2

585 58 5
                                    

.


.

.

Sakura hendak berdiri, moodnya sekarang hancur. Sakura benci ditolak apalagi orang yang menolaknya adalah Daisuke.

Daisuke menatap Sakura dengan manik berkaca-kaca, hati Daisuke terasa sesak. Dia tak sanggup jika Sakura marah padanya. Apa yang harus dia lakukan?

Dengan gerakan cepat Daisuke menahan tangan Sakura, hal itu menghentikan langkah Sakura. Sakura hanya menatap tak berminat.

"Apalagi? Kita sudahi saja hari ini, aku ada urusan lain," tukas Sakura agak malas. Onyx Daisuke membola, dia tahu apa arti urusan lain yang Sakura ucapkan. Hatinya bergetar tak karuan.

Dengan cepat dia menggeleng. "Nggak, nggak. Kura nggak boleh pergi, aku nggak izinin Kura buat pergi." Manik Daisuke terlihat bergetar.

"Lalu kamu mau apa? Buat apa aku tinggal sedangkan sikap kamu seperti itu." Alis Sakura terangkat. Daisuke kembali menggeleng.

"A-aku nggak bakal seperti itu lagi, aku akan berusaha untuk lebih berani lagi," tukas Daisuke serius. Melihat keseriusan itu akhirnya Sakura memutuskan untuk memberi kesempatan.

Sekali lagi Sakura menyosor bibir Daisuke, kali ini dia agak kasar. Ciuman yang begitu agresif, Daisuke yang pasif benar-benar tidak bisa mengimbangi Sakura. Tahu dirinya tak mampu Daisuke hanya diam, dia membiarkan Sakura yang memainkan permainan keduanya. Dengan hebatnya Sakura mengadu lidah keduanya. Selama 3 menit keduanya terbuai.

Sakura menghentikan ciuman, Emerald miliknya menatap Daisuke. Daisuke terlihat terengah-engah. Sakura sedikit luluh. Apa ciumannya tadi terlalu kasar? Karena terlihat jelas bibir Daisuke memerah.

"Kura udah nggak marah kan?" Tanya Daisuke memastikan.

Sakura menggeleng. "Nggak, kamu hebat tadi udah ada kemajuan."

Mendengar hal itu Daisuke memekik senang. "Apa sekarang Kura lebih sayang aku daripada Nagini?"

Sakura tampak berpikir, membuat Daisuke menatap ragu-ragu. "Of course."

Senyum cerah langsung terbit, dengan antusias Daisuke memeluk Sakura erat.

"Terimakasih Kura udah jadi orang kedua yang buat aku bahagia, Kura tetap peduli sama aku disini. Meskipun Kura tahu aku nggak punya marga." Daisuke tersenyum haru.

Sakura terdiam. Orang kedua huh? Lalu yang pertama siapa. Namun Sakura tidak terlalu terlarut dalam pertanyaan itu, karena ponselnya berdering hebat. Menandakan ada panggilan masuk.

Tatapan Daisuke ikutan jatuh menatap ponsel Sakura yang saat ini menunjukkan panggilan bertuliskan ayah. Sakura memberi kode agar Daisuke diam. Daisuke menurut. Setelah itu dia melihat Sakura mengobrol dengan ayahnya.

"Maaf honey, ayahku menyuruhku untuk ke mansion sekarang," jelas Sakura setelah panggilan berakhir.

Daisuke tercengang. "Apa ini gara-gara Kura bolos?" Tanya Daisuke dengan panik.

"Nggak usah panik, aku udah biasa," ucap Sakura sambil tertawa ringan.

Tetap saja Daisuke khawatir. "Aku ikut kamu ya? Aku bantu kamu buat kasih penjelasan."

To Eunoia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang