14

353 46 4
                                    

.


.


.

"Sudah-sudah kenapa kamu canggung begini," kekeh Suigetsu agak kaku. Dia menatap lamat Sakura yang berada di depannya. Sakura hanya berekspresi datar.

"Jadi katakan apa tujuanmu, aku tahu tidak se simple rindu saja," ungkap Sakura sambil menatap Suigetsu serius.

Suigetsu menatap canggung. Dia tahu dia tak akan bisa menipu sosok pintar seperti Sakura. Merasa ini akan menjadi obrolan yang panjang, Suigetsu segera menuju ke arah bangku yang sudah tersedia. Sakura mengikuti dari belakang kemudian ikut duduk.

Sakura menyilakan kedua tangannya. Menunggu Suigetsu bicara.

"Lihat ini," ujar Suigetsu sambil memperlihatkan apa yang ada dalam ponselnya.

Sakura menatap heran. Tidak ada yang aneh. Namun itu tidak bertahan lama, setelah Sakura melihat isi foto itu dia rasanya tidak percaya.

Difoto itu terdapat Daisuke dengan stelan jas, dia tampak berdiri kokoh dengan wibawa seorang pemimpin. Dan yang membuat Sakura kaget, disamping Daisuke ada kakaknya Sasori. Bagaimana bisa Sasori terlihat dekat dengan Daisuke, apa hubungan mereka?

Suigetsu tertawa dalam hati begitu melihat respons Sakura yang sesuai dugaan. Dia merasa menang.

"Apa maksudnya ini?" Tanya Sakura, ia sedikit mendelik.

Suara Suigetsu tetap tenang. "Sebentar, jangan langsung ke intinya. Dengar dulu beberapa kata dari ku," basa-basi Suigetsu. Sakura hanya bisa pasrah.

"Ini diambil oleh bawahan ayahku, katanya mereka berdua sedang membahas proyek penting. Kamu tahu love hotel yang viral itu kan?" Sakura menatap ke depan dengan serius. Love hotel?

Sakura mengangguk. Ya, dia ingat.

"Ya, kakakku memang salah satu pemegang saham disana. Namun apa hubungannya dengan Daisuke? Aku tahu dia bahkan tidak mampu membeli 1% saham disana," terang Sakura.

Suigetsu menghela napas. "Gunakan otak pintar mu, bagaimana bisa dia tidak ada hubungan apa-apa tapi berada disana? Eksistensi seperti itu saja sudah menakutkan," kekeh Suigetsu. Dia bicara soal fakta. Nyatanya untuk masuk kesana itu memerlukan eksistensi yang besar.

Sakura mengeram. Dia merasa dipermainkan.

"Jadi maksud kamu Daisuke bohong soal latar belakangnya?" Sakura berusaha memastikan kembali.

Suigetsu mengangguk. "Ya, apalagi selain itu."

"Tapi apa alasannya? Bukan kah itu aneh?"

"Kamu tahu Sakura, ada beberapa hal di dunia ini yang nggak boleh kita ketahui. Dan mungkin ini salah satunya." Suigetsu mempersempit jarak keduanya. Sakura tidak merespons, dia hanya diam ditempat.

"Daisuke tidak se polos itu Sakura, dia hanya berlaku polos dihadapan mu saja," peringat Suigetsu.

Dia tidak berbohong. Karena sebelumnya dengan mata kepalanya sendiri Suigetsu pernah melihat Daisuke melakukan tindak kriminal, tindakan yang benar-benar berbahaya. Dia beberapa kali memperingati Sakura, tapi perempuan itu selalu saja menganggap Daisuke adalah bonekanya yang polos.

"Hentikan Sui," desis Sakura. Moodnya jadi buruk sekarang.

Suigetsu mendesah pasrah. "Dasar bucin," roasting Suigetsu.

Sakura mendelik tak suka. "Bagaimana aku bisa percaya sedangkan kamu sering berbohong?"

Suigetsu tertawa. "Haha!" Sakura tetap diam sampai tawa Suigetsu berhenti.

"Kekasihmu bahkan lebih dari itu, ingin tahu lebih lanjut? Aku masih punya informasi lain," tawar Suigetsu dengan nada menggoda.

Sudut bibir Sakura terangkat, dia merasa tertarik. "Katakan."

"Tapi tidak gratis, tidur denganku sekali maka akan ku katakan," bisik Suigetsu dengan nada lembut. Sakura menjauh. Dia menatap Suigetsu jijik.

"Sialan." Sakura semakin mundur. "Kalo begitu lebih baik aku tidak usah tahu."

Suigetsu mengangkat tangannya. "Aa tidak asik."

Merasa semuanya percuma, Sakura segera berlalu pergi meninggalkan Suigetsu yang tampak mendesah kecewa.

.


.

Sasuke tampak bersandar pada sofa empuk berwarna abu-abu yang sudah diduduki nya sejak tadi. Di depannya tampak Kakashi yang sedang menelisik sesuatu.

"Wanita itu benar-benar spesies buruk," komentar Sasuke. Mendengar itu Kakashi langsung menatapnya.

"Senang mendengarnya, jujur aku takut kau malah tergoda dengan Nona Sakura. Dari rumor, tak ada pria yang berhasil menolak pesona Nona Haruno."

"Begitu?" Tanya Sasuke tak peduli. Kakashi mendengus.

"Thanks, kau selalu melakukan yang terbaik demi keluarga Uchiha."

Kakashi tersenyum. "Sama-sama, ini sudah sepantasnya." Hal ini dilakukannya karena keluarga Uchiha telah menarik dirinya yang saat itu berada dititik terendah.

Kakashi adalah orang kepercayaan keluarga Uchiha, pria itu sudah memberikan banyak jasa terutama bagi Fugaku dan Sasuke dalam dunia bisnis.

Saat ini usianya 30 tahun, dia memang lebih tua dari Sasuke. Tapi dia selalu merasa keduanya sepantaran. Mereka mempunyai cara berpikir yang sama, hanya tujuan yang berbeda.



To be continue...

To Eunoia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang