32. menuju akhir

9.5K 936 50
                                    

❤️Selamat membaca❤️

.

.

.

  Melihat Saffa mendekat, Diego tidak lagi dikendalikan, dia dengan cepat keluar dari pertarungan dan menuju lokasi Kayra.

  Melihat pintu putih mata Diego berbinar, tanpa pikir panjang dia mendobrak pintu sampai hancur, " Kayra! ".

  Diego segera menghampiri Kayra, dia menjadi cemas melihat Kayra yang sangat dingin diiringi napas lemah hampir tidak ada.

  Diego membawa nya keluar dari ruangan itu, dia lari gila-gilaan berharap bisa cepat sampai ke rumah sakit. Ia menggosok tubuh Kayra ke tubuh nya untuk membuat suhu tubuh Kayra kembali normal.

" Diego ".

  Suara lemah itu masih terdengar oleh Diego di tengah hiruk piruk kerusuhan, " ada apa hmm? Tunggu yah sebentar lagi...sebentar lagi ".

" Kau sangat lama ". Keluh Kayra pelan

  Mata Diego memerah, " aku tahu, maafkan aku, lain kali sebelum mereka menyentuh mu aku akan membunuh nya ".

" Diego, aku kedinginan ".

  Diego bicara dengan bibir bergetar " Aku--aku memeluk mu, tidak akan dingin-- tidak akan dingin ".

" Diego, Aku ingin tidur ".

  Diego menggretakan gigi menahan air mata nya, " jangan tidur sayang, aku akan menceritakan hal seru, jangan tidur ya... ".

" Mmh...aku ingin cerita tentang Diego ".

" Baik...baik...suatu hari ada seorang anak kecil, anak kecil itu disiksa ibu nya, dia diabaikan ayah nya, setelah bertahun tahun dia menjadi apatis dia kemudian membunuh ibu nya--- ".

  Diego merasakan dingin dipipi nya, itu adalah tangan pucat Kayra, Diego tersenyum dan cerita nya berlanjut, " dia hidup dalam kegelapan dan hanya ingin balas dendam, setelah dewasa dia bertemu malaikat manis, malaikat nya sangat perhatian dan lembut, dia pun menghiraukan semu dendam nya dan menjaga malaikat manis itu ".

  Wajah Diego suram, " tapi ada yang merebut malaikat nya, dia bersumpah untuk membunuh semua nya".

  Mata Diego melembut melihat ke mata Kayra yang tampak khawatir, " aku tidak baik sama sekali, apa kamu tetap bersama ku? ".

  Kayra tersenyum lembut, " apapun sifat mu, jika orang itu adalah Diego aku akan bersama mu ".

  Diego mencium lembut bibir pucat Kayra, dia menyatukan dahi mereka, hati nya yang berbunga seketika menegang merasa tangan Kayra jatuh dari pipi nya.

" Diego, aku mencintai mu ". Bisikan itu terbawa angin

  Diego mengeratkan pelukan nya, " Kay...Kay...Kay bangun ".

  Tubuh dingin Kayra tidak merespon, Diego menatap nya sayu," Kay bangun yah...aku tidak mau sendiri ".

" Sayang....kau bilang mencintai ku? Jadi kembalilah kepada ku, kau bilang kita akan bersama, Kay...bangun ". Ucap Diego dengan nada memohon

" Kay bangun ".

  Diego berlutut, dia bergumam sambil memeluk erat tubuh Kayra, dia seperti monster terluka yang diam disudut dan merengek gelisah.

  Seekor kucing putih mendekati Kayra, sistem menggosokan kepala nya ke tubuh Kayra

[ Nona, ini salah ku ]

  Saffa dengan hati hati mendekat tapi Diego menatap nya waspada, dia seperti naga yang menjaga harta Karun nya, Saffa hanya bisa berdiri 1 meter dari mereka.

  Suasana sedih dan putus asa menyelimuti Diego seperti awan hitam, saat dia mendengar Anaya, Diego melihat nya dengan benci.

" A--apa yang terjadi pada Kayra? ". Anaya melihat ka Kayra kemudian melihat ke Diego dengan bersyukur, " terima kasih Diego karena menyelamatkan ku ".

" Ini semua salah mu ". Diego menatap datar Anaya

" Apa? Aku salah apa? ".

" Kendali sialan itu! Kau pemicu nya berarti itu salah mu! ". Mata Diego kosong tak bernyawa

  Saffa dan sistem melihat bahwa situasi ini tidak benar, Saffa bicara, " Diego tenanglah! Ini salah penjahat nya ".

  Diego melepaskan Kayra dengan hati hati, dia berdiri menarik pisau yang masih ada darah segar bekas pertarungan tadi.

  Dia mencengkram pisau nya, Saffa panik dan berusaha menenangkan Diego, " Diego, Diego berhenti jangan membunuh nya! ".

  Saffa memutar otak nya, " Diego, Kayra pasti tidak ingin melihat mu seperti ini, dia pasti membenci mu karena membunuh ".

  Diego berhenti, di mengerutkan kening dan menggeram marah, pisau dari tangan nya terbang dan menusuk kaki Saffa, " aahkhk ".

  Saffa terhuyung dan jatuh, dia menjerit merasakan sakit di kaki nya.

" Tidak mungkin! Kayra tidak mungkin membenci ku! ". Diego menunjuk Anaya, " dia yang salah dan sepantasnya mati, Kayra pasti tidak akan membenci ku ".

  Diego mencabut pisau yang tertancap di kaki Saffa membuat Saffa menjerit, dengan kebencian yang tidak tersamar Diego menusuk dada Anaya, " aku tidak akan melepaskan mu sampai aku melihat mu mati dengan mata ku ".

  Tusukan demi tusukan membuat tubuh Anaya mengejang, dia bahkan belum menjerit tapi terus mendapat tusukan bertubi tubi.

  Saffa pucat melihat kebrutalan Diego membunuh Anaya, dia tidak habis pikir inikah Diego yang hilang hati plus otak? Baru kali ini dia melihat pembunuhan brutal secara langsung...seru juga.

[ Hati mu berdebar kencang, sangat bersemangat? Aneh apakah kamu psikopat? ]

" Enak saja, tapi bisa jadi ". Jawab Saffa pada sistem.

  Tubuh Anaya berkedut kemudian tak bergerak lagi, Diego berdiri menatap datar mayat Anaya tanpa noda darah di tubuh nya, dia tidak ingin ternoda darah kotor Anaya.

  Tiba-tiba bumi berguncang, Diego segera melindungi tubuh Kayra, setelah guncangan nya berhenti, Diego membawa tubuh Kayra dengan hati-hati ke salah satu villa nya.

  Kucing putih itu menghilang di hadapan Saffa membuat Saffa melotot, " sistem aku melihat mu menghilang, dimana kau? ".

[ Aku kembali menjadi sistem tanpa intensitas, dunia novel ini tidak stabil karena salah satu protagonis meninggal ]

" Jadi jika tidak stabil kenapa? ". Tanya Saffa bingung

[ Dunia ini akan runtuh, berarti akan terpecah pecah menjadi molekul dan bush---- lenyap ]

" Aaah kenapa lenyap? Ini novel favorit ku ". Tubuh Saffa layu, tubuh nya perlahan-lahan menghilang

" Sistem! Apa yang terjadi padaku? ". Teriak Saffa

[ Kamu akan kembali ke duni mu ]

" Aaah aku tidak mau--- ". Teriak Saffa sampai tubuh nya benar-benar menghilang.

.

.

.

Jangan lupa vote & komen

Protagonis X FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang