Bagian 2

1.9K 258 71
                                        

 "Tetap menjaga rasa syukur karena nikmat Allah tidak pernah libur."
-Lina Adiratna-

Hari demi hari berlalu begitu cepat. Matahari terbit kemudian kembali tenggelam digantikan semburat jingga bernama senja. Setelahnya bulan dan bintang menguasai langit malam menerangi gelapnya bumi. Terus begitu hingga tanpa sadar enam hari telah berlalu.

Besok adalah hari dimana Lina akan pergi ke Pondok Pesantren. Ya, artinya hari ini lah hari terakhir Lina dapat menikmati suasana rumah. Setelah ini, ia akan sangat merindukan orang tuanya karna tak bisa bertemu setiap hari lagi. Rindu novel-novel yang selalu menemani malamnya, rindu ranjang yang selalu menjadi tempat ternyaman baginya, serta rindu masakan ibunya yang sudah bertahun-tahun melekat di lidahnya. 

Lina sibuk mengemasi barang-barangnya untuk dibawa besok. Shafa turut membantu Lina mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke dalam koper hingga akhirnya satu koper berisi baju-baju Lina bagian ibunya yang membantu. Satu koper lagi berisi kebutuhan sandang, seperti pewangi pakaian, sabun, shampo, sikat gigi, pasta gigi, pembalut, serta barang barang lainnya bagian Lina yang menyiapkan. Tak lupa gadis itu membawa satu tas berisi cemilan-cemilan, mulai dari yang ringan hingga berat semua ada. Kegiatan menyiapkan barang kini terasa jauh lebih cepat karna dibantu oleh ibunya.

Malam telah tiba, suasana malam ini mendung, menandakan hujan segara datang. Lina terduduk di tepi ranjangnya sembari menatap setiap inci sudut kamarnya.

Ya, inilah malam terakhir ia tidur di kamarnya. Tak lama kemudian, hujan datang begitu derasnya membasahi dataran bumi. Suara hujan serta guntur yang bersahut-sahutan membuat Lina mulai terganggu bahkan susah untuk tertidur.

Pasalnya, Lina adalah penyuka hujan namun takut akan guntur. Shafa yang tahu akan hal itu, selalu menemani Lina disaat-saat seperti ini. Shafa selalu menenangkan serta menemani Lina, bahkan Shafa akan menunggu Lina hingga benar-benar terlelap tidur. Shafa berharap, setelah Lina Tinggal di Pondok Pesantren, Lina mendapat teman yang peka akan hal itu. Tentunya yang dapat menenangkan Lina disaat hujan guntur seperti sekarang.

Kini Lina telah tertidur pulas di dalam dekapan sang ibu. Shafa tak bisa bergerak apalagi ingin keluar dari kamar Lina. Akhirnya kini Shafa berniat untuk tidur bersama anaknya, ya sekalian untuk menghabiskan malam-malam terakhirnya.

🌷🌷🌷🌷

Hari ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Lina tampak cantik dengan balutan gamis navy serta pashmina berwarna senada yang menutupi mahkota berharganya. Athhar tampak sibuk memasukkan koper-koper barang milik Lina ke dalam mobil, sedangkan Shafa sibuk membawakan bekal dengan porsi cukup banyak yang nantinya akan dibagi ke teman-teman Lina. Sebelum berangkat, Lina tak lupa menghubungi kakaknya untuk berpamitan, Ayna terkejut saat mendapati kabar bahwa adiknya daftar pesantren. Namun, Ayna juga senang karna Lina akan mendapat ilmu yg lebih baik disana.

Lina serta kedua orang tuanya sudah berada di perjalanan menuju Pondok Pesantren. Dari rumah saat waktu menunjukkan pukul 06.30 WIB. Selama di perjalanan Lina menghabiskan waktunya dengan berdzikir serta berdoa agar keputusannya kali ini adalah keputusan yang terbaik. Tak selang lama Lina tertidur karna lelah. Jarak yang ditempuh cukup jauh, dari Semarang hingga Malang membutuhkan waktu tempuh selama enam hingga tujuh jam.

Kini tibalah mereka di depang Gerbang Pondok Pesantren Darul Mushtofa, Malang. Mereka tiba saat pukul  13.20 WIB. Athhar masuk kearea Pesantren lalu memarkirkan mobilnya, Shafa bergegas untuk membangunkan putrinya.

Cerita AksanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang