Selamat membaca
.
.
.
" Ha----haah...haahh...haah... "
Kayra mengambil napas dalam dalam, dia menutup erat tubuh nya dengan selimut merasakan kehangatan yang sudah lama hilang.
Kayra berkedip, dia baru saja merasakan ambang kematian, dia kira dia tidak akan selamat. Kayra tersenyum cerah dan melihat sekeliling, senyum nya menjadi kaku.
Ruangan ini terlihat familiar, bukan nya ini kamar nya saat SMP!
Kayra menoleh ke meja belajar nya, dia menutupi wajah nya yang memerah, uuuhh memalukan sekali!
Dinding di hadapan meja belajar penuh dengan foto-foto Diego, yah dia mengambil foto secara diam-diam.
Setelah SMA dia menyimpan nya di kotak harta karun di bawah tempat tidur, dia berpikir kelakuan nya saat itu sangat bodoh tapi cukup menyenangkan juga.
Tubuh Kayra mematung, tunggu...bukankah dia sekarang berada di dua tahun yang lalu? Jadi dia 14 tahun? Tahun terakhir di SMP? Apakah tubuh nya yang 16 tahun benar-benar mati karena hipotermia!
" Sistem...sistem apa yang terjadi? ". Ucap Kayra cemas, kejadian yang tidak terduga membuat nya menjadi cemas.
Hening
Kenapa sistem tidak menjawab? Kemana sistem pergi? Apakah upgrade? Tapi kenapa tidak memberitahu nya?
Oke, Kay tenang tidak apa-apa toh ini juga kehidupan nya tidak perlu cemas tidak perlu takut ini kehidupan yang telah dilalui 2 tahun, oke anggap saja ada masalah pada sistem, dia hanya perlu hidup dengan hati-hati disini.
Kayra bertanya-tanya kenapa dia kembali ke masa lalu? Kembali ke masa dia mulai mengenal Diego, kenapa?
Kayra tidak menemukan jawaban nya sampai matahari terbenam.
" Sayang, dari tadi kamu dikamar setelah tidur siang, apa kamu baik-baik saja? ". Riana mengetuk pintu dan bicara dengan cemas.
" Tidak apa-apa ma, aku keasikan baca novel ". Jawab Kayra
" Baiklah, ayo kita makan malam, papa udah pulang ".
" Baik ".
Kayra ke kamar mandi untuk mandi setelah memakai pakaian kasual yang nyaman yaitu t-shirt putih dan celana pendek, dia turun ke ruang makan. Disana papa membantu mama meletakan makanan di meja makan, Kayra berlari kecil dan membantu mereka juga, setelah itu mereka menikmati makan malam dengan hangat dan harmonis.
Tiba-tiba Kayra mengingat Diego yang menceritakan kisah menyedihkan nya, dia tidak tahu apakah Diego baik-baik saja di rumah seperti neraka itu? Atau bahkan dia tidak di rumah?
Besok dia akan menyiapkan makanan lezat untuk Diego, mata Kayra berbinar penuh motivasi. Kayra ingin menebus kesedihan Diego di waktu ini, dia bukan lagi pengecut yang takut mendekati, dia akan berusaha membuat Diego bahagia di masa remaja ini.
" Ayo lagi mikirin siapa? Kenapa senyum-senyum sendiri ". Goda Riana
" Hehe nggak ada kok ". Kayra tersenyum lebar
Keesokan hari nya Kayra melihat diri nya dalam cermin, dia memakai poni palsu yang panjang nya menutupi alis, tidak lupa rambut nya di kepang satu dan memakai kacamata tentu nya.
Seragam putih lengan panjang dibalut rompi biru tua dan rok dengan warna sama, mata yang penuh vitalis dan kecantikan nya tertutupi tapi aura hangat dan tenang nya tidak bisa ditutupi.
Kayra mengambil tas putih nya dan berlari kecil ke ruang makan, " selamat pagi, mama...papa ".
Mencium pipi orang tua nya, dia duduk manis di tempat nya, meneguk smoothies nya beberapa kali sampai menghabiskan nya, dia kurang suka makan roti apalagi dipagi hari, kecuali tidak makanan lain dan dia sangat lapar roti lebih baik daripada kelaparan, entahlah dalam keadaan lapar sepertinya apapun yang kita makan tidak peduli makanan itu tidak disukai tetap enak jika memakan nya, benarkan?
Kayra segera ke dapur, makan siang yang dia masak sudah dikemas rapi dan disimpan di tas jinjing coklat. Dia mengambil nya dan menanyakan pada mama, " ma, mama yang mengemas nya? ".
" Ya tentu saja, menurut mu siapa lagi jika bukan mama ".
" Makasih mama ". Kayra memeluk Riana dan mengecup pipi nya.
" Kay pergi ke sekolah ya, sampai 1 jumpa mama ".
Riana membalas ciuman nya, " hati hati dijalan, jika ada sesuatu telepon mama oke ".
" Oke ".
" Lama, giliran papa nih ". Ucap nya cemberut
Kayra tersenyum geli melihat tingkah papa nya, dia memeluk papa dan mencium pipi nya, " Kay pamit pa ".
" Iya sayang, hati-hati jangan sampai lecet anak nya papa ".
Seusai berpamitan Kayra pergi ke sekolah dengan bahagia, dia siswi yang jujur dan pendiam jadi dia duduk dikursi nya dan mendengarkan guru dengan serius.
'brak'
Pintu terbuka keras, ada remaja yang masuk dia terlihat garang dan sulit didekati, siswa siswi disana takut pada remaja laki-laki itu.
" Diego ". Ucap Kayra tak bersuara
Diego tanpa sadar menatap Kayra di bangku depan, dia mengerutkan kening merasakan perasaan yang tidak bisa dijelaskan ini, saat sosok itu tersenyum Diego tertegun, dia tidak tahu kenapa ingin dekat dengan gadis remaja yang tampak biasa ini.
Perasaan macam apa ini!
Diego bingung kemudian marah, dia kesal dengan diri nya sendiri.
Kayra melihat Diego yang merubah berbagai ekspresi dalam sekejap, terakhir dia kesal dan duduk di paling belakang.
" Sangat imut ". Teriak Kayra dalam hati, remaja yang mulai tahap pubertas masih tidak bisa mengendalikan pikiran dan perasaan, mereka masih labil dan dalam masa awal pemberontakan.
Biasanya Diego yang 17 tahun selalu tanpa ekspresi dan hanya senyum, emosi-emosi lain hanya ditunjukan samar-samar tidak seekspresif Diego remaja ini.
Saat bel istirahat berbunyi, kelas yang berisik sedikit tenang, Kayra menghela napas dia sakit kepala mendengar keaktifan remaja-remaja ini.
Dia menoleh kebelakang, Diego yang selalu menatap Kayra kelabakan karena tertangkap basah, dia salah tingkah kepala nya menoleh ke kanan kiri, kemudian dia melihat ke luar jendela, hati nya berdebar-debar dan telinga nya merah karena malu.
Diego menendang bangku, kenapa dia seperti orang yang bersalah dia tidak salah kan melihat 'teman' sekelasnya?
Kayra menggigit bibir bawah nya gemas melihat tingkah Diego, uh ternyata saat remaja Diego sangat imut, kenapa dia tidak tahu padahal selalu memperhatikan nya?
Dia menghampiri Diego, " kamu Diego kan? ".
Diego tidak menjawab, Kayra menurunkan alis nya, " aku...bisakah kita berteman? ".
" Um ". Diego bergumam
Kayra tersenyum dengan mata bersinar, " benarkah? Kalo gitu kita bisa makan siang bersama untuk merayakan pertemanan kita, kebetulan aku membawa banyak untuk makan siang ".
Suara lembut yang menyenangkan menggelitik telinga Diego, dia melihat mata di balik kacamata itu, dengan mata teliti dia bisa melihat kelembutan dan ketulusan dalam mata itu, dia seperti berendam di air hangat yang membuat otot nya yang tegang merenggang
Dalam keadaan terpesona Diego menjawab positif, " Ya ".
" Kalo begitu kita makan siang di taman? ".
" Baik ".
Awal yang indah, Kayra menyukai nya.
..
.
Jangan lupa vote & komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis X Figuran
FantasyTokoh utama cerita ini adalah seseorang yang tiba tiba menyadari diri nya adalah seorang figuran di dunia novel. *** Kayra menemukan sebuah buku di bawah kursi halaman sekolah, ia tidak menyangka hanya dengan membaca nya akan membuat kepercayaan pad...