Hai hai haiiiiii
Gimana hari ini?? Baik semua kan??
Bentar lagi bagi raport, udah pada siap belum??
Aku rada gugup sih, gimana nanti hasil nilai aku??
Apa aku bakal masuk 3 besar lagi, atau nggak.
Aku harap, semoga bisa. AminnnOkeyyy, selamat membaca.
Jangan lupa vote, komen, dan bagikan cerita ini ketemen-temen kalian.Bayyyy
●
●
Saat ini rumahku sangat ramai--ahh tidak, sangat kacau--karena teman-temanku datang kerumah.
Hari masih pagi, tapi mereka sudah setia menungguku didepan pintu rumah. Aku yang baru bangun tidur pun tidak jadi pergi ke dapur untuk minum karena harus membukakan pintu untuk mereka.
Sekarang, rumahku seperti kapal pecah. Bahkan lebih parah dari rumah Bilva saat dua hari yang lalu kami--aku, Bima, dan Farel--ke rumahnya.
Jelas jika rumahku sangat berantakan--tapi tidak terlalu, bi Inah saja belum mulai kembali bekerja. Jadi, aku yang membersihkan rumahku--walaupun hanya setiap sore hari.
Durumahku sekarang ada Bima, Camelia, Bilva, dan tentu saja Farel selaku pacar Bilva. Jangan tanyakan kemana Destya, Sauzan, Kayla, dan Alifahtu. Rumah mereka sangat jauh, jadi tidak bisa datang kerumahku.
"Gue mau nginep dirumah lo, Ra," ucap Bilva yang baru saja duduk disofa dan disusul oleh yang lainnya.
"Yaudah. Bawa baju salin, kan?" jawabku sambil menyalakan TV.
Bilva mengangguk.
"Gue mau mandi dulu. Kalo mau ngemil, ambil aja didapur," setelah mengatakan itu, aku pun melengang pergi.
"Bussett, belum mandi lo?!!" Bima heboh. Padahal kan dia sudah tau jika aku selalu malas mandi.
Aku memutar bola mata malas kearah Bima, "lebay."
Bima bangun dari duduknya, lalu berancang-ancang akan menjitakku. Langsung aku berlari tunggang-langgang menjauhi Bima dan menuju kamarku.
Bima berlari semakin cepat, sedangkan aku sudah hampir sampai pintu kamarku. Setelah masuk kedalam kamarku, cepat-cepat aku menutup pintu. Saking cepatnya aku menutup pintu, aku tidak tau jika Bima sampai menabrak pintu yang sudah aku tutup dengan kencang. Sepertinya itu sakit.
"ZORAAA SIALANN!!!" teriak Bima dari luar kamarku.
Aku tidak memperdulikan Bima yang kesakitan diluar sana, langsung saja aku masuk ke kamar mandi. Sungguh, aku sangat malas mandi jika masih pagi. Tapi bagaimana? Dirumahku sudah ada banyak orang.
Beberapa menit aku didalam kamar mandi, akhirnya aku selesai. Lalu keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk untuk menggukan baju.
Pagi ini aku menggunakan hoodie oversize dan dipadukan dengan celana panjang training. Setelah menggunakan baju, lalu aku keluar dari kamar dengan membawa sebuah sisir--aku belum sisiran.
"Anjirrr banget lo, Zora. Jidat paripurna gue sakit nihh. Untung gak benjol," baru saja aku sampai tangga, Bima sudah mendumel.
Aku menyengir, lalu menghampiri Bima yang sedang duduk dikarpet. Dengan telaten aku mengusap dahi Bima yang kesakitan, sesekali aku meniupnya pelan.
Sepertinya Bima sudah tidak merajuk. Bima sangat menggemaskan jika sedang merajuk seperti ini. "Bim, sisirin rambut gue dong," pintaku dengan senyuman dibuat-buat.
Memang sudah biasa jika Bima menyisir rambutku. Jadi, aku tidak perlu sungkan jika ingin Bima menyisiri rambutku.
Bima beralih duduk disofa, dan aku duduk dibawah membelakangi Bima. Lalu lelaki mengambil alih sisir ditanganku, dan mulai menyisir rambutku dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Selfish?
Teen Fiction"Lo jangan egois, Zora!!" "Gue yang lebih dulu suka sama Lo, Bima!!" "Tapi lo sahabat gue." "Gue gak peduli." "Buang jauh-jauh sifat egois lo." "Gue suka sama lo dari dulu, Bim." "Buang jauh perasaan lo ke gue." "BIMAAAAA!!!" ○●○●○●○ Apa seorang per...