Bagian 30

810 63 0
                                        

Lina membuka pejaman matanya saat samar-samar mendengar suara seorang pria yang sedang mengaji di dalam kamar. Dengan kondisi energi yang belum sepenuhnya terkumpul, Lina perlahan beranjak duduk dengan menyandarkan punggungnya di dinding kamar tersebut. Lina menarik selimut yang sedikit longgar pada tubuhnya untuk menutupi tubuhnya. Ia menyorotkan matanya menatap ke arah samping dan melihat bahwa pria itu tengah duduk menunduk di atas sajadahnya.

Tanpa mengalihkan sorot matanya, Lina kembali menyadari akan satu hal yang mereka lakukan malam tadi. Setelah melamun tak jelas, Lina langsung bergeming ketika menyadari bahwa pria disampingnya berhenti membaca Qur'an.

"Sudah bangun, Humairah?" ujar Aksa tersenyum hangat menoleh kearah sang istri.

"Kok Mas ga bangunin Lina tahajjud?" tanya Lina sedikit kesal dengan suaminya.

"Mas tau kamu lelah, ga tega." Aksa menutup Al-Qur'an di tangannya dan merapikan alat sholat yang sudah digunakan.

Pria itu melangkah mendekat kearah Lina yang masih duduk bersandar pada dinding. Manik mata Aksa menyorot kearah wajah sembab Lina yang terus menatapnya tanpa berkedip. "Mas ganteng deh kalo kaya gini," puji Lina spontan membuat bibir Aksa dalam sekejap berbentuk lengkungan indah.

"Gadisnya Mas, eh-" ucapan Aksa terpotong, "Wanitanya Mas bisa aja...." Sambungnya lagi sembari mencubit gemas pipi istrinya.

"Loh kok jadi wanita, engga gadis lagi? Mas punya gadis lain selain Lina ya?" Lina memicingkan matanya lalu menatap pria didepannya dengan tatapan tajam.

"Sayang, ini masih malam jangan membuat kegaduhan," peringat Aksa pelan lalu mengecup sekilas bibir mungil Lina.

"Bukannya tadi malam kamu sudah melepas gadismu?" ucap Aksa sedikit menyunggingkan senyumnya

Pria itu tersenyum smirk sembari menaikkan satu alisnya, lalu berkata "Kamu lupa, hm?"

"Iya, udah inget," jawab Lina seraya menunduk malu.

"Jadi sekarang mau lanjut tidur atau bagaimana?" Aksa bertanya sembari beranjak duduk di tepi ranjang, bersanding dengan Lina.

"Tulang Lina rasanya patah-patah mas, kalau lanjut tidur, boleh?" Lina balik bertanya pada suaminya. Tentu saya Aksa menganggukinya dengan senang hati. Lagipula, Tahajjud hanya sebatas ibadah sunnah yang masih bisa dilakukan di lain kesempatan.

"Maaf ya, ini semua gara-gara kamu melayani saya," ujar Aksa merasa bersalah atas dirinya sendiri. Namun, dengan cepat Lina membungkam mulut suaminya itu dengan jari jemarinya.

"Sttt, gaperlu minta maaf," ujar wanita itu sembari tersenyum tipis.

"Yasudah, tidurlah. Mas pijatkan." Pria itu menarik selimut hingga menutupi setengah dada Lina yang tak terbalut oleh sehelai benang pun. Ia mulai memijat beberapa bagian tubuh Lina yang masih terbalut oleh selimut.

🌷🌷🌷🌷

"Mas Aksaa, ini ummi ngechat," ujar Lina sedikit berteriak pada seorang pria dari kamar.

"Tolong dibales sebisamu ya, Humairah," pinta Aksa dari kejauhan.

Gadis itu mengangguk seraya membuka pesan yang baru saya dikirim oleh mertuanya itu. terdapat tiga gelembung pesan yang terkirim membuat kening Lina seketika berkerut.

Tak lama kemudian, Aksa datang dengan membawa nampan berisi sepiring nasi juga lengkap dengan lauk yang sudah dibuat oleh pria itu sedari tadi.

"Ini, Mas aja yang bales!" Lina menyerahkan Handphone tersebut pada pemiliknya. Aksa mengulurkan tangannya untuk meraih ponsel itu lalu dibacanya rentetan pesan dari umminya.

Cerita AksanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang