16

412 50 12
                                    

.




.




.

Sakura yang tadinya bergerak kesana-kemari mulai berhenti, dia tampak berpikir. "Karena Dai tidak pernah mau mendengar curhatan ku!" Ujar Sakura yang sedang mabuk dengan nada kesal.

Sasuke semakin menaikkan alisnya. "Curhatan?"

Sakura mengangguk antusias. "Iya! Dai tidak pernah memberikan respon yang bagus, selalu saja mengatakan sabar, sabar dan sabar. Aku juga lelah," protes Sakura.

Itu benar adanya, selama ini ketika Sakura curhat ke Daisuke. Daisuke yang baik pun selalu menyemangati Sakura dengan kata sabar, padahal sebenarnya Sakura tidak butuh itu. Sakura hanya butuh Daisuke yang ikutan marah, kepada ayahnya. Hanya saja sosok seperti Daisuke tidak mampu melakukan hal tersebut.

Tiba-tiba Sakura berdiri, Sasuke yang tak ada persiapan pun tak bisa mengimbangi nya. Sontak dia oleng ke samping, untung saja ia tak jatuh.

Sakura melangkah dengan langkah cepat kearah depan, Sasuke langsung menahan pergelangan tangan Sakura.

"Mau kemana?"

"Pulang tapi bukan ke Mansion Haruno, aku tidak suka disana," jawab Sakura dengan manik redup.

"Terus kalau bukan ke sana, Kura mau pulang kemana?"

"Apartemen"

Sasuke mengangkat satu alisnya. Apartemen? Dia baru tahu Sakura punya Apartemen.

"Bagaimana kalau aku antar Kura ke sana? Aku khawatir Kura kenapa-napa," pinta Sasuke. Tanpa pikir panjang Sakura menyetujui nya.

.

.

Kini Sasuke dan Sakura sudah berada di Apartemen milik wanita itu, Sasuke bersyukur meskipun wanita itu mabuk. Wanita itu masih bisa menunjuk arah, kalau tidak mereka berdua bisa tersesat. Bagaimana tidak, Apartemen wanita itu hampir dekat hutan! Rumah warga bahkan bisa dihitung dengan jari.

Sakura meletakkan tangannya pada pintu, dan dengan otomatis pintu langsung terbuka.

Sasuke diam memperhatikan, kunci sidik jari ternyata.

Sasuke mengedarkan pandangannya, ruangan Apartemen Sakura begitu minimalis modern. Terlihat sangat nyaman, ruangan ini tidak besar maupun tidak kecil. Saat pertama kali memasuki ruangan, kita akan langsung disambut dengan rak kosong. Kemudian rak buku, lalu tepat di depan ada ruang tamu.

Sakura berlalu ke depan meninggalkan Sasuke. Sakura nampak membuka pintu lalu masuk ke dalam. Sasuke segera menyusul.

Ternyata Sakura memasuki kamarnya. Kamar dengan nuansa warna pastel yang begitu kentara.

"Kura," panggil Sasuke, begitu melihat Sakura dengan tampang tak punya bebannya langsung menidurkan diri ke kasur queen size itu.

Dengan enggan Sasuke menyusul, jujur dia juga merasa lelah. Hari ini tenaga nya terkuras habis.

Mau tak mau Sasuke juga harus ikut berbaring disamping Sakura, jarak Apartemen ini menuju rumahnya lumayan jauh.

Sasuke menoleh kesamping, tatapannya jatuh menatap Sakura. Wanita itu tampak tertidur pulas. Sudut bibir Sasuke naik keatas, entah apa yang ia pikirkan saat ini.

Dalam diam, Sasuke mengamati wajah Sakura yang tertidur pulas. Sungguh menyenangkan, sangat berbeda ketika wanita itu membuka mata. Benar-benar jauh perbedaannya.

Jujur Sakura termasuk tipe Sasuke, hanya saja sifat manja dan suka bermain pria, membuat Sasuke merasa risih.

.

.

07.00

Sasuke terbangun dari tidurnya, dia masih menatap sekelilingnya tidak percaya. Ini aneh, kenapa tidurnya terasa begitu pulas? Padahal sejak kematian ibunya Sasuke tidak pernah lagi tertidur nyenyak, setiap hari tidurnya terasa susah.

Sasuke melirik kesamping, tampak Sakura yang masih tertidur pulas. Apa hal itu disebabkan oleh Perempuan disampingnya ini? Jika iya bagaimana bisa?

Sasuke menggeleng kasar. Tidak, dia tidak boleh ada perasaan lain untuk Perempuan ular ini. Seorang Uchiha tidak boleh keluar dari jalur awal.

Merasa dirinya masih mempunyai banyak waktu, Sasuke memutuskan untuk mengelilingi Apartemen Sakura. Beruntung ukuran Apartemen ini tidak begitu besar.

Langkah Sasuke terhenti, dia terpaku pada rak di samping kanan televisi. Dia menatap beberapa foto disana, sungguh foto-foto yang penuh akan kenangan. Rata-rata foto didominasi oleh kebersamaan Sakura dan Daisuke, disana keduanya tampak begitu mesra. Seolah mereka berdua adalah pasangan yang telah ditakdirkan oleh semesta.

Sasuke mengelus foto itu, lebih tepatnya mengelus foto wajah Daisuke. Dia tersenyum kecil melihat senyuman adik kembarnya. Sungguh senyuman yang cerah, adiknya memang sangat mirip dengan ibunya. Keduanya layaknya malaikat yang hidup ditengah-tengah kegelapan Uchiha.

Tatapan Sasuke beralih pada orang di samping Daisuke, itu foto Sakura. Disitu Sakura juga tersenyum manis. Dia tetap mempertahankan tatapannya, tatapan yang sulit diartikan. Entah apa arti dari tatapan itu.

"Kalo nggak suka sama seseorang jangan tarik-ulur, seakan mau bersama tapi nyatanya tidak mau."

Sasuke mendengus, andai Sakura lebih dulu bertemu dengannya dan bukan Daisuke; pasti saat ini Daisuke masih hidup.

Sasuke yang terlarut dalam pikirannya tak sadar kalo Perempuan dengan mahkota merah muda, sudah ada sejak 2 menit yang lalu. Tampaknya Sakura menatapnya selama itu.

To be continue...

To Eunoia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang