Bukan karena bertemu lalu berjodoh, tetapi karena berjodoh lalu bertemu.
- Fariq Luthfan Aksa.
Mobil Aksa kini sudah terparkir rapi di halaman rumah Lina. Seperti biasa, Aksa akan membukakan pintu mobil untuk istri kecilnya. Setelah itu, mereka mengetuk pintu rumah dengan banyak barang bawaan. padahal baru setengah hari mereka keluar, namun rasanya tangan mereka sudah tidak cukup untuk membawa beberapa kantong belanjaan.
Tok... Tok... Tok....
"Assalamualaikum." Ucap mereka bersamaan.
"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh" Jawab lembut wanita dari dalam rumah. Itu adalah Shafa, ibu Lina.
Cklek.
Pintu terbuka dari dalam dan menampakkan Shafa didepan pintu.
"Wahh, nganten anyar baru pulang," Goda Shafa.
"Hehehe iya bu," Aksa terkekeh lalu bergegas mengalami tangan Shafa dan diikuti oleh Lina.
"Yowes, Masuk dulu." Shafa mempersilahkan.
"Nggeh bu," Ucap Aksa.
Setelah Mereka masuk kedalam rumah, Ternyata Athhar tengah membaca sebuah buku diruang tengah. Mereka langsung menyalami tangan pria paruh baya itu.
Aksa meletakkan beberapa barang belanjaannya di meja ruang tengah. Aksa memisahkan antara makanan, dan juga barang.
"Ibuu, Ini Mas Aksa beliin pempek kesukaan ibu nihh," Teriak Lina pada ibunya yang masih mengunci pintu ruang tamunya.
"Sayang, Jangan teriak teriak." Tegur Aksa pada Istrinya.
"Hhe maaf mas." Jawab Lina tersenyum dengan deretan gigi rapinya.
"Wahhh, ibu denger ada yang beliin ibu pempek yaa?" Celetuk Shafa yang tiba tiba sudah berada di ruang tengah.
"Iyaa bu, Mas Aksa mampir beli tadi." Ujar Lina.
"Wahh Alhamdulillah, makasih yaa Gus Aksa. Maaf merepotkan." Ujar Shafa pada menantunya.
"Panggil Aksa aja bu, Dan sama sekali tidak merepotkan bu,"
"Yasudah ibu mau siapkan pempek nya dulu ya." Pamit Shafa membawa dua kantong plastik berisi pempek ke dapur.
"Lina sama Mas Aksa mau kekamar jugaa ya Ibu, Ayah." Pamit Lina.
"Ngapain tuhh kekamar," Ledek Athhar.
"Mau ngeberesin ini ayahh." Jawab Lina sambil menunjuk dua papper bag Gramedia.
"Oohh kirain ayah, mau yang lain," Athhar tertawa.
"Ayah fikirannya udah melayang sampe negara lain saking jauhnya." Sungut Lina kesal.
Sebelum mereka ke kamar, Athhar melihat dua papper bag besar yang di bawa oleh Aksa.
"Aksa, Jangan terlalu memanjakan Lina ya. Nanti dia keterusan," Peringat Athhar pada Aksa.
"Engga ayah, Aksa hanya membahagiakan Istri Aksa." Jawab Aksa pelan.
"Maksud ayah apa ngomong kaya gitu sama mas Aksa?" Bingung Lina.
"Liat tuh, Belanjaan kamu banyak bangett." Ujar Athhar.
"Kan Lina mau morotin uang mas Aksa." Celetuk Lina.
"Astagfirullah," Ucap Atthar beristighfar.
"Bercanda ayah.." Jawab Lina lalu melenggang lari ke kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Aksana
Fiksi RemajaLina Adiratna, gadis berumur 18 tahun yang di daftarkan sang ayah ke Pondok Pesantren Darul Mushtofa. Perjodohan Lina dengan salah seorang gus membuatnya mau tak mau menerima kenyataan yang dihadapi. Pasalnya, gadis yang akrap di panggil Lina ini...