Jika manusia membenci mu tanpa alasan,
ingat masih ada Allah yang mencintaimu tanpa syarat.
- Fariq Luthfan Aksa -~
"M-mas," Jantung Lina kini seolah berhenti bekerja.
"Dalem, sayang?" Jawab Aksa masih dengan suara seraknya sembari tersenyum hangat menatap istri kecilnya yang sudah kelabakan.
"IHHH LEPASIN LINA, MAS!" Ujar Lina semakin dibuat panik.
Aksa yang tak tega melihat Lina ketakukan segara melepaskan tubuh istri kecilnya.
"Mas Aksa cabul banget!" Ketus Lina pada suaminya.
"kan cabulnya sama istri sendiri." Jawab Aksa cengengesan.
"Mas juga gaakan apa apain kamu kok, sebelum kamu siap." Sambung Aksa.
"Tetep aja, Lina panik." Kesal Lina yang di tertawai oleh Aksa.
"Iyaa iyaa dasar bocil." Ledek Aksa gemas mencubit hidung istrinya.
"Udah, Lina mau ke asrama. ditungguin sama yang lain." Putus Lina.
"Gamau buat dedek dulu, hm?" Goda Aksa menaik turunkan alisnya.
"GAMAU!" Ucap Lina beranjak dari kasur lalu segera membuka pintu kamar Aksa.
Aksa kini tengah menahan tangan istrinya yang sedang membuka pintu kamarnya.
"Yakin, gamau?" Goda Aksa semakin menjadi jadi.
"Mas, lepasin. Lina gamauu!" Ujar Lina panik lalu segera lari dari kamar Aksa. Ia melihat kedua mertuanya di ruang tamu, lalu cepat cepat ia salami dan pamit pulang ke Asrama.
Setelah itu, Dari dalam Ndalem, samar samar terdengar suara Aksa.
"Lina, ayo," Ucap Aksa.
"Gaak!" Jawab Lina panik setengah mati melihat keberadaan suaminya di ruang tamu.
Lina bergegas berlari keluar dengan tergesa gesa.
Aksa tertawa terbahak bahak melihat tingkah lucu istri kecilnya yang panik karna ulahnya. Fikirnya, Sekali kali menjahili istri bukan masalah besar, hahahha.
Abi Agam dan Ummi Ais saling pandang dengan kelakuan anak dan menantunya. Apa yang terjadi hingga menantunya lari tergesa gesa seperti itu, fikir mereka
•
Dikamar, Lina ngos-ngosan karna berlari dari Ndalem tadi. Teman temannya sibuk membawakannya air putih dan mengipasi dirinya yang kelelahan.
"Ya Allah ada apa Lina," Panik Syafira.
"Kamu abis ketemu setan ya?" Tanya Nadia.
Lina bingung akan menjawab apa pada pertanyaan teman temannya. pada akhirnya ia harus berbohong lagi.
"Ah itu, tadi aku liat putih putih." Cerita Lina sambil ngos-ngosan.
"Positif thinking sih, kalau itu santriwati pake mukenah. tapi aku was was aja, makanya larii. hehhe." Sambung Lina menjelaskan.
"Ooh gitu toh, tak kirain apaan." Ujar Dinda mulai tenang.
"Kamu sudah makan, Lina?" tanya Syafira.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Aksana
Fiksi RemajaLina Adiratna, gadis berumur 18 tahun yang di daftarkan sang ayah ke Pondok Pesantren Darul Mushtofa. Perjodohan Lina dengan salah seorang gus membuatnya mau tak mau menerima kenyataan yang dihadapi. Pasalnya, gadis yang akrap di panggil Lina ini...