🍒🐻🐰23🐶🐱🍑

2K 362 29
                                    

🍒🐻🐰🐶🐱🍑

Yuzuru menatap bingung ke arah pamannya, nama klan Ruthven bukan nama asing untuk Yuzuru, dia familiar dengan nama itu, tapi mendengar nama itu bersanding dengan nama nii-channya membuat ia keheranan.

"Tidak ada Ruthven di Korea, Paman, wajahnya saja tidak ada yang tahu." Ujar Yuzuru.

"Tapi Paman pernah sekali melihat wajahnya, itu juga tidak sengaja karena kami ada di pertemuan bersama para bangsawan, tiga tahun lalu. Paman tidak sengaja melihatnya saat hendak mengenakan topengnya." Yuzuru menatap tidak percaya.

"Jangan bercanda paman, mana mungkin Ruthven ada di sini, mungkin hanya serupa saja." James yang mendengar itu terdiam, berpikir mungkin iya sosok yang ia lihat tadi hanya serupa dengan ketua klan Ruthven yang pernah ia jumpai.

'Tapi sama kok- dimplenya dan matanya- eh tunggu, waktu itu matanya merah gelap bukan coklat, ah mungkin memang benar hanya mirip.'

Yuzuru yang melihat Pamannya larut dalam pikirannya hanya geleng kepala, ia biarkan pamannya dengan pikirannya sendiri.

"Ah benar, dimana Ace?" Tanya James langsung setelah sadar dari pikirannya.

"Ace pergi bersama Gilbert." Jawab Yuzuru.

"Neve, apa kau sudah dengar tentang kiriman ancaman?" Tanya James.

"Mm, baru saja, Lysie juga mengatakan jika satu dari tiga polisi yang datang ke agensi kemungkinan adalah kaki tangan pelaku, dia mengirim sebuah nama padaku." Yuzuru menarik sebuah kertas dan menulis sebuah nama lalu memberikannya pada James.

"Tolong selidiki, Paman seorang yang bisa mencari ini di kepolisian tanpa menarik perhatian." James menerima kertas itu dan mengangguk paham.

"Oke, nanti Paman carikan."

🍒🐻🐰🐶🐱🍑

Para member NCT duduk melingkar, keadaan begitu tenang dan senyap, semua sibuk dengan pikiran masing-masing, masih terlalu terkejut dengan berita dari manager, kecuali Jaemin yang tadi langsung menghubungi Jerry, entah mengapa dia begitu ingin memberitahu Jerry akan keadaannya.

"Jadi, bagaimana?" Tanya Lucas memecah keheningan di sana.

"Entahlah" jawab Kun sambil geleng kepala, benar-benar tidak tahu apa yang terjadi.

"Ya jalani saja seperti biasanya, hanya harus lebih hati-hati dari sebelumnya." Tutur Jaemin.

"Kau masih terlihat santai?" Tanya Jungwoo tidak percaya.

"Tuh, Yuta hyung malah asyik dengan ponselnya." Semua menatap Yuta yang duduk di antara Jaehyun dan Mark, dan tengah sibuk dengan ponselnya.

"Ah benar, dia terlalu santai untuk ukuran seorang target." Tutur Johnny.

"Apa?" Tanya Yuta saat sadar dirinya jadi pusat perhatian seluruh member.

"Kau santai sekali, tidak panik atau cemas?" Tanya Taeil.

"Sudah biasa" gumam Yuta tanpa peduli kernyitan heran member yang lain kecuali Jaemin.

"Pernah mengalami?" Tanya Jaehyun yang jelas terdengar sangat cemas.

"Mm, pernah, jangan tanya lagi." Jaehyun pun bungkam.

"Kalian tidak ada rekomendasi tempat?" Tanya Ten pada para member Korea.

"Tidak sekaya itu sampai punya tempat besar untuk menampung kalian semua." Ujar Haechan.

"Nah sama, aku tidak sekaya itu juga untuk memiliki tempat yang besar." Timpal Jeno.

"Jaehyun? Kau tak ada tempat yang bisa kau sarankan?" Tanya Kun.

"Ada pun tempatnya tidak di Seoul. Kalian mau bolak-balik Seoul-Jeju dengan pesawat, eh?" Semua langsung geleng kepala.

"Aku ada, tapi harus izin Papa dan Mama dulu." Semua menatap ke arah Jaemin yang baru saja berucap.

"Aku semakin yakin kalau kau sebenarnya lebih kaya dariku, hyung." Celetuk Chenle yang ditanggapi senyum oleh Jaemin.

🍒🐻🐰🐶🐱🍑

"Ma, sudah dengar kan berita penyerangan yang terjadi? Yang aku, Renjun, dan Shotaro ada di tempat kejadian?"

"Papa dan mama sudah dengar, nak, kau baik kan?

"Aku baik, Ma, tapi hari ini agensi dapat surat ancaman yang menginginkan member Dream dan Yuta hyung mati."

Semua member mendengarkan dengan tenang pembicaraan Jaemin, begitu juga para staff dan CEO Lee. Taeyong tadi segera memberitahu manager yang langsung memberitahukan pada atasannya. Di sinilah mereka semua, mendengarkan pembicaraan Jaemin dengan sang Mama, tidak lupa diam-diam Jaemin telah mengirim pesan pada sang mama jika pembicaraan ini dengar oleh yang lain sehingga meminta sang mama untuk tidak menyebut Yuta sebagai Yuki.

"Omo! Lalu bagaimana?"

"Sajangnim dan manager sudah tahu, lalu mereka mengatakan jika jadwal luar kami dikurangi dan keamanan diperketat, mereka juga ada rencana untuk menjadikan kami dalam satu rumah, hanya saja rencana itu terhalang karena tidak ada tempat untuk menampung kami semua."

"Lalu Nana ingin minta dicarikan tempat?"

"Mm, sebenarnya aku ada tempat, tapi harus izin Mama dan Papa."

"Iya apa, nak? Tempatnya dimana memang?"

"Rumahku"

🍒🐻🐰TBC 23🐶🐱🍑

[BL] BEHIND THE MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang