.
.
.
13 tahun kemudian
Sakura dengan penampilan acak sedang mengejar anak-anaknya yang dengan nakalnya membuat kediaman mereka seperti kapal pecah. Mainan, boneka, buku bahkan tanah berserakan dilantai; Sakura hanya bisa mengomel. Marah pun percuma, anak-anaknya tak akan mendengarkannya.
Sasuke menatap kasihan Wanita itu, Wanita yang 11 tahun yang lalu ia nikahi. Kini keduanya telah menjadi pasangan suami-isteri, rumah tangga keduanya penuh dengan tantangan dan pertengkaran kecil, bagaimana tidak, keduanya sama-sama dominan dan tidak mau kalah.
"Udah aku bilang kamu butuh maid sayang, dengan begitu kamu nggak akan kesusahan seperti ini," tukas Sasuke sambil duduk dimeja makan. Sekalian mengamati istrinya yang merapikan meja belajar anak-anak.
"Ahh sebenarnya aku nggak mau, tapi kalo udah begini aku pun nggak sanggup lagi. Baiklah Sasuke aku menyerah, ayo kita cari maid untuk bekerja di sini." Keringat bercucuran deras dari dahi Sakura, Wanita itu benar-benar kelelahan menghadapi kenakalan anak-anak mereka.
Alasan Sakura tidak ingin memperkerjakan maid adalah trauma, 5 tahun yang lalu mereka sudah pernah mencobanya, bahkan bukan cuma kali itu saja. Dan selalu setiap maid yang melamar akan mencoba merayu suaminya, itu membuat Sakura malas sekaligus trust issue.
Sasuke langsung berdiri, kemudian mendekat ke arah istrinya. Dengan tatapan khawatir ia menyeka keringat istrinya yang bercucuran. Adegan romantis itu tak berselang lama, semenit setelah mengelap wajah elok Sakura onyx Sasuke membola sempurna. Ia mengerang panik. Menyadari kepanikan suaminya, Sakura jadi curiga.
Dengan gesit ia menuju cermin, cermin tepat berada di samping kulkas. Atmosfer kediaman menjadi panas, padahal diluar sedang gerimis. Dengan wajah memerah marah Sakura menatap Sasuke garang, ia segera mengambil spatula yang ada di nakas. Sasuke yang menyadari sinyal bahaya langsung mengambil ancang-ancang untuk lari.
"Sasuke! Kurang ajar sekali kamu! Lihat wajah aku jadi kotor begitu. Kain apa yang kamu pake hah?" Amuk Sakura sambil mengejar Sasuke yang lari.
Saat ini wajah elok Sakura penuh dengan noda hitam, sepertinya itu arang.
Sasuke panik. "Maaf sayang, hei dengarkan penjelasan ku dulu, itu bukan salahku. Ini pasti ulah anak-anak, pasti mereka yang udah menyabotase kain muka itu, aku nggak tahu apa-apa."
Sakura tak menerima penjelasan apapun dari Pria itu. "Seharusnya kamu cek dulu sialan, kamu bukannya membantu malah buat aku emosi."
"Maaf," pinta Sasuke yang masih panik. Ia lari terbirit-birit.
Sedangkan anak-anak yang sejak tadi bersembunyi, terkikik geli melihat ketidakberdayaan ayah mereka. Apalagi si bungsu yang terkikik paling kencang.
"Sano, Sarada, Saichi, Seichi, Sarai, kesini kalian berlima!" Perintah Sakura galak. Pekikan kelimanya langsung terhenti, mereka berlima menatap ibunya takut-takut.
Sakura menghela napas melihat anak-anaknya yang tampak manis, sudah pasti kelimanya ini sedang bersandiwara; dan itu sudah sering terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Eunoia (End)
Fiksi PenggemarSakura dan Daisuke adalah pasangan yang terikat, lebih tepatnya Sakura mengikat Daisuke untuk berada disisinya. Sakura yang suka bermain Pria dan Daisuke yang lugu. Namun tiba-tiba Daisuke menghilang, kemudian Daisuke kembali dengan aura yang sangat...