🍒🐻🐰17🐶🐱🍑

2K 357 48
                                    

🍒🐻🐰🐶🐱🍑

Jerry dan Dong Eun menatap ke arah berita yang tayang hari ini di pagi dan sore hari, juga muncul di berbagai situs berita. Berita pembunuhan 'Eliot'.

Jerry terpaksa mengakhiri panggilan dengan Jaemin saat anak buah terpercayanya memberitahukan berita itu padanya, tidak lama Dong Eun datang setelah makan malam dan berpisah dengan Yuzuru.

"Orang gila mana yang nekat menggunakan nama 'Eliot' dalam aksinya?" Tanya Dong Eun keheranan.

"Pengejaan nama yang ditinggalkan salah, jelas ini bukan Elliott yang kita temui saat itu. Kemungkinan ini adalah ulah dari orang lain yang ingin menyeret nama klan itu. Jika tidak salah Elliott adalah klan besar keempat yang punya kuasa di dunia 'kita', tepat setelah Alievi." Jelas Jerry.

"Orang ini sepertinya tahu dan mengenal siapa Elliott sehingga memancingnya, apa mau terlibat dalam penyelidikan?" Dong Eun menggeleng.

"Aku rasa tidak perlu Jer, ini bukan urusan kita." Jerry menyeringai, dia mengeluarkan sesuatu untuk ditunjukkan kepada Dong Eun.

"Kita juga diserang, Eth."

Dong Eun menatap ke arah ponsel Jerry dan matanya berkilat tajam kemudian.

'Korban pembunuhan baru saja ditemukan di sebuah apartement, sebuah pesan ditinggalkan oleh korban, yaitu dua kata 'Agraron' dan 'Azgola'.'

Dong Eun menatap ke arah Jerry, "Jelas itu mengarah pada kita, orang ini sepertinya punya nyali tinggi."

🍒🐻🐰🐶🐱🍑

"Mengerikan! Dua pembunuhan dalam satu hari." Tutur Sungchan, dia ngeri sendiri mendengar berita yang ditayangkan di beberapa acara berita.

"Tidak heran kita dipulangkan lebih cepat." Sambung Shotaro.

"Tapi ini parah, dua pembunuhan dalam satu hari, yang pertama di pagi hari dan satu lagi malam hari." Renjun bergidik ngeri sendiri.

"Siapapun itu harus segera ditangkap, dia menebar teror." Ujar Jisung.

"Tapi kepolisian tidak mendapatkan petunjuk apapun kecuali tiga nama satu Eliot, Azgola, dan Agraron." Tutur Jeno.

Saat mereka sibuk berdiskusi, Jaemin memilih diam dan menatap nyalang ke arah lantai. Tangan Jaemin terkepal erat, dia marah, nii-channya kena fitnah. Jika nama nii-channya tidak segera dibereskan ini akan berdampak buruk pada lainnya.

'Nii-chan baik-baik saja tidak ya?'

🍒🐻🐰🐶🐱🍑

Papa dan Mama menatap ke arah Yuzuru yang terpaku di tempatnya saat mendengar berita pembunuhan itu. Tadi pagi ia tidak ada mengecek berita di tv, dia tahu beritanya juga dari Papa dan Mama.

"Bukan Yuki-kun kan?" Tanya Mama.

"Harusnya bukan Ma, Yuki-nii saja baru sembuh, dia pun juga bukan tipe orang yang melakukan pembunuhan dengan cara seperti ini. Ini terlalu menjijikkan." Tutur Yuzuru.

"Tapi namanya-" Papa menatap ke arah mama yang tidak melanjutkan perkataannya.

"Ejaan namanya salah, pelaku sepertinya tahu identitas asli Yuki-nii dan berusaha menariknya keluar dari persembunyian." Ujar Yuzuru.

"Pamanmu dalam perjalanan ke Korea, kemungkinan besok sudah tiba, saat aku mengabari ini padanya, dia langsung mengatakan jika akan membeli tiket segera dan terbang ke Korea." Penuturan sang Papa membuat Yuzuru menatap sang kepala keluarga.

"Lalu bagaimana dengan okaa-san dan otou-san?" Tanya Yuzuru.

"Mereka besok baru akan terbang dari Jepang." Jawab Papa. Yuzuru menggigit jemarinya.

"Ini harus segera diselesaikan sebelum nama Elliott diseret lagi lebih dalam." Yuzuru bangun dari duduknya dan pergi dari ruang kerja ayahnya. Ia masuk ke kamar dan mengganti pakaiannya, lalu pergi keluar untuk menuju markas dimana kelompoknya berada.

Mama menatap cemas, Papa memeluknya dari belakang. "Kita doakan semoga mereka baik-baik saja."

🍒🐻🐰🐶🐱🍑

"Eth, mendadak aku ingat pada salah satu klan 'Old Money' yang pusat keluarga mereka ada di Skotlandia." Dong Eun menatap ke arah Jerry yang kini tengah memilah senjatanya.

"Maksudmu keluarga 'itu'?" Jerry mengangguk.

"Meski mereka sudah tidak terlibat apapun dengan hal-hal berbau mafia seperti ini, tapi pengaruh mereka masihlah besar, kekuasaan mereka tersebar hampir di seluruh Eropa. Kita tidak pernah bersinggungan dengan mereka tetapi, aku punya firasat keluarga ini akan ikut andil." Dong Eun mengernyit.

"Kenapa kau yakin begitu? Tunggu, siapa pemimpin klan satu itu sekarang?" Tanya Dong Eun.

"Pewaris ke delapan belas, keluarga ini sudah hidup sangat lama, tapi identitasnya tidak diketahui dia siapa. Tidak ada yang berhasil menemukan data mengenai keluarga itu, dan kenapa aku yakin adalah karena mereka telah lama berdiam diri." Jawab Jerry.

"Siapa namanya? Setidaknya namanya ada yang tahu kan?" Tanya Dong Eun, Jerry mengangguk.

"Jeffrey Kanz Ruthven"

🍒🐻🐰🐶🐱🍑

Yuta menatap kosong lantai kamarnya, dia setelah terbatuk tadi segera menyelesaikan makan malamnya. Setelah itu dia pamit duluan ke kamar, member lainnya juga sepertinya tidak terlalu memusingkan sikapnya.

Yuta benar-benar tidak tahu jika akan ada serangan seperti ini. Menggunakan namanya dalam tindakan gila ini. Klannya pasti sudah mendapat serangan saat ini.

"Hyung?" Yuta mendongak, ekspresinya sebisa mungkin ia atur agar tidak membuat membernya, terutama pria di depannya ini cemas.

"Gwaenchana? Kepalamu masih sakit?" Yuta menggeleng, Jaehyun, pria itu, melangkah mendekati ranjang Yuta dan duduk di bawah, tepat di depan kaki Yuta, dia raih jemari pria cantik itu.

"Yakin? Wajahmu pucat dan kau tadi sempat tersedak." Yuta mengangguk.

"Aku baik-baik saja, tidak perlu cemas seperti itu." Ujar Yuta menenangkan Jaehyun juga dirinya sendiri.

"Baiklah, aku percaya, mau istirahat lebih awal?" Yuta mengangguk.

"Biar aku temani, mau ku peluk?" Yuta ingin mengangguk namun ia segera mengendalikan dirinya, dia menggeleng.

"Temani saja aku sampai tidur." Yuta tidak peduli mau dia selesai makan atau tidak, saat ini kepalanya mendadak penuh. Padahal lusa dia baru mau melakukan aksinya bersama kedua adiknya, tapi malah hari ini dapat serangan macam ini.

"Tidurlah, aku di sini bersamamu."

🍒🐻🐰🐶🐱🍑

"Kita terlalu lama diam sampai ada hama pengganggu yang merusak ketenangan semua orang. Selidiki semuanya dan kirim padaku secepatnya."

"Dimengerti."

🍒🐻🐰TBC 17🐶🐱🍑

[BL] BEHIND THE MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang