Tatapan lucy tampak tak biasa saat menatap kearahku yang sedang memasukan sesuatu kedalam tas yang sekarang sedangku pegang.
Aku tau dia penasaran dengan yang kulakukan tapi aku tidak akan mengatakan apapun padanya karena aku ingin dia tetap aman karena tidak tau apapun.
"Bisakah aku memintamu untuk membawakan kalung yang ku tinggalkan di kamar mandi. " Pintaku dengan tersenyum kearah lucy. Dia mengangguk dan dengan cepat melangkah kearah kamar mandi kamar ini.
Aku cukup tidak nyaman dengan pandangan penuh selidik yang diarahkan lucy padaku. Aku mengatakan padanya jika aku akan pergi shopping karena butuh udara segar dan menghilangkan stress tapi sejujurnya bukan itu yang akan kulakukan.
Aku menuju kearah lemari bajuku dan mengambil pistol dan pisau lipat yang selalu ku simpan disana, aku dengan cepat memasukannya kedalam tas sebelum diketahui oleh lucy.
"Tuan... Saya tidak menemukan kalung anda di dalam kamar mandi. " Ucapnya yang membuatku sedikit kaget karena tiba-tiba sudah ada dibelakangku.
"Ah... Aku meninggalkannya dimana ya? Biarkan saja lucy, aku lupa dimana meletakkannya. " Jawabku dengan sedikit berpikir.
Kalung itu tidak pernah ada dikamar mandi karena aku sudah mengembalikannya ke dalam kotak perhiasan, aku tidak membawa apapun dari rumah ini, aku bahkan meninggalkan baju-baju yang aku bawa saat memasuki rumah ini agar lucy tidak curiga, karena dia yang akan membantuku keluar dari mansion ini.
Awalnya dia tidak mau melakukannya karena aku akan pergi tanpa pengawalan, tapi aku sedikit melakukan drama kalau aku hanya akan menghirup udara segar diluar sana dan akan segera kembali, dan dia akhirnya tidak punya pilihan lagi.
Aku menatap diriku yang sekarang sudah dihadapan cermin, aku seperti akan pergi kepemakaman karena mengunakan kemeja dan celana berwarna hitam, aku mangambil tas, topi dan maskerku. Lalu membiarkan lucy membimbingku untuk keluar melalui jalur belakang yang sekarang kosong karena para pelayan yang sedang istirahat dan para pengawal yang sudah lucy kelabui dengan makanan dan sedikit pekerjaan.
Saat aku akan masuk ke mobil taksi yang dipanggilkan oleh lucy, aku menatap kearahnya dia sudah banyak membantuku selama disini, aku sangat bersyukur dia sangat baik padaku, memeluknya sebentar yang membuat dia sedikit kaget karena perlakuanku, lalu aku segera masuk kedalam mobil.
***
Setelah sampai dipinggir jalan besar, aku meminta taksi ini untuk berhenti dan segera mengantinya dengan taksi yang lain. Aku tidak ingin meninggalkan jejak apapun lagi.
Aku menghubungi no yang beberapa saat lalu mengirimkan pesan padaku.
"Dimana kita akan bertemu?" Tanyaku cepat setelah panggilanku terjawab.
"Wow... Kau sudah keluar dari mansion itu, cara kerja seorang kepala pengawal cukup cepat juga ya... " Jawabnya dengan terkekeh.
"Kirimkan alamatnya dan aku akan segera menemuimu disana. " Balasku tanpa menghiraukan kata-katanya.
"Kau tidak takut aku akan membunuhmu? " Tanyanya padaku.
"Maka aku akan mati jika seperti itu, bukankah kau sudah tau kalau nyawaku milikmu saat kau menangkap kelemahanku. " Jawabku datar.
"Ah... Kau benar sekali... Akanku kirim tempat pertemuannya... Senang akhirnya bisa bertemu denganmu sayang... " Ucapnya padaku yang membuatku merasa jijik, aku dengan segera mematikan sambungan teleponku.
Aku diarahkan untuk masuk kedalam sebuah mobil saat turun dari taksi yang aku naiki.
Aku tidak tau kemana mereka akan membawaku tapi yang pasti segala hal yang berhubungan dengan axelo tidak akan pernah berakhir dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rejects Build Lexsandra
Romanceaku mencintaimu setengah mati, tapi kau membuatku hampir mati.- Build Lexsandra I'm Vegas Reyes Dominic Reject Build Lexsandra sebagai Mate.- Vegas Reyes Dominic Mohon untuk kebijakannya dalam membaca. Karena akan ada adegan 21+ 21+ Anak dibawah umu...