Bagian 4

1.5K 237 66
                                    

"Jika kamu mencintainya, maka nikahilah sebelum orang yang kamu cintai menjadi milik orang lain"
-kyai.hj. Fariq Agam Abrisam.


Kamu suka sama Lina nak?" tanya Kyai Agam spontan.

"Emmm....." gumam Aksa ingin menjawab namun ragu.

"Jangan bohongi perasaan mu kepada Abi nak"

"Yasudah, iya Abi..." jawab Aksa malu-malu.

"Jika kamu benar-benar menyukai nya, maka Jangan biarkan perasaanmu merusak Ilmu mu, Jangan sampai kamu mendapat dosa karna menyimpan perasaan pada yang bukan mahrammu."

"Jadi Aksa harus gimana Bi."

"Jadikan dia mahram-mu," jawab Kyai Agam.

"Hah?" bingung Aksa dengan penuturan abinya barusan.

"Nikahi dia nak" jelas kyai Agam sekali lagi.

deg

"B-beneran bi?" gugup Aksa.

"Iya, untuk apa Abi berbohong kepadamu." ujar Kyai Agam.

"Setelah ini, kita tentukan tanggal intuk Aksa meng-khitbah nak Lina." sambung Kyai Agam.

"Wahh, Ummi sebentar lagi punya menantu nih," gurau Nyai Aisyah.

"Ummii," Kesal Aksa pada umminya.

Pasalnya kini pipi aksa tengah memerah seperti tomat karna ia telah direstui oleh kedua orangtuanya.

🌷🌷🌷🌷

Keluarga Kyai Agam telah menentukan bahwa hari ini akan ber-silaturahmi ke rumah Lina. yaa sekalian acara khitbah putranya.

Beberapa keluarga inti Kyai ikut dalam acara ini. Gus Azka, Ning Zahra, dan yang utama Gus Aksa.
Tugas-tugas mereka kini telah di ambil alih oleh beberapa ustadz maupun ustadzah yang sudah di percaya oleh keluarga Ndalem. Kepergian mereka tak diketahui santri maupun pengurus Pondok Pesantren. Yang mereka ketahui hanyalah Keluarga Kyai yang sedang ada urusan di luar kota.

Keluarga itu menempuh waktu kurang lebih 2 jam dari malang ke semarang karna menggunakan Pesawat. Sesampainya mereka disana, keluarga itu mencari penginapan untuk ber-istirahat sebentar.

Mereka ber-istirahat di hotel yang letaknya tak jauh dari rumah Lina. Hingga akhirnya, sang surya tak lagi terlihat, Matahari kini telah terganti oleh terangnya sang rembulan. Sehabis isya, keluarga Kyai Agam melanjutkan niat mereka untuk bersilaturahmi dengan keluarga Lina.

Mereka berangkat dari selepas Isya dan kini telah sampai di depan pekarangan rumah Lina. Mereka melangkahkan kaki hingga di depan pintu masuk. Kyai Agam segera mengetok pintu tersebut seraya mengucapkan salam.

tok... tok... tok...

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," Terdengar jawaban pria dari dalam rumah.

Sang pemilik rumah segera membukakan pintu untuk tamu yang sudah di tunggunya. Memang, sebelum Kyai pergi ke semarang, ia terlebih dahulu mengabari keluarga Lina agar tak terkejut dengan kedatangan nya yang tiba-tiba.

"Mari, Kyai, Nyai, Gus, Ning, silahkan masuk." Athhar mempersilahkan.

"Enggeh terimakasih."

Cerita AksanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang