Hai hai haiiiiii
Gimana sama hari ini?? Baik semua, kan??Besok seninnnn. Pada sekolah nggak?? Bagi yg sekolah, semangat yaaaaaa
Btw, ini spesial chapter-nya Bilva ama Farel. Makanya aku kasih judul chapternya VAREL. Tpi masih ada karakter lainnya kok.
Janlup vote, komen, follow, n share cerita ini ke temen-temen kalian.
Happy Reading
●
●
Author side:
Hari Kamis pagi Farel sudah menjemput Bilva untuk pergi ke sekolah bersamanya. Mengantar-jemput Bilva ke sekolah sudah menjadi rutinitas hariannya. Farel terlihat sangat mencitai Bilva, begitupun sebaliknya.
Lelaki itu menghentikan motor sport-nya saat sudah sampai di halaman rumah kekasihnya yang sangat amat luas. Ya, keluarga Bilva juga termasuk keluarga konglomerat. Perusahaannya ada dimana-mana. Farel juga begitu, dia merupakan cucu satu-satunya dari keluarga Pratama. Katanya, nanti semua warisan akan jatuh ketangan Farel.
Kebayang gak tuh, segimana kaya-nya seorang Farel Anindita Pratama?
Farel membuka helm yang melekat dikepalanya, dan turun dari motor, setelah itu dia memencet bel rumah itu--tapi lebih tepat jika disebut mansion. Dua menit kemudian ada yang membuka pintu utama rumah milik keluarga Bilva. Ternyata seorang pria tampan--tangan kanan Papi Bilva--yang membukakan pintu untuk Farel.
"Tuan Farel, silakan masuk. Nona Bilva sudah menunggu didalam," ucap pria tersebut yang bernama Rafi.
"Makasih om," jawab Farel. Kemudian dia mengikuti langkah Rafi untuk masuk.
Bilva adalah anak kesayangan dari pasangan Citra dan Regan, karena dia juga merupakan anak bontot. Regan tidak mau jika anak kesayangannya kenapa-napa, makanya dari itu Regan menjaga Bilva dengan sangat ketat. Waktu itu, saat Farel akan menjemput Bilva, dia harus diinterogasi terlebih dahulu oleh Papi Bilva. Beliau menanyakan beberapa pertanyan, dan Farel harus menjawabnya. Contohnya seperti...
"Sejak kapan kamu kenal dengan anak saya?"
"Apa kamu mencintai anak saya?"
"Kenapa kamu bisa mencintai anak saya?"
"Apa kamu bisa membuat Bilva bahagia?"
"Kamu bisa menjaga hati-mu hanya untuk Bilva?"
Ya...seperti itulah kira-kira pertanyaan dari Regan untuk Farel, dan remaja itu menjawab semua pertanyaannya dengan serius. Jadi Regan harap, Farel tidak akan mengecewakan anak kesayangannya. Tapi jika Farel membuat Bilva terluka, Regan tidak akan pernah mau menerima Farel kembali. Memangnya, ayah mana yang akan diam saja jika putri kecilnya terluka?
Farel mengikuti langkah Rafi yang ada di depannya, ternyata Rafi membawanya ke ruang makan. Disana sudah ada Bilva dan orangtuanya. Fahri selaku kakak Bilva, dia sudah berangkat ngampus lebih dulu.
Setelah mengantarkan Farel ke ruang makan, Rafi kembali ke ruang tengah untuk menunggu bos-nya. Regan.
"Duduk, Rel." Citra mempersilahkan Farel untuk duduk disamping Bilva. Farel menurut.
"Sudah sarapan?" tanya Regan pada calon menantu-nya. Upss.
"S-sudah om," jawab Farel agak gugup.
Bagaimana Farel tidak gugup jika Regan menatapnya dengan tajam. Ya, walaupun nada bicaranya terdengar biasa saja, tapi itu sangat mendominasi lawan bicaranya. Sangat mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Selfish?
Teen Fiction"Lo jangan egois, Zora!!" "Gue yang lebih dulu suka sama Lo, Bima!!" "Tapi lo sahabat gue." "Gue gak peduli." "Buang jauh-jauh sifat egois lo." "Gue suka sama lo dari dulu, Bim." "Buang jauh perasaan lo ke gue." "BIMAAAAA!!!" ○●○●○●○ Apa seorang per...