20

404 53 0
                                    

.



.


.

Sasuke menghempaskan tubuh Sakura agak kencang, sampai tubuh itu memantul. Sakura hanya melotot, dia tak menyangka seorang Daisuke akan melakukan hal ini.

Sasuke terkekeh, jika Perempuan itu masih berpikir dia adalah Daisuke maka ia salah besar.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Sasuke kembali mencium Sakura brutal. Dia mengemut bibir atas dan bawah Perempuan itu dengan penuh damba. Sangat manis. Disela-sela ciuman Sakura hanya membalas pasif, dia ingin melihat sejauh mana aksi Sasuke.

20 menit kemudian, Sasuke akhirnya memutuskan menghentikan ciuman mereka. Dia menatap Sakura yang tepat berada dibawahnya sayu, Sasuke merasa bernafsu. Pesona Sakura Haruno memang tidak main-main, Sasuke seperti menelan ludah sendiri.

"Kamu suka yang seperti ini?" Bisik Sasuke tepat ditelinga Sakura, Sakura hanya mengangguk. Mendapati respons seperti itu Sasuke menggigit telinga Perempuannya lembut, Sakura melenguh.

Sasuke melucuti pakaian Sakura, dia menatap tubuh Sakura yang saat ini terpampang begitu nyata. Gila. Perempuan itu menggunakan dalaman warna merah, cukup berani juga.

"Kenapa? Berubah pikiran hmm," goda Sakura melihat gelagat Sasuke yang berhenti.

Sasuke merasa tertantang, dia semakin mempercepat tempo permainannya. Sakura sampai dibuat melenguh hebat.

Kini keduanya full naked. Sasuke masih mempertahankan tatapan kagumnya melihat tubuh Sakura yang begitu molek, Sasuke jadi tidak sabar. Meskipun ini pengalaman pertamanya, Sasuke yakin dia bisa tahan lama.

Dengan agresif Sasuke memasuki Sakura membuat Perempuan yang kini menjadi Wanita itu mendesah kencang, desahan yang melambangkan seberapa nikmat penyatuan mereka saat ini.

Entah sudah sodokan ke berapa yang Sasuke layangkan sampai mereka berdua saat ini hendak mencapai klimaks. Keduanya meneriakkan nama masing-masing, setelahnya mereka saling berpelukan erat. Kemudian mereka tertidur dengan posisi yang cukup vulgar, dimana Sasuke belum mencabut benda pusakanya. Benda itu terlihat asik dalam kandangnya.

.

.

Keesokan harinya...

Waktu berlalu dengan cepat, sampai hari telah berganti dengan hari yang baru. Sakura yang sejak tadi bergerak gelisah akhirnya membuka matanya, memperlihatkan manik Emerald miliknya yang indah.

Sakura bangkit, dan dia agak melenguh merasakan perih pada selangkangannya. Tapi dia tidak menunjukkan ekspresi sedih, dia malah tersenyum. Dia senang akhirnya dia dan Daisuke bisa bersatu.

Kira-kira apa yang akan Sakura lakukan jika tahu dia tak pernah bersatu dengan Daisuke? Malah bersatu dengan saudara kembar Daisuke.

Iris hijau padang rumput Sakura terpatok pada satu bagian, pada Jas yang digunakan Sasuke semalam. Jujur Sakura heran dengan pakaian Daisuke semalam, Lelaki itu malah menggunakan jas kantoran, bukankah itu aneh? Tapi Sakura tak ambil pusing. Dia segera mendekat ke arah jas itu, entah kenapa Sakura mendapat perasaan akan menemukan sesuatu disana.

Tapi sebelum benar-benar meraih jas itu, Sakura terlebih dulu mengenakan kembali dalaman dan dress miliknya. Setelah selesai Sakura menghampiri jas yang posisinya dilantai itu, dia meraih jas itu dengan tangan lentiknya.

Dia merogoh dua saku jas itu, sampai dia menemukan sesuatu di dalam jas. Dahi Sakura berkerut. Kertas apa ini? Tanpa membuang waktu Sakura segera membaca isi kertas itu.

"Sakura Haruno kamu harus bertanggung jawab."

"12062023, Daisuke."

Isi tulisan pada kertas itu membuat Sakura membola, dia menutup mulutnya tak percaya. Kemudian matanya melirik ke angka-angka dibawah, bukankah itu tanggal? Dan tanggal itu adalah saat dimana 2 minggu sebelum Daisuke menghubunginya.

"Apa yang harus aku bertanggungjawab kan?" Gumam Sakura. Dia masih kebingungan.

"Apa yang kau lakukan?" Terdengar suara bass Sasuke dari belakangnya. Sakura yang masih berada dalam keterkejutan menoleh, dia mengangkat kertas itu tinggi-tinggi.

"Ini maksudnya apa Dai?"

Melihat kertas itu berada ditangan Sakura membuat Sasuke kaget. Dia bingung harus menjelaskan seperti apa.

Sakura mengeram karena tidak mendapat jawaban. Dia kembali membuka suara. "Apa yang harus aku pertanggungjawabkan?" Dia menunjukkan nada tegas.

Otak cerdas Sasuke segera mencari jawaban. "Ma-maafkan aku Kura, kata-kata itu aku tulis saat emosi. Aku bilang Kura harus bertanggungjawab karena sudah buat aku sakit hati," jelas Sasuke. Sakura terdiam, jadi dia benar-benar terlalu dalam melukai Daisuke?

"Tanggalnya bahkan disaat sebelum kamu menghubungi ku," imbuh Sakura lirih.

"Ya, saat itu pikiran aku masih panas." Kalimat ini menandakan bahwa saat itu dia masih emosi dan tidak bisa berpikir jernih.

Sakura menatap kertas itu lagi, dia mengerutkan alis. "Sebentar, kamu mengganti gaya tulisan lagi?" Tanya Sakura penasaran.

Sasuke ikut menatap kertas itu. "Apa maksud Kura? Inikan memang tulisan aku," sahut Sasuke seakan berpikir Sakura keliru.

Walaupun jarang berinteraksi tapi Sasuke tahu seperti apa tulisan Daisuke, karena waktu SMA Sasuke sering melihatnya. Bahkan tulisan Daisuke tidak pernah berubah dari dia masih SMP.

Sakura menghela napas pelan, Daisuke terlihat amnesia. Dengan langkah malas dia mengambil ponselnya, kemudian menunjukkan hal itu pada Sasuke.

"Lihat." Terdapat catatan Daisuke yang sempat difoto Sakura.

Sasuke mengerutkan alisnya. "Tulisannya sama hanya bagian huruf g dan y yang ekornya menghadap belakang," jelas Sasuke setelah melihat tulisan itu. Sakura menepuk jidat lebarnya, dia jadi kesal.

"Bodoh! Ini tulisan kamu yang kamu revisi," lontar Sakura kesal. "Kamu ganti tulisan sebelum tanggal ini, makanya aku tanya kamu ganti tulisan lagi? Aku heran aja kamu bisa ganti lagi, soalnya kamu orangnya sangat konsisten," jelas Sakura lagi sambil membandingkan kertas itu dan foto catatan di ponselnya.

Sasuke terdiam. Apa maksudnya ini?




To be continue...

To Eunoia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang