Bagian 24

1K 110 74
                                        

"Dalam Islam, wanitalah yang paling banyak aturannya dibanding dengan lelaki, karna wanita itu berharga, layaknya mutiara yang ada di dasar laut. Indah dan sangat tersembunyi."
-Fariq Luthfan Aksa-


Ditengah padatnya kota dipagi hari, mobil milik Gus Aksa melesat membelah jalanan. Dalam mobil tersebut, terdapat dua insan yang tengah duduk bersebelahan serta beberapa barang serta pakaian yang mereka bawa.

Ya, hari ini sepasang suami istri itu akan pindah rumah. Jarak dari Pondok Pesantren Darul Mushtofa dengan rumah baru mereka tak cukup jauh, membuat Aksa tak terburu buru dalam mengendarai mobilnya.

Dikursinya, kini Lina tengah membuka lembar demi lembar novel religi yang dipegangnya sedari tadi. Gadis itu terlihat sangat fokus membaca yang membuat suasana hening dalam mobil.

"Sayang, jangan terlaku fokus membaca disaat perjalanan," ungkap Aksa menoleh sekilas pada istrinya.

"Nanti mabuk lagi," imbuhnya.

"Hehhe, nggeh mas," ujarnya sembari tersenyum.

"Nanti kalau Lina mabuk malah ngrepoti sampean," sambungnya terkekeh kecil lalu menutup novel digenggamannya.

Aksa kembali melirik sekilas kearah Lina, lalu ia kembali fokus mengemudi. Tangan kiri Aksa yang semula memegang rem tangan, kini beralih memegang tangan indah milik Lina. Gadis itu tersentak pelan, lalu mengerutkan dahinya.

"Saya sama sekali tidak merasa direpotkan, sayang," ujar Aksa sembari mengusap punggung tangan istrinya.

"Hanya saja, saya tidak rela melihat dirimu yang menahan sakit saat mabuk," sambung Aksa lagi membuat gadis itu mengangguk sembari tersenyum manis.

"Makasih, udah perhatian sama Lina," tutur gadis itu lembut pada sang suami yang masih setia menggenggam tangannya.

"Na'am sayang, sudah menjadi kewajiban saya," seru Aksa.

"Kita mampir supermarket ya sayang," ucap Aksa sembari melihat kaca spion mobilnya hendak menepi.

"Mau ngapain, mas?" tanya Lina mengerutkan dahinya.

"Belanja bulanan, sekalian beli jajan kamu," ujar Aksa tersenyum.

Kini sebuah mobil milik Aksa itu tengah memasuki area parkir Supermarket. Saat mobil hitam itu sudah terparkir dengan rapi, Aksa mematikan mesinnya lalu membuka pintu mobil untuknya dan juga untuk istrinya.

Aksa mendorong satu trolley besi sembari terus mengikuti jejak istrinya. Kini kedua pasutri itu tengah berada di tempat dimana banyak sayur dan bahan masakan lainnya.

Gadis cantik itu menoleh ke belakang lalu bertanya pada suaminya, "Mas sukanya sayur apa?"

"Semua sayur saya suka, asal kamu yang masak," celetuk Aksa sembari tertawa kecil.

Lina ikut tertawa mendengar gombalan maut dari suaminya. Kini ia pun bergegas memasukkan beberapa jenis sayuran kedalam trolley yang telah dibawa Aksa. Lina memasukkan semua bumbu bumbu dapur seperti garam, kaldu bubuk, merica, ketumbar, pala, dan lainnya.

Setengah jam berlalu, waktu terasa begitu singkat saat tengah berbelanja. Isi trolley tersebut bahkan hampir penuh karna banyaknya bahan makanan. Setelah dirasa cukup, Lina segera mengajak Aksa untuk menuju kasir, tentunya untuk membayar semuanya.

Cerita AksanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang