1

17.4K 670 40
                                    

DOR!

DOR!

DOR!

Bunyi tembakan terakhir menandakan bahwa tujuan nya selesai. Surai kelam nya lepek kala keringat turut bercucuran. Darah hasil tembakan nya terciprat mengotori kemeja putih nya.

Kaki nya ia bawa untuk menginjak dada pria buncit yang baru saja di tembak nya sehingga mati.

Pria dengan pahatan wajah indah itu tertawa puas melihat karya nya sebelum seorang pria berkaca mata mendatangi nya. Menganggu si manis melakukan kerja seharusnya.

"Tuan muda pete,kerja anda sudah selesai. Tuan besar memanggil anda untuk persiapan malam ini" Pria berkaca mata itu berucap dengan kepala tertunduk hormat.

Pete si pelaku hal keji tadi lantas menghela nafas lelah, jika sudah sang ayah memanggil nya untuk sesuatu hal pasti topik nya tentang perjodohan,pernikahan atau apalah itu.

"Baiklah,bereskan kekacauan ini.Aku tidak ingin melihat sedikit pun darah berada di lantai ini."

"Baik,Tuan muda"

Pete berjalan mundur meninggalkan ruangan usang yang di pakai nya untuk melakukan pekerjaan kotor barusan. Benar,pete baru saja membunuh seorang pemilik perusahaan di bawah naungan syarikat ayah nya.

Pete membunuh bukan sengaja,lelaki tadi itu melampaui batas. Sedang pete serius menagih hutang pria tua bangka itu lakukan pada syarikat ayah nya, si tua malah melunjak seolah meremehkan kemampuan nya.

Lelaki tidak tau umur itu dengan wajah tengil menjijikkan nya memberanikan diri menyentuh tempat privasi si manis.

Pete tentu tidak terima,akhirnya ia memutuskan untuk membunuh lagi.

Padahal dia sudah janji kepada ibu nya untuk mengurangi kebiasaan ingin 'melubangi kepala orang' dengan pistol milik nya tetapi lelaki tua tadi itu seolah menggoda nya untuk kembali melakukan hal keji.

Mari beralih kepada pria manis yang sedang duduk di ruang makan ini bersama keluarga kecil nya. Tuan besar alias ayah pete menatap putra tunggal nya dengan tatapan penuh tanda tanya.

Mereka baru saja membahas tentang perjodohan yang di janjikan antara dua pihak," Bagaimana, pete ?"

"Bagaimana apanya?" Tanya pete balik dengan santai sambil meminum wine perisa anggur merah nya.

Madam besar alias ibu pete mengernyit bingung," Tentang vegas. Menurut mu dia bagaimana?"

"Biasa saja,dia manusia,dia tinggi tapi aku rasa aku lebih tinggi dari dia. Hmm,dia juga sedikit menyebalkan" Pete mengunyah steak daging nya sebelum kembali berucap "Aku tidak menyukai pria yang tidak bisa membawa motor"

Tuan besar dan madam besar hanya menatap satu sama lain bingung mendengar first impression putra mereka tentang vegas.

"Setau ibu, Vegas bisa mengendarai motor"

Pete menatap ibunya,"Benarkah? Jika begitu,malam ini aku ingin di jemput oleh vegas dengan motor nya"

"Hm?" Madam besar terkekeh,"Baik,jika begitu kau juga harus memakai pakaian yang ibu pilih."

Pete tersedak," UHUK!"

"Ibu,aku sudah.. uhukk!..sering memakai pakaian feminim saat berada di rumah atau di luar" Ujar pete. Seolah tau isi fikiran ibu cantik nya.

"Ibu ingat, pertama kali kita membincangkan tanggal pernikahan kalian. Kau bahkan memakai pakaian layak nya seorang maling, pete.Ibu tidak mau ya" Madam besar memperingatkan.

Pete mengeluh lelah, niat nya memakai pakaian seperti maling karna tidak ingin di cap lembek oleh vegas. Ibu nya tidak memahami nya. Pete itu ingin terlihat seperti dominan bukan submissif.

Blood,sweat and kiss [VegasPete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang