28. Demam

10.1K 946 22
                                    

Selamat membaca

.

.

.

  Setelah berkutat di dapur, sekarang Kayra menyuapi Diego. Diego terlihat lesu dan pucat, dia mengadu jika dia lemah bahkan makan sendiri pun susah, Kayra yang terlampau khawatir tidak merasa aneh dan menyuapi Diego.

  Kayra merasa bersalah karena Diego menentang plot karena dia tapi disisi lain Kayra senang Diego memilihnya.

Drrrt drrrt

  Kayra berhenti menyuapi diego, " bentar ya, aku jawab dulu telpon mama ".

" Oke ".

" Kay, kamu dimana? Ini udah malem loh ".

" Mama, aku ada di apartemen Diego, dia tiba-tiba demam ma ". Jelas Kayra

" Kamu berdua aja sama Diego? Di apart? Nggak nggak nggak, gimana kalo kamu di apa apain? ".

" Diego sakit, dia nggak ada tenaga untuk ngapa-ngapain aku ". Ucap Kayra menenangkan Riana, dia melihat Diego yang tersenyum.

" Mama kesana sekarang yah, bantu jagain Diego ".

  Kayra melihat jam tangan nya, " Jangan mah, ini udah jam setengah sepuluh malem, pak Didi juga udah pulang, emang nya mama bisa setir mobil? ".

" Emm...gimana dong, kamu juga pulang nya gimana? ".

" Aku mau bicara sama mama kamu ". Ucap Diego, Kayra memberikan ponsel nya

" Halo Tante ".

" Eh Diego, demam kamu gimana? Udah baikan? ".

" Iya Tante udah nggak terlalu panas, Tante izinin Kayra nginep disini ya? ".

" Nginep? Nggak boleh! Kayra belum pernah nginep di rumah teman perempuan nya, masa dia mau nginep di tempat pacarnya ".

" Aku tidak akan melakukan apapun yang tidak diizinkan oleh orang yang kucintai ". Kata kata dingin itu seperti janji yang menenangkan.

" Tapi Kayra pasti mau kalo itu ajakan kamu--- ".

" Mama! Mana mungkin Kay gitu, Kay juga tahu mana yang baik dan yang buruk ". Ucap Kayra memotong perkataan mama nya.

" Dan.kamu.nginep.di rumah.laki-laki.cuma.berdua? ". Tekan mama

" Iya itu perilaku buruk ma, tadi Diego cuma bercanda, aku mau pulang kok ". Ucap Kayra lembut

" Ini jam setengah sepuluh sayang ". Riana mengingatkan

" Jalanan nggak sepi kok, Kay juga bakal hati-hati ". Ucap Kayra

" Beneran? ". Ucap Riana masih khawatir

" Iya mama beneran, Kay nggak bakal kenapa napa ". Jawab Kayra sabar.

" Kalo gitu dijalan nya hati-hati ".

" Siap, Kay tutup ya telpon nya ".

  Kayra menghela napas setelah menutup telepon, dia mengalihkan pandangan nya pada Diego, " mama itu orang nya khawatiran, maaf aku nemenin kamu sampai sini, besok aku akan kesini lagi ".

  Kayra berdiri, Diego yang kata nya lemas beringsut ke sisi tempat tidur dan memeluk pinggang Kayra dengan erat, " Kay, jangan pergi ".

  Kayra mengelus Surai halus milik Diego, " besok aku kesini lagi ".

  Diego mendongkak ke atas melihat wajah Kayra dari bawah, mata nya berkaca-kaca dengan wajah memelas, " Kay~ jangan pergi ya? ".

  Kayra menutupi wajah nya dan membuang muka, uuuh sangat imut, jerit Kayra dalam hati.

  Hati Kayra melembut, dia duduk di sisi tepat tidur dan mencubit pipi Diego, " oke, kamu harus tidur ".

" Kay juga tidur ". Ajak Diego, dia kembali ke tempat nya dan menepuk posisi di dekat nya.

  Kayra naik ke tempat tidur dan menyenderkan punggung nya ke kepala tempat tidur, Diego langsung memeluk pinggang nya dan meringkuk.

  Tubuh Kayra hangat, Kayra selalu lembut dan perhatian, selalu saja luluh dengan semua permintaan nya, kenapa tidak dari dulu dia mengenal Kayra?

  Dia terlalu fokus membalas dendam, sejak dilemparkan ke hutan yang penuh hewan beracun kebencian Diego sudah pada puncak nya dia bertekad keluar hidup-hidup dan membalas dendam, setelah dia keluar ayah bajingan nya mengangguk puas dan mengizinkan nya tinggal di mansion Castiel kamudian dia sekolah langsung ke SMP kelas 9 sesuai umur nya.

  Dia hanya ingat samar-samar membantu seseorang, bukan niat membantu dia hanya ingin melampiaskan ketidakpuasan karena kehidupan menyedihkan milik nya.

  Tidak disangka walaupun dia tidak berniat membantu tapi Kayra masih bersama nya, Diego merasa dirinya sangat tercela, bagaimana mungkin orang sepertinya bisa berdampingan dengan Kayra di bawah cahaya.

  Tapi tidak apa, tercela adalah tercela yang penting Kayra tetap disisi nya, pikir Diego

  Karena pengaruh obat, Diego mengantuk dan tidur, Kayra bangun hati-hati dan membenarkan selimut Diego, dia mencium kening diego, " sampai jumpa, sembuh dengan cepat ya ".

  Kayra mengunci pintu dengan kartu, dia kemudian mendorong kartu ke celah pintu di bawah, kartu nya cuma satu, jika dia bawa kunci nya nanti Diego terkunci di dalam.

  Dia keluar dari gedung apartemen menaiki taksi yang sudah dari tadi menunggu, " maaf ya pak, menunggu lama ".

" Tidak masalah ". Ucap ramah supir paruh baya itu.

" Baik pak tadi udah dikirim alamat nya ".

  Seseorang keluar dari gang gelap, dia tinggi memakai pakaian serba hitam, wajah nya tidak terlihat karena masker yang dipakai nya.

" Target terjebak ". Ucapnya ke telpon

" Bagus, hahaha bagaimana jika bocah itu tahu nyawa kekasihnya di tangan ku ahahahaha ". Di sisi lain telpon orang itu tertawa seperti orang gila, sementara pria itu hanya mendengarkan dengan wajah datar.

.

.

.

Jangan lupa vote & komen

  Sepertinya dalam seminggu ini aku nggak bisa nulis, pikiran ku udah pusing sama pelajaran, Yap seminggu+ 1 hari aku PAS dan ini Senin pertama aku mulai. Kalian tahu aku keringet dingin ruangan ku dicampur sama adik-adik kelas, untung pas aku masuk belum penuh cuma ada 2 orang aja.

  Jujur ya sifat Kayra itu hampir beberapa mirip sama aku 😆, nggak mau jadi pusat perhatian dan pendiem diluar tapi cerewet di rumah, aku ngerasa hawa di rumah itu beda sama diluar, emm kayak gimana yah...kalo udah lewatin pintu depan berasa jadi gugup gituh, jadi canggung yah nggak enak deh rasanya, kalian ngerti nggak sih😌, dan satu satu nya sifat aku yang sulit banget diubah itu keluar dari zona aman, aku sulit beradaptasi walau udah beberapa tahun pun, kayak di sekolah, aku sekolah SMP satu yayasan sama SMA tapi nggak enak nya tetep nggak enak.


Jadi curhat -^-, udah ah dadah sampai ketemu lagi Minggu depan.


Protagonis X FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang