"Cinta sesungguhnya adalah 'Qabiltu' bukan 'Maukah kamu menjadi pacarku'."
-Fariq Luthfan Aksa.Tibalah saatnya Hari dimana Gus Aksa akan mengucapkan Ijab kabul. Acara digelar sederhana, hanya dihadiri oleh beberapa keluarga inti dari kedua mempelai.
Kegugupan kini menghantui Gus Aksa, namun ia mencoba menetralisirnya dengan membaca basmalah serta berdoa agar diberi kelancaran pada hari ini.
Di ruangan yang berbeda, Lina tengah berkutat dengan pashmina yang ia kenakan. Saking gugupnya, ia bahkan tak bisa menyematkan jarum pentul pada hijabnya. Shafa, ibu Lina menyadari hal itu dan segera membantu Lina menggunakan Hijabnya. Shafa terkekeh ketika melihat kegugupan putrinya yang akan berubah status menjadi seorang istri.
Lina terlihat cantik dengan balutan dress syar'i putih serta pashmina berwarna senada. tak lupa ditambah hiasan mahkota perak yang tersemat diatas kepala Lina menambah kesan anggun. Lina kini berada dikamar bersama sang ibunya, Shafa.
"Bagaimana, apakah sudah bisa dimulai?" tanya Penghulu
"Insyaallah bisa" Jawab Gus Aksa.
"Baik, silahkan menjabat tangan dengan sang ayah mertua" ucap Penghulu menginstruksikan.
Gus Aksa mulai menjabat tangan Ayah Athhar.
Athhar merasakan tangan Aksa yang dingin pun tersenyum, seolah memberi isyarat bahwa semua akan berjalan dengan lancar."Ya Fariq Luthfan Aksa bin Fariq Agam Abrisam. Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Lina Adiratna alal mahri Khomsa Miati Dirham hallan.”
“Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq" Ucapnya lantang dengan satu tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi?"
"SAH!" seru saksi dan beberapa inti keluarga yang hadir.
"Alhamdulillah" Ucap syukur mereka semua.
"Barakallahulakuma wa baraka 'alaykuma wa jama'a baynakuma fii khoir"
Gus Aksa merasakan haru hingga tak terasa air matanya luruh tak tertahan.
Lina, Ia terkejut bukan main saat mengetahui siapa suaminya. Fariq Luthfan Aksa? Gus Aksa? Bukankah itu sosok Gus yang dikagumi oleh seluruh santri pondok?. Ia tak kuasa membendung air matanya saat kata Qabiltu terdengar jelas dari lisan seorang pria yang Masih asing baginya. saat kata sah menggema, seketika itu juga jantungnya berdesir hebat.
Kini ibunya menyadarkannya kembali dari isak tangisnya. Shafa menuntun Lina untuk pergi ke depan, menemui Orang yang sudah sah menjadi suaminya.
"Sayang, Ayo. Kamu udah ditunggu sama suami kamu" ucap Shafa.
"i-iya bu"
Gadis itu berjalan menuju meja akad untuk bertemu dengan suaminya.
Gus Aksa Menatap kagum pada gadis yang sekarang telah menjadi istrinya. senyum Gus Aksa terus mengembang. Bahkan ia memandangi istrinya tanpa berkedip.
Di lain tempat, kini jantung Lina berdegup kencang ketika melihat sosok suaminya. Untuk kedua kalinya ia terkejut bukan main. Sosok laki laki yang kini ia lihat di hadapannya ternyata orang yang pernah ia kagumi sebelumnya. Ya, yang dimaksud Lina adalah sosok laki laki yang pernah ia jumpai di salah satu masjid, ternyata Itu adalah gusnya sendiri, bahkan sekarang? Suaminya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Aksana
Teen FictionLina Adiratna, gadis berumur 18 tahun yang di daftarkan sang ayah ke Pondok Pesantren Darul Mushtofa. Perjodohan Lina dengan salah seorang gus membuatnya mau tak mau menerima kenyataan yang dihadapi. Pasalnya, gadis yang akrap di panggil Lina ini...