Author pov:
Gracia menatap Vienny dengan was-was. Ia berusaha terlihat tenang walaupun ia sebenarnya ingin berteriak histeris.
"Aku mau pulang."Ujar Gracia lirih membuat Vienny tersenyum miring, "Ini rumah kamu, sayang."
Gracia bergidik ngeri, menatap Vienny dengan nyalang. "Kakak..gak seharusnya lakuin ini lagi."
"Why not?"
Gracia tertawa sumbang, "Dengan begitu aku senang..."
Vienny tetap tersenyum. Ia terlihat tenang bahkan melihat Gracia membuatnya begitu senang. Semenjak kejadian beberapa tahun lalu, ia tidak pernah menatap Gracia sedekat ini.
"Kakak gak puas lakuin ini ke aku dulu?!"Gracia tidak bisa menahan unek-unek yang sudah ia pendam sedari dulu.
Gracia tau Vienny adalah orang baik. Dulu ketika ia masih kecil Vienny selalu melindunginya apapun itu yang membahayakan keselamatan nya.
Bagi Vienny menunggu Gracia lulus sekolah terlalu lama baginya. Itu sebabnya ia harus segera mendapatkan Gracia sebelum gadis itu dimiliki oleh orang lain, terutama Shani tunangannya.
Namun Vienny tidak sadar, perbuatannya membuat gadis yang ia cintai terluka. Mendapat trauma yang diakibatkan olehnya.
"Untuk apa kamu hidup bersama Shani?"Tanya Vienny sarkas.
"Emang nya aku mau hidup sama kakak? Enggak!!"Ucap Gracia berteriak tepat didepan wajah Vienny.
"Jangan munafik Gracia, kamu lebih bahagia bersamaku dibanding bersama Shani."Ucapan Vienny barusan sontak membuat Gracia ingin marah terhadap Vienny, namun semuanya percuma Vienny tidak akan pernah menghiraukan nya.
Gracia berharap Shani segera menyelamatkan nya dari Vienny. Ia sangat takut dengan keadaan yang sekarang trauma yang berusaha ia lupakan teringat kembali.
Kini Gracia hanya bisa terdiam dan menutup matanya ketakutan. Vienny pun tersenyum sepertinya Gracia sudah merasa pasrah ia tersenyum smirk.
"Baiklah sayang, ayo kita bermain." Vienny dengan lancang melepas baju dan celana Gracia hingga gadis itu hanya menggunakan bra dan celana dalam saja.
"Kakak ngapain kak? Lepasin aku, aku mohon."Ucap Gracia dengan wajah yang memohon pada Vienny.
Tanpa mendengarkan omongan Gracia, Vienny segera beranjak lalu membuka laci disebelah tempat tidur dan didalam laci yang Vienny buka terdapat sepasang borgol lalu ia mengambil borgol tersebut. Ia menghampiri Gracia dan mengambil kedua tangan Gracia lalu memborgol nya. Bagaimana Gracia? Dirinya ingin memberontak namun sayang tenaga nya sudah tidak bisa dipergunakan lagi. Percuma juga ia melawan Vienny karena tenaga Vienny lebih kuat darinya.
"Kak, aku mohon jangan."Lirih Gracia air matanya kini sudah mengalir deras.
Aktivitas Vienny terhenti lalu melirik kearah Gracia dan melihat buliran air mata yang menuruni pipi mulus gadis itu. Vienny memperlihatkan senyuman tipis pada Gracia, lalu mengusap pipi gadis itu.
"Sstt tenang sayang, aku tidak akan berbuat kasar kecuali jika kamu melawan ku."Lanjut, kini Vienny beralih untuk mengikat kedua kaki Gracia.
Ketika sudah memborgol tangan dan mengikat kaki Gracia, Vienny menaiki ranjang lalu mengelus tubuh Gracia yang hampir telanjang itu. Gracia merasa merinding ketika tangan Vienny menyentuh kulitnya ia tidak mau jika sampai Vienny berhasil merenggut apa yang bukan haknya.
Vienny mulai menindih tubuh Gracia ketika ingin mendaratkan ciuman pada bibir Gracia, ia mendengar keributan dari luar kamarnya. Vienny mengurungkan niatnya untuk mencium Gracia dan ia pun turun dari atas tubuh Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Aku Dipelukmu
FanficCuma cerita Fiksi jadi jangan dianggap serius! "Diriku seutuhnya, milikilah"_Gracia_ "Dirimu seutuhnya, Kucintai"_Shani_ Cast utama: 1.Shania Gracia Harlan 2.Shani Indira Natio #Greshan #Jkt48