1. Teman

151 80 76
                                    

Saat kalian merasa kesepian, siapa yang menemani kalian? Jika kalian bertanya padaku, tentu saja sahabat.
Saat kalian kesusahan, siapa yang membantu kalian? Tentu saja sahabat.

Aku pernah mendengar seseorang berkata
"Sahabat akan selalu ada untukmu"

Aku selalu bertanya, apa perbedaan Teman, Pacar, dan Sahabat? Saat itu aku belum paham apa maksud dari ketiganya.

Tapi suatu saat, aku menemukan jawabannya. Pacar adalah satu orang yang membuat kita melupakan semua orang.

Teman itu, satu orang, bahkan sampai seribu orang pun bisa mengatakan jika mereka itu teman saat kalian sedang senang.

Tapi sahabat, dia orang yang salalu ada saat kamu senang maupun sedih.
Benar begitu?

Dan itulah alasan mengapa aku ingin bersahabat dengan seorang Bima Sakti Pranayudha.

Lelaki yang memiliki berjuta kelebihan, tapi dipandang dengan sejuta kekurangan. Lelaki yang menyukai musik, hujan, anime dan sajak. Lelaki yang sangat peka. Tapi tidak dengan perasaanku padanya.

Aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaan perempuan yang bisa memilikinya. Walaupun jujur, aku juga mencintainya. Tapi, apa itu salah? Akhh sudahlah lupakan.

Aku membayangkan wajah bahagia perempuan yang bisa memiliki Bima saja, sudah membuat hatiku sakit.

Hari ini, aku termenung di dekat jendela kelas. Aku tidak mendengarkan guru Ipa menjelaskan materi. Masa bodoh dengan itu, aku lebih memikirkan bagaimana perasaan Bima padaku. Apakah dia juga memiliki perasaan yang sama? Atau tidak?

"Ehh Ra, lo malah bengong. Mikirin apaan sih?!!" tiba-tiba teman sebangkuku membuyarkan lamunan.

"Gak mikirin apa-apa, Mengg," jawabku padanya.

Camelia. Gadis cantik yang bermata sipit, berkulit bersih, dan memiliki wajah yang imut. Camelia Putri, nama yang cantik, seperti orangnya. Tapi aku, dan teman-temanku yang lain lebih memilih memanggilnya Amengg. Entah karena apa aku bisa memberi nama itu padanya. Aku pun bingung.

"Lo mah, boong mulu," ucap Camelia lagi.

"Gue gak boong, Amengg," tukasku.

"Jelas-jelas tadi lo lagi bengong, pasti mikirin sesuatu." Camelia memperlihatkan senyum miring.

"Nggak, Camelia Putri," tukasku lagi.

"Serah lo ae lah," akhirnya Camelia kalah mengalah.

"Ngambek lo?" tanya ku padanya, karena sudah terlihat raut wajahnya berubah.

"Kagak," jawabnya singkat. Lalu memalingakan wajahnya.

"Yaudah kalo gitu," finalku.

Aku seperti itu bukan berarti tidak peduli, tapi Camelia memang tipikal orang yang saat dia sedang marah, tidak ingin diganggu. Jika dia diganggu, maka dia akan marah padaku selamanya. Dan aku tidak mau itu terjadi.

___♡♡___


"Zora Novalina!!!" terdengar suara seorang gadis yang sedang berlari kearahku. Dari suaranya saja, aku sudah bisa menebak itu siapa.

"Hmm," aku hanya membalasnya dengan dehaman.

"Ihhhh Raaa, tau gak??" gadis itu menggantung pertakataanya.

Dan aku, mau tidak mau harus menjawabnya. "Apa?"

"Gue jadian dong sama si Farel," ucapnya dengan antusias.

"Waww. Selamat ya..moga langgeng," balasku kemudian.

"Makasih Raaa," ucapnya sambil memelukku. Jelas aku merasa geli.

"Lepas dulu, Tenkk. Engap," ucapku meminta tolong untuk dilepaskan.

"Hehe...maap," dia hanya mengatakan itu dengan menyengir kuda.

Namanya Bilva, sering kami panggil Kotenkk. Entah karena apa, padahal aku yang memberikan nama itu. Lagi-lagi aku dibuat bingung dengan nama panggilan yang kubuat sendiri. Sifatnya kekanak-kanakan, nyebelin, kadang lucu, kadang juga bikin naik darah. Apalagi kalau udah mengeluarkan jurus andalannya; teriakan, dunia akan hancur setelahnya.

"Ini lagi di Kantin, jadi jangan teriak-teriak. Malu," tiba-tiba ada yang datang lagi rupanya.

Destya. Itu orang yang tadi berbicara. Temanku juga. Sebenarnya temanku itu banyakk, kapan-kapan aku ceritakan.

"Iya maap, Destyaa..." ucap Bilva merasa bersalah.

"Udah pada kumpul nih?" tanya Destya saat sudah duduk bergabung bersama kami.

Baiklah, akan aku perkenalkan satu persatu teman-temanku.

Cemelia yang duduk sebangku denganku. Yang memiliki mata sipit seperti orang India. Ehh China. Maaf lupa.

Bilva si buaya darat betina. Kalian bayangkan saja, dia memiliki banyak jejeran mantan. Dan sekarang, dia baru saja jadian dengan Farel.

Sauzan incaran para kaum Adam. Dia sangat cantik. Aku insecure padanya. Tapi, Camelia juga tak kalah cantik dengannya.

Alifahtu si Mbot yang baik. Kadang dia baperan sih. Hehe.

Destya si paling kang Gamon. Akhh rasanya Destya dan Bilva tidak ada bedanya. Sama-sama memiliki banyak mantan.

Dan satu lagi...

Kayla si Pentil. Aku berbicara fakta. Memang Kayla itu pendek, tapi pemikirannya yang paling dewasa diantara kami. Dan juga, kami tidak pernah memanggil Kayla dengan sebutan "pentil". Kami selalu memanggilnya dengan nama.

Kalian harus tau, aku tidak pernah pilih-pilih dalam berteman. Aku akan menerimanya bagaimanapun dia, karena didunia ini tidak ada yang sempurna, begitupun teman dan sahabat. Jika kalian mencari teman yang sempurna, kalian tidak akan mendapatkannya, karena semua orang pasti memiliki kekurangan.

Saat semua sudah terabsen, kami mulai makan. Hari ini adalah hari yang paling melelahkan. Karena di hari ini ada pelajaran Matematika 3 jam, dan IPA 2 jam. Bayangkan seberapa melelahkannya hari itu. Bagiku, Mtk dan Ipa adalah pelajaran yang paling menyebalkan. Ya, walaupun nanti saat aku SMA, aku akan memasuki jurusan itu--Ipa. Tapi biarlah.

Am I Selfish?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang