Selamat membaca
.
.
.
Dalam seminggu ini siswa di kelas melihat si cupu dan si kasar bersama-sama, kedekatan mereka pun disebar ke seluruh sekolah.
Beberapa dari mereka terutama perempuan tidak suka melihat kebersamaan mereka, Diego itu memang kasar tapi dia sangat tampan tentu saja banyak gadis yang menyukai nya.
Jadi beberapa gadis berani merencanakan untuk memberi pelajaran pada Kayra.
" Hai kamu Kayra kan? ". Di koridor sekolah, Kayra dihentikan oleh seorang gadis manis dengan 2 ikatan rambut.
" Ya, ada apa? ". Tanya Kayra pelan
" kamu kelas 9-2, kata guru setelah ganti baju langsung ke gudang aja ambil bola voli nya ".
" Oh...oke ".
" Baiklah aku akan membantu mu, kelas ku lagi jamkos ".
" Baik, makasih ".
" Ayo ".
Kayra bergegas mengikuti gadis yang bernama Olive ini, dia tidak yakin Olive ini baik...itu sangat terlihat dari wajah nya oke, tapi dia tidak mau berprasangka buruk.
' brak '
" Halo cupu ". Gadis berambut pendek menyeringai
Kayra tersenyum masam, insting nya tajam juga tapi hati nya selalu menyalip saja jadi seperti inilah jadi nya.
" Senyum mu buruk, bisakah kau menyingkirkan nya ". Pernyataan gadis rambut pendek itu dibarengi dengan cengkraman di rahang nya.
Kayra menarik tangan gadis itu dengan keras sampai gadis itu menjerit, " sial, kau mau melawan? ".
Dalam hal pembulian fisik Kayra memang melawan karena itu sakit, jika hanya verbal negatif Kayra mudah melupakan nya, dijauhi disekolah tidak masalah bagi nya, di masih punya temen luar sekolah.
Gadis rambut pendek itu marah dan memanggil beberapa teman nya yang berjaga diluar, tentu saja Kayra tahu apa yang akan dilakukan gadis itu, jadi dia maju dan bertarung.
Walaupun gaya bertarung nya tidak elegan dan terkesan berantakan, Kayra lebih kuat dari mereka karena dia selalu olahraga tentu nya.
Kayra mendapat beberapa cakaran dari kuku panjang para gadis, dia baru tahu ada gaya kucing semacam ini.
" Woy, ada beberapa orang menuju gudang ". Seorang gadis yang menjaga diluar berseru.
Keempat gadis yang sibuk bertarung berhenti, dengan pakaian berantakan mereka buru-buru mengambil 3 bola voli dan keluar kemudian menutup pintu gudang.
Kayra berpikir mereka pintar juga,samar-samar mendengar percakapan mereka, itu suara ketua kelas nya.
" Kenapa kalian kesini? ".
" Itu...kata pak Dias kami disuruh mengambil bola voli untuk kelas olahraga kalian "
" Eh kenapa harus kalian? Kalian pasti membuat masalah lagi kan? ".
" Apa tuh main tuduh aja ".
" Udah lah mana bola nya, kita aja yang bawa ".
" Yaudah nih, bawa aja ".
" Udh dikunci lagi kan? ".
" Iya ini mau dikunci ".
Kayra menghela napas, dia merapikan rambut nya yang berantakan kemudian melihat jendela kecil di atas terbuka.
Dengan susah payah mendorong keranjang besi persegi tempat bola di bawah jendela, dia naik dan keluar dengan selamat.
Kayra berlari ke lapangan, disana pemanasan sudah dimulai, hanya Diego yang tidak memiliki barisan, Kayra segera masuk barisan Diego dan berbisik di telinga nya dari belakang.
" Aku kembali, tidak mencari ku, ya? ".
Melihat telinga Diego memerah, Kayra tersenyum, suasana hati nya membaik dengan menggoda Diego.
" Maaf, guru mengatakan tidak boleh keluar dari lapangan ini saat pelajaran olahraga ".
" Oh...jadi kamu menjadi anak baik ". Goda Kayra
" Kata mu, kamu suka anak yang mematuhi peraturan ". Ucap Diego
Kayra tertegun, dia melihat bagian belakang Diego, menggigit bibir bawah nya Kayra menahan diri untuk mencium Diego remaja ini, tangan nya mengelus kepala Diego.
" Ya, aku menyukai mu ".
Kata-kata Kayra seperti menggelitik telinga nya dan membuat jantung nya berdetak lebih cepat lagi, Diego merasa kepala kosong dan kebahagian entah dari mana membuncah membuat nya sangat bersemangat.
' prittttt '.
Diego kembali sadar dengan suara peluit yang memekakkan telinga.
" Baiklah pemanasan selesai, sekarang bapak akan contoh kan gerakan-gerakan nya...kalian juga ikuti, nanti di tes ". Jelas pak Dias.
" Baik pak ". Jawab serempak siswa.
Setelah menjelaskan beberapa langkah, mereka membuat lingkaran dengan guru dipusat nya, guru melempar bola ke satu-satu orang.
" Ugh ". Kayra sedikit meringis, dia lupa ada goresan di pergelangan tangan nya, dengan pendengaran tajam Diego mendengar nya.
Setelah semua mendapat bagian, guru mengabsen satu-satu untuk di tes, Diego mendekati Kayra dan meraih tangan nya, dia tahu Kayra selalu tidak menyembunyikan kebahagiaan dari nya tapi selalu menyembunyikan kesedihan nya.
Menggulung lengan baju olahraga, dia menarik napas melihat goresan pendek dan panjang, Diego menyentuh nya darah nya sudah kering.
" Kenapa? ". Ekspresi Diego menjadi dingin
Kayra melembutkan suara nya, " ini goresan kucing, nggak sakit kok ".
Diego tahu Kayra berbohong tapi dia tidak memaksa nya untuk bicara, " udah diobati? ".
" Udah ". Bohong Kayra
" Kenapa tidak memakai plester ".
Kayra tersenyum tanpa menjawab, Diego berdiri, " aku akan ke UKS ".
" Hey, jangan...ini masih di jam pelajaran olahraga ".
" Tunggu disana ". Diego berlari ke UKS
...
" Arrgh sakit banget, cupu sialan itu awas saja akan ku balas ".
" Kau bisa diam tidak, aku mengobati mu ".
" Bisakah pelan-pelan....assh...sakit... pelan-pelan ".
" Aku juga sakit, tahan aja ".
Diego berdiri di balik pintu UKS, dia menurunkan mata nya, jadi mereka yang melukai Kayra...
...
" Makasih Diego ".
" Lain kali hati-hati ". Ucap serius Diego setelah selesai memplester luka Kayra.
" Baik, aku akan menjaga diri ku...kamu juga harus jaga diri mu ".
" Aku tidak akan membiarkan orang lain melukai mu lagi ". Bisik Diego
" Hah? Apa? ". Tanya Kayra
" Tidak ada, aku akan tes...nomor absen ku terlewat ". Alih Diego.
Kayra yang teralihkan menjawab " baiklah semoga berhasil ".
" Umn ".
.
.
.
Jangan lupa vote & komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis X Figuran
FantasyTokoh utama cerita ini adalah seseorang yang tiba tiba menyadari diri nya adalah seorang figuran di dunia novel. *** Kayra menemukan sebuah buku di bawah kursi halaman sekolah, ia tidak menyangka hanya dengan membaca nya akan membuat kepercayaan pad...