Extra part 2

11K 999 55
                                    

Ada sedikit adegan dewasa tapi tidak terlalu eksplisit, jika tidak ingin membaca nya scroll aja atau tidak baca extra part juga tidak masalah karena ini tidak ada hubungan nya dengan plot cerita.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

  Dengan cahaya bulan tirai tipis itu tidak bisa menyembunyikan bayangan kedua orang yang tumpah tindih, di malam yang sunyi hanya ada napas tidak teratur di ruangan itu.

  Diego mencium hidung Kayra, " sayang... Jangan menahan suara mu "

" Ummh...die...Diego...pelan... " Kayra mengucapkan setiap kata dengan susah payah, dia menatap Diego dengan mata sembab karena menangis.

  Permohonan Kayra malah membuat Diego lebih bersemangat yang membuat Kayra menarik napas kewalahan.

  Diego memperdalam dengan hentakan, Kayra melenguh panjang, kepala nya mendongkak menatap kekosongan dengan tidak fokus, leher Kayra terekspos, Diego bisa melihat bagian itu dipenuhi tanda kepemilikan yang dibuat oleh nya.

" Cantik " Lebih cantik lagi semua bagian tubuh Kayra dipenuhi tanda milik nya dan itulah yang akan dilakukan nya.

...

  Aroma manis waffle menggelitik hidung anak kecil yang baru saja datang dari ambang pintu menuju ruang makan, dengan sumringah dia berlari kecil menuju meja makan, bola mata bulat metalik itu mencari sosok ibu nya, dia kemudian ke arah dapur dan menabrak bibi Nina.

"Aduh...nak Rei mau kemana? Jangan lari-lari atuh nanti jatuh" Bibi Nina yang membawa nampan menyimpan dengan rapi segelas susu dan kopi di meja makan yang tidak jauh dari dapur.

"Bibi, dimana Mama?" Walaupun Reiga tidak sabar bertemu mama nya, dia bertanya sopan pada Bibi Nina yang sesekali dipanggil oleh papa untuk mengurus rumah.

"Kata tuan...nyonya tidak bisa bangun dulu, jadi tuan memanggil bibi kesini untuk menyiapkan sarapan" Bibi Nina menjelaskan.

  Reiga berlari tapi kemudian dia berhenti, dia membalikan badan," terima kasih bibi "

"Ya nak Rei----eh...tunggu! Nak Rei sarapan dulu"

" Nanti bi " Teriak Reiga

  Reiga berjalan hati-hati menaiki tangga, saat mendekati pintu kamar orangtua nya dia berhenti, napas nya sedikit memburu tapi menjadi normal kembali, sebelum mengangkat tangan untuk mengetuk pintu, pintu terbuka.

  Reiga mendongkak, dia mengintip ke dalam kamar dari celah tapi di tutup ayah nya, mencebik kesal Reiga menatap tajam ayah nya, " papa! Kenapa mama nggak keluar? "

  Tatapan tajam itu tidak menindas, malah membuat mata metalik nya lebih hidup, Diego menempelkan telunjuk nya ke bibir, " shuuttt...mama capek, jangan di bangunin "

  Reiga membekap mulut nya dengan kedua tangan, dia mengangguk. Alis nya terkulai sedih, dia tidak bisa diantar ke sekolah oleh mama nya.

  Diego menggendong anak nya dengan satu tangan, dia menyipitkan mata nya puas, ck...anak ini setiap hari selalu menempel pada Kayra membuat nya tidak bisa bermesraan dengan istri nya itu, seperti nya dia harus membuat Reiga sibuk sampai tidak punya waktu luang.

Protagonis X FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang