🍒🐻🐰🐶🐱🍑
Breaking News!
Ditemukan anggota geng Pong tergeletak dalam keadaan sekarat malam kemarin di tengah hutan. Tiga orang dinyatakan tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. Pihak kepolisian mendapat telpon dari orang misterius sekitar pukul setengah sembilan malam, saat ini penyelidikan tengah diberlangsungkan.
Geng Pong adalah geng yang melakukan tindakan ilegal, mereka adalah pelaku penyulundupan obat dan senjata ilegal. Meski mereka orang yang sudah lama dicari namun polisi tetap melakukan penyelidikan pada kasus penyerangan ini.
"Kenapa penyerangan itu harus diselidiki saat yang diserang adalah orang-orang yang merugikan negara?" tanya Haechan pada Johnny yang duduk di sampingnya.
"Mereka harus tahu siapa penyerangnya dan motif apa yang dimiliki pelaku hingga menyerang geng tersebut." Jawab Johnny.
"Tapi percuma tidak sih?" tanya Doyoung menimpali.
"Percuma sekali memang." Jawab Johnny.
"Mungkin dilakukan penyelidikan karena takutnya orang awam bisa jadi korban. Geng Pong terdiri dari warga campuran, ada yang Korea, China, dan warga asing lainnya. Ditakutkan ternyata yang diserang adalah orang-orang tertentu, sehingga harus dicari dulu polanya." Ujar Taeyong.
"Ini kasus ke berapa?" tanya Mark yang saat itu berkunjung ke dorm lantai bawah. Dia dan penghuni lantai atas turun semua untuk sarapan di dorm lantai bawah, sekalian manager akan menjemput mereka di sana.
"Kasus kesekian, yang diserang selalu mereka yang punya kejahatan." Jawab Taeil.
"Iyakah semua orang yang punya kejahatan? Waktu itu ada orang tidak memiliki kejahatan diserang tiga orang tidak dikenal." Tutur Jaehyun.
"Bisa saja orang itu kejahatannya tertutup dan tidak dibuka publik." Ujar Yuta menanggapi.
"Memang ada yang seperti itu?" tanya Jungwoo.
"Ada" jawab Yuta seadanya, dia bangun dan mengisi gelas kosong dengan air putih.
"Apa Yuve belum ada niat mengeluarkan novel baru lagi?" gumam Johnny sembari menscroll ponselnya.
"Yuve?" tanya Taeil memastikan.
"Mm, Yuve, novelist misteri itu salah satu novelist favoritku, sudah satu tahun dia tidak mengeluarkan novel barunya." Jawab Johnny.
"Aku juga menyukai novel buatannya. Ceritanya menarik dan mendebarkan, tapi juga membuat kita ikut menebak-nebak." Timpal Mark.
"Dia sudah menerjemahkan beberapa novelnya ke beberapa bahasa, dari yang aku tahu ada bahasa Jepang, Inggris, dan China. Dan salah satu novelnya diangkat menjadi film." Jelas Johnny yang diangguki Mark.
"Sayangnya saat difilmkan nuansanya tidak terlalu terasa, entah aktornya atau direkturnya, tetapi aku tidak bisa merasakan feel ceritanya saat diangkat menjadi film, aku tidak menemukan debaran seperti saat aku membacanya." Tutur Mark.
"Yuve sendiri katanya tidak menyukai film itu." Ujar Johnny.
"Dia tidak suka?" heran Haechan.
"Iya, Yuve sebenarnya tidak setuju bukunya diangkat menjadi film karena dia tahu feelnya akan terasa berbeda, tapi pihak perfilmannya ngotot." Jawab Johnny.
"Bukankah ada karyanya yang dijadikan model manhua?" tanya Taeyong.
"Ada, dia katanya lebih suka kalau dibuat versi manhua daripada difilmkan." Jawab Mark.
"Kalian excited sekali membicarakannya. Sudah pernah bertemu?" tanya Yuta yang kembali duduk di sebelah Jaehyun.
"Yuve tidak pernah menyelenggarakan jumpa fans atau sejenisnya, sehingga kami tidak pernah melihat bagaimana rupanya." Jawab Mark.
"Kalau seandainya dia membuka jumpa fans apa kalian akan datang?" tanya Doyoung.
"Tentu saja datang!" jawab Johnny dan Mark kompak.
"Woah~ kalian benar-benar penggemarnya."
🍒🐻🐰🐶🐱🍑
"Jeno-ya, apa kau sudah dapat telpon dari Jaemin?" tanya Renjun pada rekan satu grupnya yang baru saja selesai sarapan.
"Yang mengangkat Mama Na, tadi beliau bilang akan membangunkan Jaemin segera." Renjun geleng kepala sendiri.
"Jaemin tidak di dorm, tidak di rumah, sama saja. Susah sekali bangunnya." Tutur Renjun sembari meraih jaket miliknya.
"Seperti tidak tahu Jaemin saja." Tutur Jeno, dia lalu mencuci alat makannya sebelum masuk ke kamar dan bersiap. Hari ini Dream ada jadwal pemotretan brand, mereka tidak boleh terlambat. Mark dan Haechan akan berangkat terpisah dengan mereka.
Selama Jeno bersiap, di ruang tengah terlihat Renjun dan Jisung yang sedang berbincang santai. Tidak lama manager datang, namun bukan manager Dream, melainkan manager Sungchan dan Shotaro.
"Selamat pagi hyung!" sapa Renjun dan Jisung.
"Pagi Renjunnie! Jisungie! Sudah siap kerja?" keduanya mengangguk.
"Sungchan dan Shotaro sudah bangun?" tanya manager pada keduanya.
"Sudah kok, tadi mereka sarapan bersama kami, mungkin sedang bersiap-siap." Jawab Renjun.
"Terimakasih ya, hahh~ harusnya sih tidak perlu ada jadwal begini." Tutur sang manager.
"Kenapa memangnya hyung? Ada masalah?" tanya Jisung.
"Bukan begitu, kalian sudah dengar berita pagi ini kan?" keduanya mengangguk, "Bibi dorm tadi juga membicarakan perihal berita itu, tapi kan yang diserang bukan orang-orang tv, apa kita perlu cemas juga?" tanya Jisung.
"Harus Jisungie, karena yang diserang kemarin kebanyakan orang asing." Jawab sang manager, Renjun mendengar itu memucat, dia jadi cemas kan sekarang!
"Hyung jangan begitulah! Aku jadi takut sekarang!" manager hyung menghembuskan nafas.
"Hyung juga cemas ini, tapi pihak perusahaan bilang tidak apa, beruntungnya jam kerja kalian dikurangi." Jawab sang manager.
"Hyung kami siap!" Sungchan dan Shotaro keluar dari dalam kamar tidak lama kemudian. Keduanya mendekati sang manager yang tengah berbincang dengan Renjun dan Jisung.
"Yasudah hyung pergi dulu, kalian jaga diri ya!" Renjun dan Jisung mengangguk. Seperginya manager, Sungchan, dan Shotaro, Jeno baru keluar dari dalam kamar lengkap dengan tas punggungnya.
"Manager belum datang?" Jisung menggeleng.
"Renjun, wajahmu kenapa pucat begitu?" tanya Jeno.
"Tidak apa." Jeno tahu jika rekan satu linenya itu berbohong, namun dia tidak memaksa, takut Renjunnya tidak nyaman. Mereka bertiga pun duduk manis di ruang tengah menunggu manager datang menjemput.
🍒🐻🐰🐶🐱🍑
"Black Rose?" tanya pria tan itu pada wanita cantik di depannya.
"Benar, Black Rose adalah kelompok yang satu tujuan dengan kita, mereka menghukum yang tidak bisa dihukum oleh negara. Black Rose punya tiga orang 'hakim' utama, sisanya adalah anak buah yang mempelancar misi mereka agar tidak tertangkap oleh kepolisian." Jelas si wanita cantik yang merupakan tangan kanannya tersebut.
"Apa Black Rose punya bisnis di dunia gelap?" tanya pria tan itu.
"Setahuku tidak ada bisnis atas nama mereka, tetapi semua orang yang bersinggungan dengan dunia seperti kita mengenal mereka dengan baik. Sampai saat ini tidak ada yang tahu identitas dari Black Rose. Jumlah mereka saja tidak ada yang tahu pasti." Jawab wanita itu, sedangkan si pria tan membolak-balik lembaran di tangannya.
"Beri tahu Jerry jika aku ingin bertemu dengannya." Wanita itu mengangguk dan pergi dari hadapan sang atasan.
"Black Rose" gumamnya, matanya menatap ke arah rentetan informasi yang didapatkan oleh tangan kanannya.
"Siapa sebenarnya kalian ini?"
🍒🐻🐰TBC 01🐶🐱🍑
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] BEHIND THE MASK
Fanfiction‼️⚠️🅱️❌🅱️⚠️‼️ "Katanya setiap orang yang lahir di bumi, mereka memiliki tujuh kembaran, kau percaya itu?" "Itu terlihat seperti Haechan versi dewasa dan lebih tinggi." "Sebenarnya ada berapa Jaemin?!" [JAEYU/HYUCKNA/NOMIN] 🍑🍒🐻🐰🐶🐱 Start : 23...