26

2.1K 214 20
                                    

Happy Reading!!

Setelah membersihkan tubuh dari muncratan darah kini mereka bertiga sedang menunggu Shanju dan Shani. Sebenarnya bisa saja Desy menyuruh anak buahnya membakar jasad kedua orang yang sudah tidak bernyawa itu tapi orang yang tersakiti belum melihat jasadnya. Jika jasad itu dibiarkan dalam gudang bau busuk akan menyebar dan polisi akan menyelidiki kematian dua orang itu. Meskipun wajah Nadse sudah tidak berbentuk tapi sistem sekarang lebih canggih.

"Lo mau bawa gue kemana sih?"Tanya Shani dengan kesal pasalnya dia sedang bermesraan dengan Gracia, bercerita apa saja yang dilakukan gadisnya selama tidak ada dirinya.

"Berisik banget sih! Ini penting!"Jawab Shanju dan melajukan mobilnya dengan cepat.

Saat mobil Shanju berhenti kening Shani berkerut pasalnya dia tidak tau tempat ini. Tempat ini tidak pernah dirawat karena terlihat dari depannya yang sangat kumuh.

"Buruan turun bodoh!"Teriak Shanju dan membuka pintu Shani menyeret sahabatnya itu dengan cepat.

Saat penjaga membolehkan mereka masuk Desy, Okta dan Jinan langsung berdiri dari tempatnya.

"Kalian berdua lama banget! Lo pacaran dulu Shan?"Tanya Desy menggoda Shani, Shani yang mendengarnya hanya mendengus.

"Kalian semua ganggu gue, gue masih kangen sama Gracia!"

"Lo bucin banget Shan sumpah gue gak ngerti lagi!"

"Serah gue!"Jawab Shani sinis.

Shanju yang melihat pertengkaran itu hanya memutar bola matanya malas. Setelahnya Shani dan Shanju mengikuti Desy, Okta dan Jinan. Saat sampai ditempat Nadse dan Boy yang ditutup kain Shani langsung mual melihatnya saat dengan santainya Desy membuka kain itu.

"DES, KEPALA DIA KENAPA ANCUR! ASTAGA PERUT GUE!"Teriak Shani dan ingin berlari keluar, sungguh bau darah sangat menyengat beserta kedua orang yang sudah tidak berbentuk itu.

Meskipun begitu Shani masih mengetahui bahwa itu Nadse mungkin sebelahnya ada dokter yang menipu media seperti kata Shanju saat itu. Shanju yang melihat itu hanya menelan ludah susah payah.

"Kenapa lo Shan?"

"Gue mau muntah liatnya, tapi kalian hebat juga ya!"

"Yaelah Shan lo lebay banget, kita kan belajar kayak gini dari lo!"

"Bener juga sih, gue apresiasi kerjaan kalian!"

Setelah mengucapkan kata itu Shani sendiri langsung berlari keluar dan memuntahkan isi dalam perutnya, Shanju masih memandangi jasad yang tidak berbentuk itu. Dia agak merinding karena perbuatan Desy, Okta dan Jinan, Karena Shanju mengetahui bahwa mereka suka membunuh musuh dengan cara sadis seperti ini.

...

Gracia sekarang sudah berada diapartemen Shani, ia sedang menunggu kekasihnya itu pulang. Sudah hampir jam 8 malam Shani belum pulang dan itu membuat Gracia khawatir. Tadi Shani berpamitan padanya hanya sebentar tapi ini sudah berjam-jam. Gracia bangkit dari ranjang ia berinisiatif untuk menunggu Shani dibawah. Tapi saat pintu kamar terbuka jantung Gracia hampir saja loncat, matanya membulat ketika melihat sebuket bunga mawar beserta orang yang ditunggunya sedang tersenyum manis kearahnya.

"Lama ya sayang! Maaf ya."Gracia hanya mengerjapkan mata dan menerima buket bunga itu.

"Darimana aja sih! Kamu bilang cuma bentar doang! Kamu masih ada utang cerita ya sama aku!"

"Iya-iya"Jawab Shani mengalah dan membawa gadisnya itu kembali ke ranjang. Shani dan Shanju tadi memang ingin pulang tapi Desy, Okta dan Jinan meminta mereka untuk melihat pembakaran jasad Nadse dan Boy terlebih dahulu.

Jika Aku DipelukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang