"Jika ada kata kata yang melukai hati, menunduklah dan biarkan ia melewatimu. jangan masukkan dalam hati, agar hatimu tidak lelah."
-Ali Bin Abi Thalib-Lina tersentak takkala sadar bahwa terdapat tangan kekar tengah melingkar pada tubuhnya.
Lagi dan lagi Lina lupa bahwa ia telah menyandang status sebagai seorang istri. Ia belum terbiasa dengan perlakuan kecil dari Aksa sehingga seringkali membuatnya terkejut.
Pikiran Lina selalu terulang pada kejadian pada subuh tadi. Lina meraba keningnya dan merasakan kain kasa yang telah menutup rapi luka itu.
Kini Lina tengah berada di dalam kamar Aksa. Tentu saja bukan Aksa yang membawa Lina ke Ndalem, melainkan ustadzah Tasya yang ditugaskan membawa Lina agar tidak terjadi fitnah.
flashback'
"ASTAGFIRULLAH, LINA?" Ucap seorang pria yang berdiri di ambang pintu asrama.
"G-gus,"
Ya, pria tersebut tentunya Gus Aksa. Pria yang menyandang status sebagai suami Lina itu tak dapat menutupi rasa cemasnya saat melihat keadaan istri kecilnya.
Terkejut, itulah yang dirasakan ketiga teman Lina serta Ustadzah disana. Mereka terkejut saat tiba tiba Gus Aksa datang dengan tergopoh-gopoh. dari raut wajahnya, mereka paham betul jika Gus Aksa saat ini benar benar tengah cemas.
"Ustadzah Tasya, tolong bantu bawa Lina ke Ndalem!" titah Gus Aksa sembari terus memperhatikan Lina.
Ustadzah Tasya segera mengangguki perintah Aksa, Ia segera membopong tubuh Lina dengan dibantu oleh Syafira.
Setelah sampai di Ndalem, mereka mengantarkan Lina sampai di kamar tamu agar tak terjadi kecurigaan.
Aksa kembali membuka suara saat raut wajah kebingungan keluar dari kedua perempuan tersebut. "Tenang saja, Ning Zahra yang akan merawatnya. bukan saya." Ucap Aksa dari luar kamar.
"Nggeh Gus," Jawab Ustadzah Tasya dan Syafira bersamaan.
"Yasudah Gus, kami pamit balik ke pondok." ucap Ustadzah Tasya sembari menunduk berpamitan.
"Nggeh, terimakasih telah membawa Lina." ujar Aksa berterima kasih.
"Na'am Gus, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"
Setelah dirasa kedua perempuan tersebut telah jauh dari area Ndalem, Aksa segera masuk kedalam kamar tamu tersebut lalu membopong tubuh Lina. Tentu saja akan dipindahkan ke kamar pribadinya.
Dengan perlahan, Aksa menuntun tubuh Lina ke kamarnya yang tak cukup jauh dari sana. Aksa membaringkan tubuh kecil Lina di ranjang lalu memasangkan selimut tebal pada tubuh istrinya.
Aksa segera berlari menuju sudut kamar, lalu Ia meraih kotak putih bertuliskan P3K diatas lemarinya. Aksa duduk ditepian ranjang sembari menatap teduh wajah Lina.
Tangan kekar Aksa meraih lipatan tissue yang masih melekat pada dahi istrinya. Aksa meringis saat melihat luka gores yang cukup parah pada dahi Lina. Ia segera membersihkannya sembari meniup niup luka tersebut.
flashback off
"Mas.." Lirih Lina sedikit menggeliat.
"eunghh, dalem," Suara serak khas bangun tidur itu mampu membuat Lina terdiam beberapa saat dari tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Aksana
Novela JuvenilLina Adiratna, gadis berumur 18 tahun yang di daftarkan sang ayah ke Pondok Pesantren Darul Mushtofa. Perjodohan Lina dengan salah seorang gus membuatnya mau tak mau menerima kenyataan yang dihadapi. Pasalnya, gadis yang akrap di panggil Lina ini...