggalkan mereka semua itu benar benar nyata. Dia sudah kembali kepada Allah, ternyata Aqil benar benar merindukan Suci atau Aisa.

Semua orang duduk di depan gundukan tanah yang terdapat batu nisan bernama lengkap Suci Khayira Rumaisa. Suci di makamkan tepat di samping makam Aqil, kembaran nya.

Khania dan Keizya masih tidak menyangka. Benar benar tidak ada di dalam ekspetasi mereka. Suci meninggalkan mereka?. Lalu, bagaimana dengan janji janji dan impian yang mereka rajut dari jauh jauh hari?.

Air mata terus mengalir dari sepasang suami istri. Adrian dan Raisa. Sejuta penyesalan mereka rasakan. Selama 9 tahun ini mereka kemana?. Membiarkan putri semata wayang mereka hidup tanpa ada orang tua?. Sekarang saat mereka sudah menyadari nya, mereka terlambat. Suci terlalu lelah untuk menghadapi semua masalah nya. Yakinlah, penyesalan akan selalu menghantui mereka.

Milan?, dia juga termasuk ke dalam daftar orang orang yang merasakan kepergian Suci. Milan menatap gundukan tanah yang berada di hadapan nya dengan tatapan kosong.

Rumaisa nya pergi untuk selamanya?. Meninggalkan dia juga anak mereka?. Alvaz yang baru berusia 3 hari sudah harus menjadi anak piatu. Lalu apa yang akan Milan katakan pada Alvaz ketika anak itu sudah dewasa nanti?. Alvaz akan tumbuh tanpa adanya seorang ibu?. Banyak pertanyaan yang ada di pikiram Milan. Apa ia bisa menghidupi anak nya sendiri?. Alvaz akan tumbuh tanpa didikan seorang ibu dan hanya seorang ayah?. Malang sekali nasib bayi yang tidak berdosa itu.

Keizya mengelus pundak Milan yang terlihat kokoh namun nyatanya rapuh bahkan sangat rapuh.

"Bang?. Udah ya, ikhlas. Suci, dia udah bahagia disana. Jangan sedih berlarut kaya gini. Abang masih punya Alva yang membutuhkan abang." Keizya berusaha memberikan ketenangan pada Milan walaupun dia juga sedang bersedih.

Milan menggeleng sesekali menghapus air mata yang tanpa izin jatuh.

"Kuat, Lan" Kata Reza sembari menepuk pundak Milan, sahabat nya. Reza tau Milan sedang berduka cita. Reza paham betul sifat Milan. Laki laki itu pasti akan menjadi manusia batu seperti dulu. Hanya Suci yang bisa mencairkan sifat dingin dan kepala batu Milan.

"Gue gak bisa" Akhirnya Milan buka suara. Ketahuilah, dari semalam dia tidak berbicara pada siapapun. Dan baru kali ini berbicara namun nada nya terkesan berbeda.

"Nak...anak umma pasti kuat. Alva butuh seorang ayah disini." Zulfa memeluk putra nya dari samping.

Tidak kuasa lagi, Milan segera memeluk wanita yang sudah melahirkan nya itu. Milan menangis pilu disana dan semua yang melihat ikut menitikkan air mata.

Khania menangis di pelukan Riswandi, Keizya menangis di pelukan Reza. Bahkan Zemira pun ikut menangis di pelukan Rica. Sedangkan Alva tidak ikut ke prosesi pemakaman sang ibu. Ia di rumah bersama Farhana yang menjaga.

"Suci beneran ninggalin kita, yah." Lirih Khania di sela sela air mata yang mengalir. Riswandi ikut menitikkan air mata lalu mengelus sayang punggung anak nya.

"Ikhlas ya?. Uci udah bahagia" Kata Riswandi.

Khania menggeleng. Boleh ia menantang takdir?. Boleh ia berkata dunia tidak adil. Masalah Farrel belum selesai namun sudah ada musibah baru. Suci, perempuan itu meninggalkan mereka semua dengan sejuta kenangan yang ia berikan. Khania ingin melawan takdir, berteriak bahwa ia tidak ingin semua ini terjadi. Khania dan Keizya baik semua nya tidak akan bisa melupakan Suci dalam waktu sekejab.

Gus FARREL [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang