25. Meninggalkan(?)

45 41 17
                                    

Hai hai haiiiiiii
Gimana kabarnya hari ini? Baik semua, kan?

Janlup kasih bintangnya karena bintang dari kalian sangat amat berharga buat aku. N janlup koment, follow, dan share cerita ini ke temen-temen kalian.

Happy Reading♡♡

Author Pov:

Disini mereka sekarang berada. Ditempat yang terdapat hamparan rumput hijau yang segar dan terawat, beserta pepohonan rindang yang berjajar di sekelilingnya. Angin sepoi-sepoi meniup rambut sepunggung si gadis, gadis itu sangat cantik.

Bersama si gadis, ada seorang lelaki yang meletakkan kepalanya di pangkuan si gadis sambil memejamkan mata. Lelaki itu sangat tampan, dia sangat merindukannya karena sudah lama tidak bertemu. Sesekali gadis itu menyisir lembut rambut si lelaki dengan menggunakan sela-sela jari mungilnya.

Perlahan, lelaki itu membuka matanya. Dia masih bingung dengan pemandangan yang ada dihadapannya, ini seperti bukan dunianya.

"Long time no see, Bima..." ujar Yora lembut.

Ya, gadis itu adalah Yora. Dan lelaki yang meletakkan kepalanya di pangkuannya, adalah Bima. Mereka berdua bertemu, namun bukan di dunia nyata. Ini hanya mimpi Bima yang sedang koma. Dia bermimpi bertemu dengan sahabat yang sangat ia rindukan selama bertahun-tahun ini, Yora. Dia sangat merindukannya.

"Yora..."

"Iya Bima, ini aku. Kamu apa kabar?" tangan mungilnya sekarang mengusap-usap kepala Bima lembut.

"Aku baik. Aku kangen banget sama kamu..." masih dengan posisinya, Bima membalikkan kepalanya kearah perut Yora. Mendusel-duselkan hidungnya pada perut Yora membuat sang empunya geli.

"Hahaha..." tertawa ringan dengan lembut, "iya Bima, aku juga kangen sama kamu."

Bima duduk tegak disamping Yora yang juga duduk diatas hamparan rumput hijau. Kemudian, Bima memeluk gadis itu erat seperti tidak mau lagi kehilangan. Gadis di dalam dekapannya, membalas pelukan Bima tak kalah erat.

Berpelukan untuk melepas rindu satu sama lain, berpelukan untuk menyalurkan rasa sayang, dan berpelukan setelah sekian lamanya berpisah. Mereka berdua sangat menikmati pelukan itu.

Bima melepas pelukannya, kemudian menatap sendu kearah Yora. Gadis dihadapannya mengernyit tanda bertanya, "kamu kenapa, Bima?"

"Aku gak kenapa-kenapa, kok."

"Jujur sama aku, kamu kenapa?" tanya Yora sekali lagi.

"Gak pa-pa..."

"Bima, kamu gak mau bangun lagi? Kamu gak mau liat Zora lagi? Dia nangis mulu tiap kali liat kamu gak bangun-bangun." kata Yora menasihati sahabatnya.

"Nggak. Aku gak mau bangun, aku mau ikut kamu aja. Aku udah capek, Ra. Aku pengen istirahat." jawab Bima terlihat serius.

Mendengar jawaban itu, Yora terlihat tidak suka. Bukankah Bima sudah tahu jika dunia mereka sudah berbeda? Dunia mereka tidak lagi sama.

"Bima, kamu gak boleh ngomong gitu. Masih ada Zora, ayah-bunda kamu, sama temen-temen kamu yang selalu nunggu kamu buat bangun. Kamu mau bikin mereka semua sedih?" tanya Yora lagi.

"Aku pengen ikut kamu, Yora. Aku gak mau pisah sama kamu lagi. Ayo, kita mulai hidup baru disini. Berdua." jawab Bima.

"Nggak, Bima. Gak seharusnya kamu ada ditempat ini, kamu seharusnya ada disamping Zora. Dia butuh kamu, Bima..." ujar Yora lembut mencoba untuk membujuk Bima agar tidak ikut dengannya.

Am I Selfish?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang