32

294 37 0
                                    

.








.







.

Fugaku membanting semua benda yang ada di dalam ruangannya, ia tidak bisa menahan amarahnya. Tadi ia dipanggil kemudian jabatannya dicabut, bisa-bisanya hubungannya dengan Kakashi ketahuan. Ini pasti ulah seseorang, Fugaku sangat yakin bahwa ia sudah rapi menutupi semuanya. Orang sialan itu pasti punya pengaruh besar.

"Ada apa denganmu?" Tanya Kakashi khawatir. Dapat iris hitamnya lihat ruangan Fugaku yang biasanya rapi terlihat berantakan.

"Kita ketahuan, aku kehilangan posisi sebagai wakil. Padahal aku sudah mengorbankan banyak hal untuk mencapai posisi itu, bahkan aku rela kehilangan anakku agar posisi itu tidak terancam. Tapi apa sekarang? Semuanya lenyap begitu saja!"

Pupil Kakashi membola, ia kaget hubungannya dengan Fugaku ketahuan. Kakashi menciut, ia tahu apa yang akan Fugaku lakukan selanjutnya. Pria tua itu sangat terobsesi dengan Marax, baginya kehilangan jabatan di Marax sama saja dengan kehilangan jati diri.

Dengan sorot mata dingin Fugaku mencekik Kakashi, dia menatap Kakashi nyalang. "Ini pasti karena kecerobohan mu, dasar parasit," amuknya penuh kekesalan. "Akhir-akhir ini performa kerja kamu menurun, jangan bilang kamu mengkhianati ku? Kamu pasti sudah bekerjasama dengan Sasuke!" Lanjut Fugaku, cekikannya pada leher Kakashi semakin kencang.

Cekikan itu membuat Kakashi kesulitan bernapas, sudut matanya mengeluarkan air. "Tidak Fugaku, aku tidak berani. Cuma kamu yang aku sayangi, aku tidak mungkin mengkhianati orang yang aku sayangi." Bukannya senang Fugaku justru mencemooh Kakashi.

"Kamu kira aku bodoh? Selama ini yang ada dihati kamu cuma Sasuke, Kakashi. Kamu hanya sekadar menuruti ku, sejatinya perasaan mu hanya untuk Sasuke." Kakashi diam membisu, ia tak bisa menyangkal lagi.

Fugaku mendorong Kakashi kasar, tak peduli dengan raungan kesakitan Pria itu. "Kita selesai, kamu tidak berguna lagi. Dan saya rasa, rasa sayang saya sebelumnya sudah sirna," putus Fugaku sambil beranjak pergi.

Apa yang diucapkan Fugaku benar, selama ini Kakashi memang menyimpan rasa pada Sasuke. Kakashi menyimpan rasa itu setelah Sasuke membantunya keluar dari kegelapan, kala itu sosok Sasuke terasa menyilaukan mata. Dia juga terlihat hangat.

Fugaku yang sejak awal menyukai sesama jenis pun tertarik, ia tertarik dengan wajah dan sifat Kakashi. Akhirnya Fugaku berhasil mendapatkan Kakashi, meskipun hati pria itu hanya tertuju pada Sasuke. Namun seiring berjalannya waktu Fugaku merasa jenuh, sifat Kakashi yang pasif membuat Fugaku tak bergairah.

.

.

"Nikmati kehancuran mu Fugaku," ujar Makoto senang. Dengan lamat ia mengamati tayangan televisi di depannya, televisi itu menayangkan berita tentang segala kejahatan Fugaku, termasuk penyimpanan seksualnya. Saham Uchiha saat ini merosot jauh.

Sakura yang baru habis mandi segera mempercepat aksinya, ia ingin bertemu Sasuke. Ia merasa khawatir, biar bagaimanapun Uchiha tetaplah keluarga Sasuke. Kehancuran Uchiha pasti dapat berpengaruh terhadap mental pria emo itu.

Saat ini Fugaku tampak kacau, banyak minuman berkadar alkohol tingkat tinggi berserakan dilantai, Fugaku lah yang mengonsumsi semua itu. Batin Fugaku saat ini sedang tidak baik-baik saja, mentalnya terguncang.

Kakashi yang memperhatikan dibalik pintu tidak bisa membantu, ia hanya bisa menatap Fugaku sendu. Kakashi menatap foto Sasuke pada ponselnya. Kakashi tahu semua yang terjadi adalah ulah Sasuke, perubahan Sasuke sudah menjelaskan semuanya. Sasuke tak pernah lagi menghubunginya, bahkan pria itu terlihat jijik dengannya. Kakashi tidak mengerti, dan dia merasa sedih; padahal ia ingin berhubungan baik dengan Sasuke.

Keesokan harinya

Sasuke memutuskan untuk bertemu dengan Kakashi, Sasuke tidak ingin lari lagi. Semuanya harus diselesaikan, mereka harus bicara empat mata.

"Kamu berubah Sas, apa ini karena nona Haruno?" Tanya Kakashi lirih.

Sasuke mendecih, Kakashi benar-benar terlihat memuakkan. "Dia nggak ada hubungannya, seharusnya kamu introspeksi diri Kakashi," dingin Sasuke. Tak peduli jikalau Kakashi akan terluka akibat ucapan pedasnya.

Kakashi kebingungan. "Apa maksud mu?"

Sasuke semakin mendidih. "Kamu penghianat! Selama ini kamulah yang memperhambat penyelidikan, dengan alibi ada orang berlatarbelakang kuat yang menghalangi. Aku udah tahu semua, jangan mengelak."

Mendapati tatapan sekaligus ucapan dingin Sasuke membuat Kakashi menciut, dia tak sanggup bicara lagi.

"Bicara sialan," kesal Sasuke; Kakashi tak kunjung mau bicara.

"Kamu nggak tahu semuanya Sas," cicit Kakashi. Ia sempat berharap Sasuke mau menatapnya meski hanya sebentar saja.

"Aku tahu! Contohnya hubungan gelap kamu sama ayah aku, aku nggak nyangka orang yang aku tolong waktu itu akan menjadi boomerang bagi keluargaku. Tahu begitu aku nggak akan nolong kamu." Sasuke menyesal menjadi penolong Kakashi, seharusnya malam itu ia biarkan saja Kakashi bunuh diri. Andai waktu bisa diputar kembali, ia tidak akan menyelamatkannya.

Kakashi tertawa, tawa dengan volume kencang. Tawa itu begitu memekik, sampai tempat mereka berdiri ini hanya dipenuhi dengan tawa Kakashi.

"Masih ada," sahut Kakashi, tawanya mulai terhenti. "Aku cinta kamu Sas, mungkin ditelinga kamu ini terdengar menjijikkan, hanya saja ini kenyataannya. Aku salah, seharusnya aku cuma berhutang budi bukannya jatuh hati."

Sasuke menyatukan alisnya. "Gila."

Kakashi mengangguk pelan. "Aku tahu aku gila, asal kamu tahu Sas, aku juga menyesal; aku menyesal udah ngikutin kemauan Fugaku." Kakashi melangkah mundur. "Dan juga aku tahu ini udah terlambat, penyesalan ku nggak akan berguna; karma ku akan segera datang."

"Penyesalan kamu nggak akan bisa bawa Daisuke kembali," tukas Sasuke. Kakashi terlihat sedih.

"Maaf Sas, maaf udah renggut Daisuke dari kamu. Jujur aku iri dengan Daisuke, dia bisa disayang begitu hebatnya." Kakashi memandangi langit biru, matanya tak menunjukkan sorot apapun.

Kakashi memang iri dengan Daisuke, pria itu memiliki hal yang tidak akan pernah bisa ia miliki. Rasa iri itupun berubah menjadi rasa ingin melenyapkan.

Kakashi mendesah lirih melihat keterdiaman Sasuke. "Aku akan menebus dosaku, kamu jangan lupa bahagia, berbahagialah dengan nona Haruno. Kalian cocok." Sesaat setelah mengatakan ini, Kakashi pergi meninggalkan Sasuke yang terpaku ditempat.

Sasuke melamun. Dia dan Sakura cocok? Apa bisa dia dan Sakura bersama, sedangkan keduanya sama-sama terjebak soal Daisuke. Sasuke yang takut Sakura memandangnya sebagai Daisuke, dan Sakura yang takut menggantikan Daisuke.

Sasuke mendengus. Apa yang baru saja ia pikirkan? Sudah jelas Sakura tidak mungkin ada rasa untuknya. Tak ingin terlarut terlalu lama, Sasuke memutuskan untuk ke Perusahaan. Ia harus menangani saham yang anjlok.





To be continue
_______________________________________________

To Eunoia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang