28. Adik Damian

30 27 0
                                    

Hai hai haiiii

Gimana sama hari ini? Bussettt perhatian banget akohhh

Janlup vote n ramein komen.

Happy reading

Beberapa minggu terlewati, hari ini adalah hari dimana para murid SMA Anggara melaksanakan Ujian Tengah Semester. Aku belajar sangat giat demi untuk mendapatkan nilai yang bagus. Aku harap hasilnya tidak mengecewakan.

Aku keluar dari kamar dan menuju dapur untuk sarapan. Saat sampai dapur, aku terkejut karena disana ada Mama-Papa yang sedang sarapan. Sejak kapan mereka pulang?

Menghampiri mereka berdua dengan langkah pelan, aku sangat takut dan gugup. "Ma-pa..."

Mama hanya melirikku sejenak, lalu melanjutkan kegiatan sarapannya. Begitupun dengan Papa, dia sama sekali tidak menghiraukan keberadaanku.

"Ma, aku boleh sarapan bareng kalian?" ujarku pelan.

"Saya tidak mau sarapan bersama anak sialan seperti kamu!" tegas Mama. Kata-katanya sangat menusuk.

"Iya, Ma. Maaf..."

"Sudah, kamu berangkat sekolah sana. Saya muak melihat muka kamu." ucap Mama lagi.

"Iya, Ma. Zora berangkat ya..." aku mencoba untuk menggapai tangan Mama dan menciumnya, namun dia menepisnya.

Aku tersenyum sendu, "Zora berangkat dulu ya, Ma-pa. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab mereka berdua dengan nada dingin.

Keluar dari rumah yang bagaikan neraka itu, aku menunggu Bima yang katanya akan menjemputku. Aku sedang berada di rumah, tapi tidak seperti di rumah. Kalian pastinya mengerti, bukan?

Lumayan lama aku menunggu kedatangan Bima, akhirnya lelaki itu datang dengan menggunakan motor sport hitam miliknya. Dia terlihat sangat menawan saat duduk diatas jok motornya.

"Lama nunggu?" tanya Bima sambil memasangkan helm padaku.

"Nggak, kok." jawabku.

"Udah sarapan?" tanya Bima lagi.

"Belum. Hehee." ucapku diakhiri dengan cengiran.

"Kenapa gak sarapan dulu? Gak bakal telat, kan?" ujar Bima.

"Ada Mama-papa di rumah. Gue takut, Bim." kataku mengadu.

Bima menghela nafas gusar, lalu menepuk puncak kepalaku beberapa kali. "Nanti nyampe sekolah, langsung sarapan di kantin."

"Ayay Captain!!" ucapku sambil menggerakkan tanganku hormat.

Aku menaiki jok belakang, lalu Bima melajukan motor sport-nya membelah jalanan Jakarta yang lumayan ramai menuju sekolah. Jalanan yang lumayan padat di penuhi oleh motor, mobil, bus, dan truk, trotoar yang dipenuhi dengan pedagang kaki lima, serta anak-anak TK yang tengah menyebrang bersama para guru.

Beberapa saat kemudian, Bima menghentikan motornya di parkiran sekolah yang sangat amat luas. Aku turun dari motor dan mencoba untuk melepas kaitan pada helm yang aku kenakan.

"Masih ada waktu buat sarapan, ke kantin dulu ya?" ujar Bima saat kami berjalan di koridor.

"Iya."

Kami berdua tidak pergi ke kelas terlebih dulu untuk menaruh tas, langsung saja kami belok ke arah lain menuju kantin yang dimana keadaan kantin sangat sepi. Hanya ada segelintir orang saja yang sedang sarapan. Tumben sekali hari ini kantin sepi.

Am I Selfish?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang