Harus bagaimana lagi aku manjelaskan bahwa kamu adalah satu satunya alasan aku bahagia
-Fariq Luthfan Aksa.Canda tawa kini menghiasi sebuah ruangan kecil bertuliskan 'Zahro 2' yang diisi oleh empat gadis. Mereka terlampau bahagia karna Lina telah kembali di pondok pesantren dengan cepat.
Setelah membantu Lina merapikan pakaiannya, mereka menghabiskan waktu sorenya dengan bercerita hal hal yang terjadi di pondok selama Lina Pulang.
Tak lupa Lina membawa beberapa kantong cemilan untuk dimakan bersama. Tadi Lina sempat mampir di supermarket saat diperjalanan menuju pondok karna tak ingin mengecewakan teman temannya.
"Ehh kamu balik sama Gus Aksa ya?" Ucap Nadia yang mulai serius.
"Santriwati pada heboh ngeliat kalian berduaan di mobil." Jelas Dinda menimpali.
Sungguh Lina belum menyiapkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan beruntun temannya. Ia harus memutar otak jauh lebih cepat dari biasanya agar dapat menjawab pertanyaan tersebut.
"E-emm cuma karna searah doang kok." Jawab Lina mencoba menetralisir kegugupannya.
"Beneran? Gus Aksa gapernah loh berduaan sama cewe bukan mahramnya kaya gitu." Ucap Nadia mengompori.
"Jangan jangan kamu ada hubungan keluarga sama Gus Aksa." Ucap Dinda menimpali
"Yeuhh, mana ada." Jawab Lina berbohong.
"Yasudah kalau kalian ga percaya, gapapa." Ujar Lina menyudahi topik pembicaraan tersebut.
ditengah tengah pembicaraan mereka, terdengar suara orang yang mengetuk pintu kamar Zahro 2.
"Assalamualaikum,"ucap orang tersebut memberi salam.
Syafira bergerak untuk membuka pintu, namun Lina sudah terlebih dulu beranjak dan membuka pintu tersebut.
"Waalaikumusalam." Jawab Lina dan temannya kompak.
"Ada apa nggeh Ning?" Tanya Lina pada gadis di depannya yang tak lain adalah Ning Zahra.
"Saya dapat amanah dari Ummi Ais, katanya Lina dipanggil ke Ndalem setelah Sholat Maghrib." Jelas Ning Zahra pada Lina.
"Emm, ada apa nggeh Ning?" Tanya Lina penasaran.
"Wahh, kulo mboten ngerti." Jawab Ning Zahra sopan.
"Yowes, Saya pamit. Assalamualaikum." Pamit Ning Zahra.
"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab mereka dari dalam kamar.
Lina menutup pintu kamar lalu kembali bergabung dengan teman-temannya.
"Ciee dapat undangan dari Ndalem." goda Dinda.
"Waduhh. Apa aku ada salah ya, sampe dipanggil ke Ndalem." Fikir Lina.
🌷🌷🌷🌷
Adzan Maghrib berkumandang dari seluruh penjuru sudut pondok. santri serta santriwati berbondong bondong untuk memasuki area Masjid pondok untuk segera menunaikan ibadah shalat.
Lina dan ketiga temannya kini berjalan menuju masjid yang sudah terlihat penuh oleh santriwati.
Tak lama kemudian, Seorang gadis menubruk badan Lina hingga terdorong kebelakang. Syukur Syafira berada tepat dibelakang Lina yang dengan sigap segera menahan tubuhnya.
"Eh lo sengaja ya," Ujar Lina kesal pada gadis tersebut.
"Apaan sih cewe caper!"
"Woi, maksud lo apaan!" Ujar Lina yang semakin dibuat geram.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Aksana
Ficção AdolescenteLina Adiratna, gadis berumur 18 tahun yang di daftarkan sang ayah ke Pondok Pesantren Darul Mushtofa. Perjodohan Lina dengan salah seorang gus membuatnya mau tak mau menerima kenyataan yang dihadapi. Pasalnya, gadis yang akrap di panggil Lina ini...