23. Diculik

47 46 15
                                    

Hai hai haiiiii

Gimana sama hari ini? Baik semua kan??

Oke langsung aja gosah banyak basa-basi.

Pencet bintangnya sebelum baca.

Typo? Komen!!!

Janlup follow n share cerita ini. Makasihhh.

Happy Reading ^_^

Hari sudah menjelang malam, sekarang sudah memasuki pukul 18:30. Aku sama sekali belum tidur karena masih menunggu azan isya sambil mengerjakan PR. Setelah aku shalat isya, aku baru akan pergi tidur.

Azan isya sudah berkumandang, aku segera pergi ke kamar mandi dan mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat. Beberapa menit kemudian, aku sudah selesai shalat lalu melanjutkan mengerjakan PR yang besok akan dikumpulkan.

Kemarin sore Mama-papa pulang kerumah, namun saat jam 21:00 mereka pergi ke kantor lagi. Sepertinya mereka sangat sibuk, jadi hari ini mereka tidak pulang.

Aku sangat kesepian dirumah. Bermain ponsel pun, aku sudah bosan karena ponselku sangat sepi. Tidak ada yang mengirim pesan, membuka aplikasi Tiktok juga sudah bosan, menonton Youtube pun tidak tahu apa yang akan di tonton. Aku sangat bosan. Jadi lah aku mengerjakan PR, padahal niatnya aku akan menyontek pada Enriko.

Namun tiba-tiba, bel rumahku berbunyi menandakan ada seseorang yang akan bertamu. Tapi, siapa yang akan bertamu malam-malam seperti ini? Ah tidak, aku baru ingat hanya Bima yang selalu datang ke rumahku malam-malam seperti ini. Tapi, untuk apa dia kesini? Dia kan, sedang marah padaku. Mungkin orang lain.

Dengan langkah agak cepat aku keluar dari kamar dan menuju lantai bawah untuk membukakan pintu utama. Saat aku masih belum membukakan pintu, orang itu semakin brutal memencet bel dan menggedor pintu. Sepertinya itu bukan Bima, karena Bima tidak akan seperti ini.

"Bentarr!!" kataku setengah berteriak.

Aku membuka pintu rumah. Dan saat aku melihat siapa orang yang datang malam-malam seperti ini ke rumahku, aku sangat terkejut. Lantas aku kembali menutup pintu utama, namun nihil. Aku kalah cepat dari mereka.

Orang yang datang ke rumahku bukan Bima, melainkan dua orang pria bertubuh besar menggunakan setelan serba hitam. Mereka sangat menakutkan. Mereka langsung menarikku kedalam mobil Van hitam yang sudah terparkir di depan gerbang rumahku. Mereka memaksaku untuk masuk kedalam mobil hitam tersebut. Aku berusaha memberontak dan meminta tolong, namun itu tak ada hasil.

"Woiii lepasin!! Sakit, bjirrr!!"

"Awss, sakit napa nyett!!"

"Tolong!!! Saya diculik. Tolong!!!"

Didalam mobil itu sudah ada seorang pria bertubuh lebih besar dari dua pria yang kini duduk disampingku, dan aku berada ditengah-tengah mereka. Pria berambut sedikit ikal yang menyetir mobil, mulai melajukan mobil menjauhi rumahku.

Kenapa aku tidak berteriak lagi? Karena percuma. Setahuku, mobil itu kedap suara. Jadi sekencang apapun aku berteriak, tidak akan ada yang bisa mendengarnya. Lagipula, itu hanya akan membuat para penculik ini semakin marah. Dan jika mereka marah, mereka akan menyiksaku.

Dalam hati aku berdoa semoga tuhan bisa membantuku untuk bebas dari para penculik ini. Jujur, aku sangat ketakutan. Bagaimana jika nanti aku dijual? Atau nanti aku akan di mutilasi oleh psikopat? Aaaaa tidak, aku tidak bisa membayangkannya.

Dalam diam, aku berfikir kenapa para penculik ini menggunakan setelan serba hitam saat malam. Padahal, jika malam-malam menggunakan baju berwarna hitam pasti akan banyak nyamuk yang menggigit. Dan juga, kenapa mereka berani menculikku tepat di depan rumah. Sepertinya mereka sudah merencanakan ini, dan juga mereka pasti sudah tahu seluk-beluk rumahku yang tidak ada CCTV sama sekali.

Am I Selfish?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang