9. Hari Kelulusan

80 64 28
                                    

Hai hai haiiiiii

Gimana sama hari ini?? Baik semua, kan??

Malem minggu nieh, kalian lagi malmingan nggak?? Kalo aku sih, nggak. Siapa juga yang mau ngajakin aku malmingan?

Yaudah ah. Gak usah banyak basa-basi, cuss langsung baca aja.

Tapi, sebelum baca, biasakan kasih bintang dulu ya...

Bintang dari kalian sangat amat berharga buat aku. Soalnya mau aku liatin ke ortu aku. Heheee

Jangan lupa vote, komen, dan bagikan ke temen-temen kalian. Jangan lupa follow aku jugaaaa

Bayyyyy

Happy reading

Sudah satu minggu terlewati setelah hari ujian kelulusan terakhir. Kini aku dan semua murid SMP Cakrawala akan lulus dan menjadi alumni.

Kami semua akan masuk SMA. Satu hal yang sangat kami nantikan akhirnya datang juga. Tepat hari ini, kami akan di wisuda. Semua orangtua dan wali murid akan melihat anak-anaknya di wisuda.

Semua orang merayakan kelulusan ini dengan hati gembira, tapi tidak denganku. Semua orangtua murid datang ke sekolah, tapi tidak dengan orangtuaku.

Padahal aku sangat menginginkan mereka datang ke sekolahku dan melihat aku yang akan di wisuda.

Karena orangtuaku tidak bisa datang--lebih tepatnya tidak mau-- jadi orangtua Bima yang menjadi wali ku.

Mereka sangat baik. Mulai dari SD sampai SMP, jika aku naik kelas ataupun di wisuda, mereka yang menjadi wali ku.

Para guru sempat bertanya padaku. Mereka bertanya kemana orangtuaku. Dan aku menjawab 'sibuk'.

Sebenarnya mau sibuk ataupun tidak, orangtuaku tidak akan mau datang. Mereka bilang, "kami tidak mau datang ke acara kamu. Kami tidak mau kamu membuat kami malu."

Seharusnya kelulusan adalah momen paling membahagiakan, tapi bagiku. Ini sangat menyedihkan. Tidak ada orangtua yang akan mendampingiku untuk di wisuda.

Jangankan wisuda, mengambil raport persemester saja orangtuaku tidak pernah datang. Jadi Bunda Rahma lah yang mengambilkannya.

Aku sudah menggunakan seragam wisuda. Kami semua--murid satu sekolah--menggunakan seragam yang sama.

Lalu para guru memberi instruksi kepada kami untuk baris dilapangan sesuai dengan kelas masing-masing.

Sementara para murid berbaris dilapangan, para orangtua dan wali murid duduk di kursi yang tersedia di tepi lapangan.

Beberapa saat kemudian, acara wisuda pun dimulai. Dari urutan acara pertama sampai urutan acara terakhir, kami semua mengikutinya dengan baik. Tidak ada masalah apapun saat acara wisuda berlangsung.

Kami melakukan wisuda tidak di gedung. Melainkan di lapangan sekolah yang luasnya bukan main. Jadi, disana saja sudah cukup. Tidak perlu menyewa gedung.

Setelah itu, seorang guru wanita setengah baya--kepala sekolah--naik keatas panggung. Dia akan mengumumkan juara kelas tahun ini.

Aku sangat tegang. Apakah aku bisa masuk 3 besar? Atau tidak. Semoga saja bisa. Aku sangat mengharapkan itu. Aku harus mendapatkan juara pertama. Jika tidak, aku akan membuat orangtuaku kecewa padaku.

"Dari kelas 9B. Juara ketiga. Jatuh kepada..." guru tersebut menggantung ucapannya. "Aditya Maulana."

Saat aku mendengar pemenangnya, membuat aku semakin tegang. Tidak apa jika tidak mendapat juara pertama, tapi setidaknya juara ketiga. Atau kedua.

Am I Selfish?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang