Bagian 10

1.3K 188 46
                                    

Jikalau do'a dapat terlihat, maka namamu sudah tersemat indah bertabur bagai bintang di atas langit.
- Fariq Luthfan Aksa.

"Ibu, Aksa dan Lina pagi ini mau langsung pulang ke Malang." Terang Aksa pada Shafa.

"Loh, Kok mendadak nak?" Jawab Shafa terkejut.

"Iya ibu, Maaf. Tadi malam Aksa ditelfon abi. katanya disuruh gantiin salah satu ustadz di pondok buat ngajar." Jelas Aksa pada ibu mertuanya.

"Ya Allah cepet banget, ibu belum sempet siapin kalian bekal." Ucap Shafa kalang kabut.

"Ya Allah ibu, engga usah repot repot. Nanti Aksa sama Lina bisa beli dijalan kok." Jawab Aksa menenangkan ibu mertuanya.

Suasana Dirumah itu kini kian heboh mendengar kabar jika Aksa dan Lina akan pulang ke Malang. Athhar sibuk menyiapkan beberapa bawaan Lina. Sedangkan Shafa tengah sibuk berkutat dengan bahan dapurnya. Aksa merasa tak enak jika pagi pagi sudah membuat repot satu rumah.

Lina kini sedang menghubungi sang kakak yang berada di kota lainnya. sesungguhnya Ayna, sang kakak sangat ingin menghadiri saat pernikahan adiknya. Namun apalah daya ia kini sudah menjadi mahasiswa semester akhir yang tentunya memiliki waktu padat. Belum sempat ia menemui Lina, kini sang adik akan pergi mondok sekaligus mengabdi pada sang suami.

Video Call terhubung dengan Ayna yang berada di Bandung. Lina kembali berpamitan pada sang kakak untuk kembali ke pondok. Ayna tampak tersenyum, namun mata tak dapat membohongi bagaimana isi hatinya.

"Boleh mba bicara sama suami kamu, Lina?" Pinta Ayna diseberang sana pada adiknya.

"Boleh, mba." Ucap Lina setuju, Lalu menyerahkan benda pipih itu kepada Aksa.

"Assalamualaikum mba.." Salam Aksa.

"Waalaikumusalam, Nama kamu siapa? Mba lupa hehe." Celetuk Ayna diseberang sana.

"Aksa mba,"

"Nah Aksa, Mba minta tolong sama kamu. Tolong jaga Lina baik baik yaa. dia anaknya manja, jadi kamu harus siap ngadepi berbagai tingkah lakunya. Moodnya juga sering berubah rubah, kamu harus selalu sabar buat ngadepi dia. Sampe sekarang mba masih ga nyangka kalau Lina sudah menikah. kayanya baru kemarin aja mba main main sama dia, ehh sekarang udah punya suami aja." Ungkap Ayna dengan mata yang berkaca-kaca.

"Enggeh mbak, Siap. Aksa akan selalu usahakan kebahagiaan Lina." Jawab Aksa pada kk iparnya.

"Yasudah gitu aja, Makasih ya Aksa."

"Nggeh mba." Ucap Aksa lalu mengembalikan handphone tersebut pada Lina.

"Sudah ya mba, Lina udah mau berangkat. Semangat yaa kuliahnya. Lina tunggu graduated nyaa..." Ujar Lina menyemangati Kakaknya.

"Iya hati hati dijalan yaa. Makasih juga Linaa, Mba tunggu Ponakannya yaa." Kekeh Ayna dari sana.

"Iyaa, nanti Lina buatin sama mas Aksa pake tepung," Jawab Lina kesal.

Gelak tawa pun terdengar dari seluruh sudut ruangan. Aksa gemas dengan istrinya yang mengikuti kata katanya saat dulu ia dimintai hal yang sama oleh Zahra.

Setelah beberapa saat Mba Ayna berbicara dengan Ibu dan Ayah, akhirnya video Call pun selesai.

Sebelum Aksa membawa Lina, Shafa dan Athhar banyak memberi nasihat nasihat kepada Aksa.

Ibu Shafa telah banyak menyiapkan makanan untuk mereka. Setelah semua sudah siap. Aksa dan Lina berpamitan kepada Shafa dan Athhar.

"Lina mau ngabdi sama mas suami duluu yaa ayah, ibu, Jaga kesehatan kaliann." Ucap Lina dengan penuh perhatian.

Cerita AksanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang