5

434 56 3
                                    

.



.




.

Senyum Sakura mengembang, dengan telaten dia mengetik balasan.

"Oh hi, dimana?"

Tak lama kemudian Sakura mendapat balasan, Sakura jadi memekik girang.

"Di Restoran France gimana?"

Sakura menatap pesan itu heran, tumben Daisuke mengajaknya pergi ke tempat mewah. Biar bagaimanapun Sakura tahu kondisi keuangan Daisuke dan Sakura tidak pernah memaksa.

Setelah mengiyakan Sakura segera bersiap, entah kenapa Sakura jadi excited untuk bertemu Daisuke. Sejujurnya dia cukup merindukan lelaki manisnya itu. Dia rindu dengan senyuman matahari milik Daisuke.

.

.

Kini Sakura sudah tiba di Restoran yang menjadi tempat pertemuannya dengan Daisuke. Mata Emerald miliknya berusaha menjelajahi ruangan Restoran yang sangat besar ini.

Sakura mendesah lega karna menemukan keberadaan Daisuke. Dengan langkah cepat dia menghampiri Daisuke. Daisuke menoleh.

Deg!

Ada apa ini? Kenapa Sakura merasa orang di hadapannya adalah orang asing. Sakura berusaha untuk tetap tenang, kemudian dia mengamati wajah orang itu. Ya dari segi wajah itu memang 100% Daisuke, tidak ada kurang dan lebihnya.

Merasa tadi hanya angin semata Sakura lantas memeluk Daisuke hangat, Daisuke menyambut nya dengan senyum andalan miliknya.

"Badan Kura jadi lebih berisi," ungkap Daisuke begitu mereka selesai berpelukan. Sakura menatap Daisuke kesal. Ungkapan seperti itu merupakan hal tabu bagi seorang Perempuan.

"Kalo kamu, rahang kamu jadi lebih berbentuk dan kokoh," tutur Sakura sambil mengelus rahang Daisuke. Dulu pipi Daisuke agak berisi, tapi sekarang benar-benar terlihat tirus.

"Itu karena dua minggu terakhir aku mengurangi porsi makan, jadi berat badanku turun. Yang paling menonjol dibagian wajah," jelas Daisuke dengan kikuk. Dia tampak malu-malu.

Sakura mengangguk paham. "Kamu masih marah soal Gaara?" Tanya Sakura sambil menatap manik Daisuke. Berusaha menemukan kejujuran dari Lelaki itu.

Daisuke terperangah. "Gaara?"

Sakura yang awalnya menatap haru jadi merubah tatapannya. "Nggak lucu, kamu jangan pura-pura lupa," sentak Sakura.

Daisuke mengelap keringatnya dengan sapu tangan miliknya. "Aku nggak marah sama siapapun kok," jawab Daisuke sambil menggenggam tangan Sakura erat.

Sakura tersentak kaget. Ini sesuatu yang tidak biasa, Daisuke tidak pernah mengambil inisiatif untuk memegangnya lebih dulu. Daisuke banyak berubah, Sakura jadi penasaran sejauh mana Lelaki itu berubah.

Mereka sudah selesai dengan makan malam romantis, keduanya terlihat seperti pasutri yang bahagia.

Daisuke melirik arloji yang dikenakannya, dia ingin mengajak Sakura ke suatu tempat.

"Kura bagaimana kalo kita ke Taman Kota?" Ajak Daisuke dengan senyum cerah.

Tanpa pikir panjang Sakura segera menyetujuinya.

Kini keduanya berada di Taman, keduanya asik memandangi langit malam yang begitu indah. Pertemanan bulan dan bintang tampak begitu menenangkan.

Entah siapa yang mulai menatap, kini keduanya saling bertatapan penuh damba. Emerald dan Onyx keduanya saling menjelajahi, tak melewatkan momen sedetikpun.

Sakura yang biasa memulai kini mulai beraksi. Dengan lembut dia mengecup bibir Daisuke. Hmm manis. Lambat laun Sakura mulai mengulum bibir Kekasihnya. Semenit kemudian ada pergerakan dari Daisuke. Daisuke membalas!

Manik Sakura membola, balasan Daisuke sangat agresif. Bahkan lebih lincah. Dengan luar biasanya Daisuke memain-mainkan lidah keduanya. Daisuke mengecap mulut Sakura tanpa kena gigi. Kini bukan Sakura yang mendominasi tapi Daisuke.

Daisuke memegang dagu Sakura, memperdalam ciuman keduanya. Sakura meronta, dia akan kehabisan napas. Peka akan hal itu, Daisuke segera menghentikan ciuman mautnya.

Setelah selesai mengatur pernapasan Sakura menatap Daisuke tak percaya. Sejak kapan Lelaki manisnya berubah menjadi liar seperti ini?

"Kamu kok bisa ciuman?" Tanya Sakura curiga.

Daisuke tersenyum kaku. "Belajar."

"Belajar sama orang lain?"

Dengan kencang Daisuke menggeleng. "Cuma Kura yang pernah rasain bibir aku, sumpah!" Ujar Daisuke dengan nada serius. Sakura pun percaya.

"Senang mendengarnya, kamu jadi semakin mahir aja," puji Sakura sambil menatap wajah tampan Daisuke.

Daisuke tersenyum. "Kalo aku bisa lebih hebat lagi, apa kamu mau ninggalin mainan-mainan kamu demi aku?"

Mainan-mainan yang Daisuke maksud tentu saja para selingkuhan Sakura. Dalam hal ini Sakura memang jahat, tapi bukan cuma Sakura; mereka juga. Mereka jahat karena mereka tahu Sakura sudah berpunya tapi masih saja gatal.

Sakura termenung tapi itu tak bertahan lama, setelah nya smirk mulai terlihat. "Kita lihat saja, pertanyaannya apa kamu mampu hmm?" Goda Sakura dengan tatapan centil.

Daisuke seolah tertantang. "Akan aku coba, wahai Tuan Putri," sahut Daisuke percaya diri.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Kebersamaan mereka dimalam ini telah usai, semoga besok akan ada kebersamaan selanjutnya.

Dalam mobil mahal miliknya Daisuke menyeringai.

"Bibir dia manis juga."



To be continue...

To Eunoia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang