17

376 46 2
                                    

.



.



.

Sasuke terperanjat ketika merasakan ada yang menyentuh bahunya pelan, dia menoleh dan langsung bertabrakan dengan iris hijau rumput milik Sakura. Perempuan itu tampak menatapnya heran.

"Ada apa Dai?"

Sasuke yang hebat mampu menahan mimik muka. "Tidak ada apa-apa, aku hanya terpesona melihat kemesraan kita dulu," kekeh Sasuke sambil menatap Sakura lekat. Sakura ikut terkekeh.

"Kau benar, kita dulu sangat manis. Bahkan itu masih bertahan sampai sekarang," ujar Sakura dengan raut senang. Dia ikuran melirik bingkai foto itu, tangannya terulur.

"Lihat, senyum difoto ini begitu natural. Tidak dipaksa sama sekali." Sakura menunjuk ke arah foto keduanya. Sasuke hanya mengangguk, dia bingung mau memberi respons seperti apa. Apa daya dirinya yang kaku.

"Kamu belum makan kan?" Sasuke mengangguk. "Kalo begitu aku akan membuatkan sarapan, kamu tunggu ya," lontar Sakura dengan senyum manis.

Sasuke mengekor dari belakang, menatap punggung kecil Sakura lamat. Bagaimana tampilan punggung itu ketika dibawahnya ya? Menyadari isi pikirannya Sasuke menggeleng kasar. Sialan.

Sasuke masih mengamati Sakura yang saat ini memotong bawang, katanya Perempuan itu mau membuat nasi goreng dengan banyak sayur kesukaan Daisuke. Sasuke tersenyum miris padahal dia tidak suka sayur, ya kecuali tomat. Tapi mau bagaimana lagi, Sasuke tidak bisa menolak yang ada Sakura bisa curiga.

15 menit kemudian, dapat Sasuke cium aroma enak dari nasi goreng itu. Meskipun isinya sudah pasti didominasi oleh sayuran. Sakura tampak tersenyum bangga karena berhasil menyelesaikan acara masak-memasaknya.

Sakura menata meja makan dengan telaten. Dia melirik Sasuke sebentar, dalam hati ia keheranan melihat ekspresi Sasuke. Tumben Daisuke tidak menunjukkan raut antusias. Apa aroma nasi goreng buatannya tidak cukup memikat?

Sakura mempersempit jarak keduanya. "Kamu nggak selera makan?" Tanya Sakura pelan.

Sasuke menggeleng. "Nggak, aku cuma merasa bersalah aja. Lagi dan lagi aku membuat Kura kerepotan." Dalam hati Sasuke tersenyum bangga karena berhasil membuat alasan yang masuk akal.

Sakura mendengus sambil mengelus pipi Sasuke penuh sayang. "Nggak papa honey." Kemudian dia tersenyum.

"Nah, mari kita makan," ajak Sakura sambil menata piring keduanya.

Dengan tidak rela Sasuke menyuapkan nasi goreng itu. Dia terdiam. Ternyata rasanya tidak buruk juga, setelah itu dengan antusias Sasuke melahap makanannya. Karena cara makan seperti itu Sasuke tersedak.

"Uhuk! Uhuk!"

Sakura panik, dengan segera dia mengambil air mineral dan memberikannya pada Sasuke. Sasuke menyambut dengan cepat.

Sakura menatap khawatir kemudian dia mengelus punggung Sasuke penuh kasih. Sebenarnya sudah sejak 2 menit yang lalu Sasuke merasa normal, hanya saja dia tetap bungkam. Entah kenapa Sasuke ingin merasakan elusan ini dalam waktu yang lama.

Sasuke melirik Sakura sekilas. Jadi seperti ini rasanya diperhatikan seorang Perempuan? Dia tersenyum getir.

Sejak dulu Sasuke tidak pernah merasakan kasih sayang ibundanya, jadi tidak heran dia tumbuh cukup dingin. Perlu diketahui ibundanya meninggal karena serangan jantung, entah kejadian apa yang terjadi sampai ibundanya mengalami syok berat.

To Eunoia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang