🌚ENAMBELAS☀️ (sudah revisi)

10.2K 393 6
                                    

Kata yang mungkin pas untuk Khania dan Suci sekarang adalah quality time. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama dibawah rindang nya pohon mangga.

Tidak ada Keizya untuk saat ini. Mungkin, Khania ingin berdua saja dengan Suci. Khania akan meminjam Suci kepada Keizya untuk hari ini. Dia akan bersenang senang dengan Suci tanpa Keizya. Sedikit menistakan Keizya, namun tak apa. Keizya sudah terlalau sering bersama Suci, apalagi semenjak dia masuk pesantren. Pasti Keizya mengambil seluruh perhatian Suci. Khania juga tidak mau dilupakan. Untuk saat ini, Khania ingin melihat sahabat nya bahagia. Tertawa dan bercanda bersama.

"Suci, kenapa langit itu indah banget ya?" Tanya Khania sembari bergumam.

Suci menoleh ke arah gadis itu. "Allah menyempurnakan nya, Khania. Langit biru itu memberikan kesan bagi setiap orang. Termasuk aku, aku suka banget sama langit biru, karena Aqil suka langit biru. Tapi, dulu aku suka warna abu abu kan?, itu dulu. Sekarang ga suka. Aku ga suka warna abu abu" Jawab Suci sembari menatap langit indah itu.

Khania refleks menoleh. Dia tau sebab nya. Dia tau segalanya. Khania tersenyum hangat dan mengelus pundak Suci. "Aqil udah bahagia" Bisik Khania tepat di telinga Suci. Suci menoleh lalu menganggukkan kepalanya.

"Kamu udah cinta sama gus Farrel?, eh tunggu dulu. Aneh ga sii kalau manggil nya gus?,karna dulu kebiasaan manggil abang" Kata Suci sambil terkekeh pelan.

"Itukan dulu. Sekarang beda dong." Sahut Khania dengan senyuman manis.

"Eh, aku itu kesel tau sama kalian. Masa, aku nikah kalian pada ga ngasih tau aku. Pas aku liat video yang gus Farrel kasih aku nangis tau. Apalagi pas liat mama. Duh, merasa jadi anak durhaka aku. Kalian siih, ngeselin...aku nikah tapi aku nya ga tau. Emang nya kamu mau kaya gitu?, tiba tiba dapet kabar udah jadi istri orang aja. Untung aja jadi istri nya gus Farrel. Gimana kalo istri nya ustadz Abdul?, duh amit amit jabang bayi." Celoteh Khania panjang lebar.

Suci terkekeh mendengar ocehan gadis itu. "Ya namanya juga udah jadi kesepakatan kita. Jadi minta maaf lah ya udah buat kamu kesel. Tapi, kesel nya terobati kan?." Suci menjawil dagu Khania sembari menaik turunkan alis nya.

"Hm. Iyaa siih. Tapi masih kesel. Tapi ga papa, Suci aku udah mau otw halal. Duh ga sabar juga nunggu Keizya sama bang Reza." Kata Khania sambil mengahayalkan Keizya menikah dengan Reza.

"Tuh si kompor kapan ya lamar si Keizya?" Gumam Khania tetapi dapat di dengar oleh Suci.

"Sabar. Kalau emang jodoh ga kemana" Balas Suci disertai senyuman.

*****

"Kalian kemana aja siih?, khawatir nih kita" Omel gadis yang mempunyai wajah cantik ini. Ya, ning Keizya.

"Ya maap atuh neng geulis. Kita teh tadi lagi quality time jadi hapunten ya" Khania mengeluarkan logat sunda nya. Entah dari mana ia belajar.

Keizya melipat tangan di depan dada laly memutar bola mata malas.

"Kamu kan udah sering banget sama Suci. Sekarang giliran aku" Khania memeluk manja lengan Suci. Suci pun terkekeh. Dia jadi rebutan disini. Sedangkan Keizya menatap kesal kedua orang di depannya.

Mata Khania melihat sosok lelaki tegap yang berdiri di depan pintu sambil bersedekap dada sembari tersenyum.

Mata Khania membola sekaligus berbinar indah. Lantas ia melepaskan pelukan pada lengan Suci dan berlari ke arah sosok pria itu.

"Abaaaa" Seru Khania sambil berlari. Tiba depan seseorang yang ia sebut aba itu, Khania langsung memeluk pria yang sebaya dengan ayah nya.

Dengan sigap, Abizar memeluk putri nya. Putri kesayangan nya. Anak cerewet nya dulu. Yang selalau manja pada nya.

Gus FARREL [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang