24. pengakuan

11.5K 1K 27
                                    

Kaya nya cerita ku ini santai santai aja ya, oh iya apa kalian tahu kenapa aku buat cerita ini?

aku buat cerita ini karena aku jarang nemu cerita yang tokoh utamanya itu kalem, nggak ada masalah, nggak terlu over power, nggak jahat, nggak dingin tapi manja, nggak polos, nggak bar-bar dan nggak terlalu terlibat masalah emosional sama beberapa cowok.

Aku greget banget cuma ada beberapa cerita yang kaya tadi, jadi aku bikin cerita ini deh, lega rasa nya udah publish cerita ini dan kalian juga bisa pada baca.

Oke kalian boleh baca, nikmati dan baca perlahan~

.

.

.

  Diego merasa Kayra tidak berpegangan pada nya, dia menghela napas, hubungan mereka sudah dekat kenapa Kayra masih ragu untuk lebih dekat dengan nya, jika itu wanita lain pasti sudah menempel seperti ulat.

' Brum '

  Diego tersenyum cerah merasakah sepasang tangan melilit pinggang nya, dia meningkatkan kembali kecepatan motor nya.

  Setelah Kayra turun dari motor, kaki nya gemetar, dia seperti berjalan di awan. Tubuh nya kaku merasakan pinggang nya dipegang kuat.

" Maaf, lain kali aku akan mengatur kecepatan nya ". Suara Diego yang rendah terdengar sangat dekat di telinga nya membuat jantung Kayra berdetak lebih cepat.

  Kayra menundukkan kepala nya karena dia yakin wajah nya pasti memerah, " itu tidak masalah, aku hanya tidak terbiasa ".

" Bukan kah kita pulang, ini dimana? ". Tanya Kayra.

" Aku membawa mu kesini setelah itu kita bisa pulang, apa kau keberatan? ". Kata Diego

  Kayra menggelengkan kepala " tidak ".

" Kalo begitu, ayo ". Ajak Diego memapah Kayra

" Woah tempat apa ini? Ada rumah pohon, emm...bau makanan...seperti nya lezat! ". Seru Saffa

  Di tengah pohon yang rimbun ada sebuah rumah kecil di atas pohon besar, ada juga sungai jernih memperlihatkan batu batu di kedalaman dan ikan yang berenang dengan lincah.

  Kayra terpesona, dari dulu ia selalu suka tanaman dan favorit nya adalah anggrek bulan, Selain itu dia juga sangat ingin membangun rumah pohon di dekat rumah nya, sayang sekali itu tidak terwujud karena selalu ada saja kendala nya jadi Kayra pun melupakan nya.

" Suka? ". Tanya Diego

" Ka----kamu, kamu yang membuat nya? ".

" Ya untuk mu, apa aku perlu membuat nya di dekat rumah mu? ". Ucap Diego lugas.

  Kayra menggeleng cepat, " tidak tidak ".

" Hey...ayo ke atas, kami sudah menyiapkan nya ". Alan berteriak dari rumah pohon tersebut.

  Kayra melirik Diego, yang dilirik hanya tersenyum dan mendorong lembut Kayra untuk ke atas. Kayra yang baru sampai di atas melihat Saffa yang tidak sabar untuk makan tapi ditahan Edward.

" Yaudah, Diego buruan dong! ". Ucap kesal Saffa

  Diego menatap tajam pada Saffa kemudian berbalik menghadap Kayra, dia menundukkan kepala nya karena perbedaan tinggi mereka.

" Aku akan mengatakan sesuatu ". Ucap Diego

  Suasana yang mendadak serius ini membuat Kayra gugup, dia sedikit menggigit bibir bawah nya dan berdiri tegak.

" Aku ---- ". Kalimat Diego terpotong oleh Saffa

" Apa kalian dengar? Ada yang meminta tolong! ".

  Diego menggretakan gigi nya, dia ingin mengatakan dengan kejam itu bukan urusan nya jika seseorang terluka atau mati, tapi dia menahan diri karena ada Kayra disini.

" Tuh tuh kan dengar deh, suara nya seperti di arah barat ". Saffa berdiri dan menghampiri jendela

" Ayo kita lihat ". Ajak Kayra, dalam hati nya dia sudah tahu ini akan terjadi, kehendak dunia ini sangat kuat untuk tetap berjalan sesuai dengan plot.

  Melihat Kayra yang pertama turun, sebelum pergi Diego melirik Saffa dengan dingin.

" Apa? Ada apa? ". Saffa melirik bingung teman teman Diego .

" Bodoh ". Ejek Ethan

" Yo~ tidak disangka ada gudang disini ". Mereka berjalan lebih dekat ke suara samar minta tolong itu, ternyata ada gudang dengan ukuran standar.

" Seperti nya ini gudang kayu ". Analisis Ethan melihat beberapa kayu yang sudah ditebang rapi di dekat gudang.

  Saffa mengetuk pintu besar gudang, " halo halo ada orang di dalam? ".

  Edward berlari dan menendang pintu nya, dia tersenyum " cara ini lebih sopan kan? ".

  Kayra mundur karena terkejut dengan serangan tiba tiba dari Edward, Diego yang ada di belakang nya mengaitkan tangan ke bahu Kayra, " ayo ".

" Brengsek! Siapa kalian?! ". Ada 3 laki laki di gudang itu, Kayra juga melihat 2 orang gadis, salah satu nya di ikat di tiang dan yang lain nya tergeletak di lantai.

" Siapa kita? Kita hanya orang yang lewat ". Ucap Edward

" Abaikan kita dan lanjutkan saja ". Kata Saffa

" Bocah, pergi saja sana! ". Ucap salash seorang pria berbaju hitam

" Jika kita tidak mau ". Saffa memiringkan kepala nya

" Akan kita penggal kalian semua ". Masing masing dari mereka memegang cerulit dan pisau.

  Saffa berlari ke belakang tubuh Edward, " ayo siapa takut, kalian akan habis oleh teman-teman ku ".

  Alan melirik Diego, melihat persetujuan nya Alan memulai aba-aba, " serang ".

  Kayra menunggu dengan gugup, melihat bahwa penjahat itu menggunakan senjata dia tidak bisa tidak khawatir, tapi ternyata melihat penjahat bisa dengan mudah dilumpuhkan dia menghela napas lega.

  Kayra menghampiri gadis yang tergeletak di lantai, gadis berambut panjang itu memiliki luka di tangan dan wajah nya, Kayra mengerutkan kening, dia segera membongkar tas nya untuk menemukan p3k.

  Setelah mengobati dengan hati-hati supaya tidak luka tidak membekas, dia ingat untuk meminta sistem mencaritahu tentang gadis ini, " Sistem, apa ini Cassandra? ".

[ °°°°° ]

[ Nama : Cassandra Oracle
  Status : antagonis utama
  Watak : jahat, licik, egois ]

  Meletakkan tubuh Cassandra dengan hati-hati, dia kemudian melihat keadaan Anaya, Anaya pingsan mungkin tadi setelah berteriak dia dipukul penjahat itu.

" Ayo pergi ". Ucap Diego menarik tangan Kayra

  Kayra bicara dengan ragu, " tapi mereka bagaimana? ".

" Aku sudah memanggil polisi dan sebentar lagi pasti kesini ". Dia melirik teman teman nya, " awasi mereka sampai polisi datang ".

" Ini udah sore, aku akan mengantar mu pulang ".

" Baik, um...terima kasih ".

.

.

.

Jangan lupa vote & komen

Protagonis X FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang