38

1.6K 135 2
                                    

Author POV:

"Sayang tunggu."Panggil Shani menahan pergelangan tangan Gracia.

"Lepasin."Ucap Gracia agar Shani melepaskan tangannya.

"Aku bisa jelasin semuanya."Ucap Shani.

"Jelasin apa lagi sih? Udah jelas kamu itu enggak nganggep aku seperti istri kamu sendiri."Emosi Gracia.

"Aku gak bermaksud kayak gitu, tadi aku mau jawab tapi udah ke potong sama dia."

"Lepasin aku mau balik ke hotel lagi."

"Sama aku ya, emang kamu tau jalannya?"Tanya Shani membuat Gracia terdiam memang sih dia tidak mengetahui daerah sini tapi Gracia mencoba mengingatnya.

"Apa sih, enggak usah ngatur-ngatur deh. Urusin aja nih sahabat mu itu."Tegur Gracia.

"Sayang, aku sama dia nggak ada hubungan apa-apa."

"Nggak ada hubungan apa-apa kok pegangan tangan."Sindir Gracia.

"Dia yang pegang tangan aku, bukan aku sayang."

"Bukannya nolak malah keenakan."Sindirnya lagi.

"Ayo kita balik ke hotel, kita selesain masalah nya disana."Shani menarik pergelangan tangan Gracia menuju parkiran mobil.

"Aku nggak mau pulang sama kamu."Gracia mencoba melepaskan genggaman Shani, namun tenaga Shani lebih kuat dari pada dirinya.

Gracia tidak sudi pulang bersama Shani hatinya masih sakit ketika melihat kejadian tadi. Kenapa Shani tidak menolak sentuhan Aurel saja mengapa ia hanya diam saja tadi.

Apakah Shani tidak menghargai dirinya sebagai istrinya? Ia pikir Shani menganggap dirinya sebagai istrinya namun ekspetasi nya tidak sesuai dengan realita.

"Jangan membantah Graciaaa."Bentakkan Shani membuat Gracia terdiam seketika. Hanya karena Bentakkan itu membuat dirinya terdiam, Gracia paling tidak suka jika dibentak. Shani menarik kasar tangan Gracia dengan kasar mungkin dia sedang emosi jadi membuatnya kasar seperti itu.

"Maaf."Sampai didalam mobil hanya perkataan maaf yang keluar dari mulutnya. Gracia tidak memandang wajah Shani ia hanya menghadap kearah kaca mobil.

"Sayang, maafin aku."Shani ingin menyentuh istrinya tapi dihempaskan oleh Gracia.

"Hiks..hiks..hiks.."Hanya isakan kecil yang keluar dari mulut Gracia, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi ia hanya takut dengan sikap tempramen Shani.

"Maaf, sayang."Shani memeluk Gracia dengan erat tangannya pun mengusap kepalanya dengan lembut yang membuat Gracia sedikit tenang.

"Kamu jahat!"Teriak Gracia memukul Dadang bidang Shani, Shani tidak peduli dengan kesakitan nya jika ini bisa membuat Gracia tenang ia tidak mempersalahkan itu.

"KAMU JAHAT."

"AKU BENCI SAMA KAMU!"

"Iya, aku juga benci sama diri aku sayang."Ujar Shani.

"KAMU ENGGAK PERNAH NGANGGEP AKU SEBAGAI ISTRI KAMU SENDIRI!"Gracia tidak berhenti-henti nya memukuli dada bidang Shani.

"Hey, kata siapa? Aku selalu anggep kamu sayang."Shani menangkap dagu Gracia lalu ia berkata jika dirinya selalu menganggap istrinya itu.

"Maaf ya."Shani terus saja mengucapkan kata maaf pada Gracia.

"Kamu cuma bisa nya bilang maaf terus, tapi gak liat gimana aku tadi pas nyimak obrolan kamu sama si Aurel itu."

"Aku janji gak bakal ulangin lagi sayang."

"Aku mau pulang."Gracia melepaskan pelukannya dia meminta untuk kembali pulang kerumahnya.

Jika Aku DipelukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang